Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Saat berwisata ke Yogyakarta, salah satu tempat kuliner yang khas di sana adalah warung angkringan. Tempat makan itu menjajakan berbagai makanan. Salah satu yang ikonik adalah nasi kucing. Bagaimana asal usulnya?
Kata “nasi kucing” berarti “nasi untuk kucing”, karena porsinya yang kecil. Kata tersebut berasal dari kebiasaan masyarakat Jawa yang memelihara kucing dan memberikan makanan untuk kucing dengan porsi yang kecil.
Dilansir dari Ensiklopedia Universitas Sains dan Teknologi Komputer (STEKOM), umumnya masyarakat Jawa suka memberi makan kucing dengan gereh pindang yang dicampur dengan sedikit nasi. Hal inilah yang membuat makanan ini disebut dengan nasi kucing.
Awalnya nasi kucing ini ditujukan untuk kalangan menengah ke bawah. Namun saat ini nasi kucing sangat digemari oleh berbagai kalangan. Terutama kalangan muda seperti mahasiswa atau pekerja muda. Nasi ini sangat ramai jadi andalan ketika era reformasi, saat bahan pokok mengalami kenaikan harga.
Nasi kucing merupakan nasi yang disajikan dalam porsi kecil. Porsi nasi kucing yang sedikit biasanya tersaji bersama sejumlah macam lauk seperti ikan bandeng atau tempe. Juga dilengkapi dengan sambal lalu dibungkus menggunakan daun pisang.
Biasanya menu ini juga divariasi dengan berbagai toping lain seperti sate, gorengan, tahu bacem, bihun goreng, dan lain sebagainya.
Makanan ini banyak ditemui di daerah Yogyakarta, Semarang, dan Surakarta.
Dalam buku berjudul Angkringan: Unik dan Tak Lekang oleh Waktu yang ditulis oleh Ratih Kartika, disebutkan bahwa pada tahun 1940-an, seorang warga Klaten bernama Karso Djukut mulai mengenalkan angkringan di kota Solo.
Ketika itu Karso Djukut berjualan angkringan dengan dipikul dan dijajakan dengan berkeliling kampung. Kemudian, masyarakat lain pun mengikuti jejaknya dan berjualan di pusat-pusat kota di Solo seperti di sekitaran Bioskop Sriwedari dan kegiatan malam Selikuran. Salah seorang penjual bernama Pairo memilih berjualan secara menetap di sekitaran Stasiun Tugu.
Ketiga daerah tersebut memiliki julukan bagi penjual nasi kucing secara berbeda-beda, misalnya di Yogyakarta tempat berjualan nasi kucing disebut dengan angkringan. Sementara itu, di Kota Semarang disebut kucingan dan di Solo biasa disebut warung hik.
Saat ini, angkringan sudah berkembang ke berbagai kota. Berbagai menu yang mudah dibuat membuat kuliner ini cepat menyebar. Bahkan bisa dibuat sendiri di rumah.
Melansir Cookpad, berikut resep dan cara membuat nasi kucing khas Yogyakarta yang mudah dan simpel. Pada nasi kucing khas Yogya ini, menu utama yang harus ada adalah oseng tempe. Resep ini bisa Anda praktikkan sendiri di rumah. Sehingga Anda tidak perlu susah-susah pergi ke Yogyakarta untuk merasakannya.
Bahan-bahan telur pindang :
14 butir telur rebus kupas
3 butir bawang merah besar dan kulitnya, geprek
3 siung bawang putih dan kulitnya, geprek
4 lembar daun salam
2 teh celup
2 sendok makan gula merah aren sisir
2 sendok makan kecap manis
1 sendok makan garam
air secukupnya
Bahan-bahan oseng tempe :
1 papan besar tempe potong kotak dan goreng sebentar
300 gram kacang panjang, potong sesuai selera
5 sendok makan kecap manis
2 sendok makan kecap asin
1 sendok makan masako
1 sendok teh garam
2 sendok teh gula pasir
2 lembar daun salam
1 batang serai, potong menjadi 4 bagian lalu geprek
50 mililiter air
50 mililiter minyak goreng untuk menumis
Bumbu iris :
8 butir bawang merah
5 siung bawang putih
100 gram cabai hijau keriting
50 gram cabai merah keriting
Langkah-langkah :
Langkah 1
Masak telur pindang dengan cara merebus telur dan semua bahan selama kurang lebih 20 menit hingga telur berwarna coklat tua, kemudian angkat.
Langkah 2
Selanjutnya masak oseng tempe. Tumis bawang putih hingga harum, kemudian tambahkan cabai, daun salam, dan serai dan masukkan tempe yang sebelumnya telah digoreng sebentar, serta kacang panjang yang telah dipotong-potong
Langkah 3
Langkah terakhir, sajikan telur pindang dan oseng tempe dengan nasi hangat dan bungkus dengan daun pisang. Dengan resep ini, Anda bisa membuat kurang lebih 14 porsi nasi kucing.
Pilihan Editor: Raffi Ahmad dan Nagita Slavina Makan di Angkringan. Apa Asyiknya?
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini