Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Gaya Hidup

Apa Itu ADHD yang Bikin Anak Tidak Bisa Diam

ADHD termasuk gangguan yang membuat anak sulit untuk fokus sehingga seringkali mereka tidak bisa diam, berikut penjelasannya lebih lanjut.

22 Juni 2023 | 13.31 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Ilustrasi anak bermain di taman bermain atau playground. Foto: Unsplash.com/Zachary Kadolph

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD) atau Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktif (GPPH) merupakan kondisi yang menyebabkan seorang anak sulit memfokuskan perhatiannya bahkan cenderung membuat anak tidak bisa diam. ADHD termasuk salah satu jenis gangguan mental yang kerap kali terjadi pada anak-anak dan tak jarang dapat bertahan hingga anak beranjak dewasa.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Lalu, sebenarnya apa itu ADHD? Bagaimana gejala, penyebab dan cara pengobatannya? Lebih jelasnya, simak informasi berikut ini.

Definisi ADHD

Mengutip cdc.gov, ADHD adalah sebuah gangguan neuro perkembangan paling umum yang terjadi pada masa kanak-kanak. ADHD pada anak ditandai dengan kesulitan dalam memperhatikan, hiperaktivitas, dan impulsivitas yang berlebihan. Meski ADHD termasuk salah satu gangguan neurologis yang paling umum pada masa kanak-kanak, namun gejalanya bisa bertahan hingga remaja bahkan dewasa.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

ADHD terbagi ke dalam 3 subtipe tergantung jenis gejalanya. Berikut adalah tiga jenis ADHD yang dapat muncul:

1. Dominan Inatentif. Tipe ini membuat individu sulit mengorganisir atau menyelesaikan tugas, memperhatikan detail, atau mengikuti instruksi atau percakapan. Orang tersebut mudah teralihkan atau melupakan detail rutinitas harian.

2. Dominan Hiperaktif-Impulsif. Tipe ini membuat individu gelisah, banyak bicara dan sulit mengendalikan impulsivitas. Mereka juga Sulit untuk duduk diam dalam waktu lama, misalnya saat makan atau mengerjakan pekerjaan rumah. Anak-anak kecil mungkin sering berlari, melompat, memanjat, sering menginterupsi orang lain, merampas barang dari orang lain, atau berbicara pada waktu yang tidak tepat. Sulit bagi orang tersebut untuk menunggu giliran atau mendengarkan petunjuk.

3. Kombinasi Hiperaktif-Impulsif dan Inatentif. ADHD jenis ini merupakan gabungan dari dua tipe di atas secara seimbang ada pada individu.

Gejala ADHD

Sebenarnya menjadi hal yang biasa bagi anak-anak ketika mengalami kesulitan dalam konsentrasi dan perilaku. Namun, anak-anak dengan ADHD tidak hanya tumbuh dengan perilaku-perilaku tersebut, gejalanya bisa berlanjut dan bertambah parah. Anak-anak dengan ADHD mungkin akan kesulitan berhubungan baik, sulit merasa percaya diri, dan cenderung memiliki perilaku yang buruk di sekolah atau rumah. Berikut adalah beberapa gejala anak dengan ADHD.

  • Sering bermimpi siang
  • Sering lupa atau menyimpan barang-barang dengan tidak tepat
  • Tidak bisa diam dan sering bergoyang atau gelisah
  • Bicara terlalu banyak
  • Melakukan kesalahan yang tidak teliti atau mengambil risiko yang tidak perlu
  • Mengalami kesulitan mengendalikan diri
  • Sulit menunggu giliran
  • Menghadapi kesulitan dalam bergaul dengan orang lain
  • Kesulitan untuk memperhatikan dan tetap teratur
  • Memiliki kegelisahan yang berlebihan.

Penyebab ADHD

Penyebab ADHD belum sepenuhnya dipahami, namun penelitian menunjukkan bahwa genetika memainkan peran penting untuk menjadi penyebab ADHD pada anak. Selain itu, ada sejumlah faktor-faktor lain yang menjadi penyebab ADHD, diantaranya:

1. Genetika

Studi menunjukkan bahwa faktor genetik memiliki peran penting dalam risiko seseorang mengalami ADHD. Anak-anak yang memiliki anggota keluarga dengan riwayat ADHD memiliki kemungkinan yang lebih tinggi untuk mengalami gangguan ini.

2. Perubahan dalam struktur otak dan fungsi neurotransmitter

Beberapa penelitian telah menunjukkan perbedaan dalam struktur otak dan aktivitas neurotransmitter pada individu dengan ADHD. Gangguan dalam sistem saraf dan regulasi neurotransmitter seperti dopamin, norepinefrin, dan serotonin dapat mempengaruhi kemampuan seseorang dalam mengatur perhatian, impulsivitas, dan aktivitas motorik.

3. Paparan lingkungan

Faktor lingkungan tertentu juga dapat mempengaruhi risiko ADHD. Beberapa faktor yang telah diteliti meliputi paparan terhadap zat beracun seperti timbal, merkuri, dan polutan lingkungan lainnya.

4. Merokok dan mengonsumsi alkohol

Faktor-faktor seperti paparan merokok selama kehamilan juga dapat menjadi penyebab anak mengidap ADHD. Selain itu, anak yang terpapar alkohol dan obat-obatan saat masih menjadi janin dalam kandungan juga dapat mengalami kondisi serupa.

Pengobatan ADHD

Sayangnya, ADHD tidak dapat disembuhkan sepenuhnya. Namun pengobatan ADHD sering kali merupakan kombinasi terapi perilaku dan pengobatan dengan obat-obatan. Setiap individu dengan ADHD memiliki kebutuhan yang berbeda, oleh karena itu penting untuk berkonsultasi dengan profesional medis atau psikolog untuk menentukan rencana pengobatan yang sesuai.

Dengan melakukan pengobatan kombinasi obat dan terapi, gejala ADHD dapat dikendalikan sehingga individu dapat menjalani kehidupan yang normal. Sementara, untuk anak-anak usia prasekolah (4-5 tahun) dengan ADHD, terapi perilaku, terutama pelatihan bagi orang tua, direkomendasikan sebagai pengobatan utama sebelum mencoba pengobatan dengan obat.

RIZKI DEWI AYU 

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus