Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Gaya Hidup

Bagaimana Majalah Cetak Bertahan di Era Digital

Media cetak melewati tenggat "kematian" yang diprediksi banyak pakar komunikasi sekian dekade lalu. Apa saja penyebabnya?

30 Januari 2024 | 00.00 WIB

Toko yang menjual berbagai majalah di Jakarta. Dok. TEMPO/ Panca Syurkani
Perbesar
Toko yang menjual berbagai majalah di Jakarta. Dok. TEMPO/ Panca Syurkani

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ringkasan Berita

  • Sejak lama, banyak pakar komunikasi memprediksi media cetak, termasuk majalah, akan mati.

  • Nyatanya, majalah cetak masih bertahan bahkan terus memunculkan produk baru, meski oplah tidak setinggi dulu.

  • Pakar media Australia meneliti fenomena ini dan mendapati sejumlah penyebabnya, termasuk nilai estetika dan kelelahan digital.

Dalam komedi klasik Ghostbusters (1984), sekretaris baru Janice mengangkat topik membaca sambil iseng membolak-balik halaman majalah. Ilmuwan Egon Spengler menanggapinya dengan penolakan kasar: “(produk) cetak sudah mati.”

Masuk untuk melanjutkan baca artikel iniBaca artikel ini secara gratis dengan masuk ke akun Tempo ID Anda.
  • Akses gratis ke artikel Freemium
  • Fitur dengarkan audio artikel
  • Fitur simpan artikel
  • Nawala harian Tempo
close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus