Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Magelang - Ritual Selametan Puser Bumi diadakan di Bukit Tidar, Magelang, Jawa Tengah, Minggu 24 Maret 2019. Selametan ini menerapkan konsep kenduri atau perjamuan makan tumpeng bersama, menyuguhkan kekayaan ragam kuliner Indonesia.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ada beragam tumpeng yang disiapkan penduduk sekitar. Ada tumpeng nasi putih, tumpeng nasi kuning, tumpeng nasi merah yang terbuat dari beras merah, dan tumpeng merah putih seperti bendera Indonesia yang menggunakan nasi putih dan nasi merah.
"Semua bahan tumpeng ini asli dari Magelang," kata Ariyanto, Kepala Desa Jambewangi, Kecamatan Pakis, Magelang. Tempo sempat mencicipi tumpeng merah putih bersama penduduk sekitar. Tumpeng itu dilengkapi lauk berupa mi, urap kelapa, ayam kecap, selada, dan timun.
Rute perjalanan menuju puncak Bukit Tidar, Magelang, Minggu, 24 Maret 2019. TEMPO | Bram Setiawan
Cita rasa tumpeng dengan lauk pauknya dominan manis, identik kuliner Jawa Tengah. Tidak ada rasa pedas yang terlalu dalam tumpeng ini. Selain lauk tadi, lauk ayam kampung goreng bumbu opor yang disajikan dalam wadah berbeda karena berbentuk utuh dan jumlahnya banyak.
Artikel terkait: Selametan Puser Bumi: Wong Jowo Ojo Ilang Jawane
Acara makan tumpeng ramai-ramai ini menjadi penutup ritual Selametan Puser Bumi di Bukit Tidar. Acara ini diawali dengan hiburan pementasan Tari Topeng Ireng. Sambil mengisi waktu, masyarakat yang hadir dapat menuliskan harapan mereka pada secarik kertas kemudian menempelkannya di Gunungan Umbul Donga.
Prosesi sebelum membakar Gunungan Umbul Donga dalam Selametan Puser Bumi di puncak Bukit Tidar, Magelang, Minggu, 24 Maret 2019. TEMPO | Bram Setiawan
Seusai tari topeng ireng, pendoa maju ke depan Gunungan Umbul Donga lalu membakar gunungan itu sebagai simbolisasi mengantar doa masyarakat tadi. Ritual dilanjutkan dengan siraman di Tugu Paku Tanah Jawa dan setelahnya masyarakat meletakkan wadah makanan berisi tumpeng mengelilingi Tugu Paku Tanah Jawa. Barulah makan bersama dimulai.