Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Gulai tempoyak ikan patin dan pindang ikan patin menjadi kuliner andalan di Jambi. Sekretaris Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jambi, Eka Feriani mengatakan dua hidangan tersebut menjadi kuliner khas masyarakat Jambi baik dalam masakan keseharian maupun acara adat, seperti pesta pernikahan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca juga:
Menyantap Papeda di Jakarta Sambil Belajar Cara Makannya
Hari Kuliner Nusantara Go-Food, Ada 3 Promo Menggiurkan
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Tempoyak dan pindang masih menjadi kuliner andalan masyarakat Jambi. Masakan itu kerap kita temui di masyarakat bahkan banyak dijual di rumah makan ternama di Jambi," kata Eka Feriani.
Masakan yang berasal dari buah durian yang difermentasi itu memang sempat menjadi polemik. Provinsi Sumatera Selatan mengakui masakan tersebut berasal dari daerah itu. Namun menurut Eka, tempoyak memang dikenal dari Sumatera. Terkait asal mulanya, Eka menyebut Sumatera Selatan dan Jambi berdekatan sehingga makanan itu dikenal dari daerah itu.
"Dulu kebanyakan tempoyak dibuat orang Jambi, tapi orang lain juga bisa membuat masakan tersebut," ucap Eka Feriani. Seperti hidangan tepek ikan khas Jambi, dia melanjutkan, orang Palembang juga bisa membuatnya.
Mengenai kemungkinan mendaftarkan hak paten kuliner andalan Jambi tersebut, Eka mengatakan belum ada karena masakan tersebut juga banyak di daerah lain, bahkan daerah lain lebih dulu mempopulerkannya. "Tapi tempoyak dan pindang yang paling enak rasanya ya dari Jambi."
Artikel lainnya:
5 Keistimewaan Kopi Oksibil Papua, Dikemas dengan Koteka
Gulai tempoyak bisa dijadikan lauk maupun dimakan tanpa nasi. Namun ada orang yang tak sanggup menyantapnya karena tingkat keasamannya yang cukup tinggi. Tempoyak terasa asam karena bahannya berasal dari fermentasi buah durian.
Masakan tempoyak bisa dicampur dengan berbagai jenis ikan air tawar seperti ikan patin, baung, toman, lais, seluang panto, lambak, betok.Begitu juga dengan gulai pindang, juga bisa dicampur dengan ikan sungai seperti ikan baung, ikan gabus dan ikan air tawar lainnya .