Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Kanker usus besar atau kanker kolorektal kini semakin banyak didiagnosis pada orang dewasa muda. Menurut data terbaru yang dirujuk pada laman Universitas California, menunjukkan peningkatan kasus ini pada orang-orang di bawah usia 50 tahun.
Penyakit ini kian menjadi sorotan sejak kematian aktor Chadwick Boseman pada Agustus 2020. Bintang film Black Panther tersebut meninggal dunia di usia 43 tahun setelah empat tahun melawan kanker usus besar.
Meski jarang terjadi pada usia muda, kanker kolorektal merupakan kanker ketiga yang paling umum. Menurut National Cancer Institute, kanker usus besar menjadi jenis kanker yang paling mematikan nomor dua di dunia.
Dilansir dari laman Kementerian Kesehatan, kanker kolorektal adalah jenis kanker yang menyerang usus besar atau rektum, di mana sel-sel tumbuh secara tidak terkendali. Pertumbuhan ini biasanya diawali oleh polip, yaitu jaringan abnormal di usus besar atau rektum yang dapat berkembang menjadi kanker jika tidak diatasi. Menurut American Cancer Society, risiko seseorang terkena kanker kolorektal adalah 1 dari 23 untuk pria dan 1 dari 25 untuk wanita. Faktor risiko meliputi genetika, lingkungan, dan gaya hidup.
Gejala Kanker Usus Besar
Pada tahap awal, polip atau kanker usus besar sering kali tidak menunjukkan gejala. Namun, ada beberapa tanda yang perlu diperhatikan, dilansir dari laman Kementerian Kesehatan, berikut di antaranya:
- Perubahan kebiasaan buang air besar, seperti diare atau sembelit berkepanjangan.
- Darah pada tinja atau pendarahan rektal.
- Perasaan bahwa usus tidak sepenuhnya kosong setelah buang air besar.
- Penurunan berat badan tanpa sebab yang jelas.
- Kram atau nyeri perut.
- Kelelahan atau rasa lemah yang berkepanjangan.
- Jika kanker telah memasuki stadium lanjut, gejala dapat meluas, seperti sakit kuning, pembengkakan pada lengan atau tungkai, sakit kepala, atau patah tulang.
Penyebab
Hingga kini, penyebab pasti kanker usus besar belum diketahui. Namun, beberapa faktor berikut diduga dapat meningkatkan risikonya:
- Pola makan rendah serat dan tinggi daging merah atau lemak.
- Kebiasaan merokok dan konsumsi alkohol.
- Jarang berolahraga.
- Berat badan berlebih atau obesitas.
- Riwayat keluarga dengan kanker usus besar.
- Menderita polip usus atau penyakit radang usus.
- Pernah menjalani radioterapi di perut.
Sebelum terlambat, ada baiknya Anda mencegah kanker usus besar. Hal ini dapat dimulai dengan menjalani gaya hidup sehat, termasuk mengonsumsi makanan kaya serat, rutin berolahraga, dan menghindari merokok serta alkohol. Deteksi dini melalui pemeriksaan rutin juga sangat penting, terutama jika memiliki faktor risiko.
Bagi yang mengalami gejala gangguan pencernaan berulang atau memiliki riwayat keluarga dengan kanker usus besar, segera konsultasikan ke dokter. Pemeriksaan awal seperti kolonoskopi dapat membantu mendeteksi polip atau tanda kanker sebelum berkembang lebih jauh.
KARUNIA PUTRI | KEMENTERIAN KESEHATAN | UNIVERSITAS CALIFORNIA
Pilihan Editor: Saran Pakar buat Gen Z agar Terhindar dari Kanker di Usia Muda
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini