Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Gaya Hidup

Bagaimana Bisa Stres Orang Tua Menyakiti Anak? Begini Kiat Mengatasi Self Harm

Tindakan ini dipandang sebagai cara untuk meluapkan rasa sakit dan stres psikologis hingga mengembalikan rasa tenang.

17 April 2024 | 00.31 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Ilustrasi stres/bingung. Shutterstock.com

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Fenomena self harm atau menyakiti diri sendiri adalah peristiwa penghancuran jaringan tubuh yang disengaja seperti tindakan memotong atau membakar yang tidak bertujuan untuk bunuh diri. Bagaimana kaitannya dengan stres? Self harm sering terjadi pada anak muda, terutama pada perempuan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Self harm dapat terjadi lantaran pelaku tidak mampu melupakan emosinya karna suatu masalah hingga akhirnya menyakiti diri sendiri. Tindakan ini dipandang sebagai cara untuk meluapkan rasa sakit dan stres psikologis hingga mengembalikan rasa tenang.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Self harm tentunya sangatlah berbahaya baik secara fisik ataupun secara mental, jika tidak dapat diatasi secara cepat maka fenomena ini akan terus berlanjut.

Fenomena self harm merupakan suatu bentuk gangguan psikologis. Belakangan ada sebuah penelitiaan yang mengungkapkan bahwa stress orang tua di masa kecil terhadap anak berdampak pada peristiwa self harm yang mungkin terjadi pada anak tersebut.

Para peneliti mengukur stres orang tua yang dapat memengaruhi anak dengan menggunakan indeks stres pengasuhan anak , sebuah alat laporan mandiri tervalidasi yang menilai besarnya stres dalam hubungan orang tua-anak dalam tiga bidang utama: karakteristik anak (misalnya sifat menuntut, hiperaktif); karakteristik orang tua (misalnya kesehatan, keterikatan , dan kompetensi); dan stres umum (misalnya finansial, isolasi sosial ).

Penelitiaan ini dilakukan untuk mengungkap faktor- faktor terjadinya tindakan non- suicide self-injury (NSSI), dilakuakan dengan mengamati 759 orang anak, selama masa perkembangan mereka saat berumur 6, 12, dan 16 tahun.

Penelitiaan tersebut mengungkapkan bahwa tingkat stres pada saat anak berusia 6 tahun berperan terhadap meningkatnya perilaku NSSI ketika ia remaja. Faktor spesifik penyebab meningkatnya perilaku NSSI ialah adanya paparan peristiwa negatif seperti kematian orang- orang terdekat, insiden kecelakaan, luka bakar, dan hampir tenggelam.

Adapun beberapa hal yang dapat dilakukan untuk menghindari anak dari fenomena self harm adalah sebagai berikut:

1. Kenali Kerentanan Anak

Beberapa hal berisiko membuat anak rentan mengalami masalah psikologis. Kenali masalah- masalah khusus yang dihadapi anak seperti misalnya anak adalah seorang berkebutuhan khusus, atau anak dirawat oleh orang tua tunggal.

2. Pahami Masalah Diri yang Dapat Mempengaruhi Gaya Pengasuhan Anak

Beberapa hal mungkin dapat menjadi faktor yang mempengaruhi cara mengasuh anak, hal- hal tersebut seperti, adanya masalah tertentu yang dihadapi orang tua saat kecil, gaya didikan saat orang tua masih kecil. Kemudian pahami cara mengatasi masalah tersebut misalnya menghubungi orang- orang tertentu untuk berbagi masalah.

3. Pahami Masalah yang membuat setres

Kemungkinan faktor lain yang juga turut membuat orang tua bermasalah secara psikologis sehingga berpengaruh pada pengasuhan anak seperti adanya masalah pekerjaan, keuangan, atau masalah kesehatan.

4. Menjadi Panutan Bagi Anak tentang cara proaktif dalam mengatasi masalah stress dengan sehat.

Dengan cara ini anak akan cenderung terhindar dari hal- hal tidak sehat termasuk melukai diri sendiri saat mengalami masalah dan stress.

5. Bersikap Baik Terhadap Diri Sendiri

 Ketika sesuatu yang diharapkan orang tua tidak berjalan sesuai rencana, berikan anak ruang untuk tumbuh. Di masa- masa sulit harus terus berbalas kasih terhadap diri sendiri dan anak.

6. Bersikap Konsisten

Dinamika pengasuhan yang sehat harus secara konsisten diterapkan. Luangkan waktu untuk menjalin kedekatan dengan anak misalnya dengan mengajak bermain, meskipun hanya dalam 30 menit sehari, namun jika dilakukan konsisten akan berpengaruh terhadap kualitas hubungan anak dan orang tua yang lebih baik ke depannya.

7. Cari Bantuan Profesional

Jika merasa kewalahan dan terus khawatir dengan kondisi psikologis anak maka orang tua dapat meminta bantuan dari profesional untuk menyelesaikan masalah tersebut.

Penelitian terhadap stres orang tua menyakiti anak dapat menjadi acuan bahwa hendaknya setiap orang tua lebih memperhatikan lagi berbagai hal yang dapat mengganggu hingga menyebabkan masalah psikologis tertentu pada anak, misalnya self harm yang efeknya baru dirasakan saat anak beranjak dewasa dan bisa berakibat fatal terhadap tumbuh kembang mental anak. 

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus