Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Gaya Hidup

Bagaimana mereka di ring

Saat melaporkan acara pertandingan tinju dilakukan dua petugas tvri yang selalu pindah tempat. penyiar rri duduk berderet, lima orang bergantian untuk tiap nomor. (sd)

17 Februari 1979 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

MALAM minggu 3 Pebruari 1979 di Istora Senayan Jakarta. Hari ke-6 turnamen tinju internasional Piala Presiden ke II, segera akan dimulai. Penonton padat, udara menaik panas, suara-suara berdengung rata. Azwar Hamid, penyiar TVRI, ada di sana. Ia tampak tenang mempelajari seberkas daftar acara, sambil sekali-sekali menengok ke jam tangannya. Eddy Sihombing, tukang cuap di corong RRI, kali ini duduk di deretan panitia, tekun menunggu untuk bertindak sebagai hakim. Berseragam putih, tidak seperti rekan-rekannya dari RRI yang sudah mengudarakan suaranya mengomentari suasana menjelang pertandingan, Eddy kelihatan tidak banyak bicara. Lampu Stadion masih seluruhnya menyala. Di satu pojok ring ada Chuk Reskadarto, Sjamsul Muin dan seorang penyiar RRI lain, di depan mikropon. Dari satu arah tiba-tiba penonton bergemuruh, berteriak minta acara dimulai. Chuk dengan "headphone" sedang 'ngecap' pada para pendengarnya di seluruh nusantara, menengok ke arah datangnya suara. Mulutnya terus komatkamit. "Saudara pendengar, beberapa saat lagi acara akan dimulai. Kita dengar para penonton tidak sabar lagi untuk menyaksikan 5 petinju kita yang akan diturunkan malam ini . . . " Ketika acara dimulai, Azwar Hamid bergegas mendekati pinggir ring. Ia menelusurkan kabel di antara kaki penonton sementara mikropon sudah siap di tangan kanannya. Sesudah merapikan posisi, ia menatap ke arah kamera yang juga sudah start dari pojok sana. Azwar pun mengawali siaran pandangan matanya. Saat adu jotos berlangsung di atas ring, ia tidak selalu menetap di satu tempat. Pindah sana pindah sini, bahkan adakalanya ada di antara penonton bersama juru kamera yang menyandang kamera-tenteng. Kalau TVRI cukup mengirim Azwar, atau mungkin juga Joko, RRI malam itu mengerahkan 5 penyiar. Rachman Hakim, yang datang persis menjelang nomor pertama berlangsung tergesa-gesa mengambil oper corong dari Sjamsul. Rachman langsung buka suara, baru kemudian mata nengok catatan. Sjamsul membantu menjelaskannya, dengan bisik-bisik -- sementara kedua petinju sudah mulai beraksi. Yang Bebas & Duduk Berbeda dengan Azwar dari TVRI ang bebas bergerak mencari arah pandang, para penyiar RRI hanya terpaku di satu sudut. Kalau Azwar dengan suara yang nyaris dingin hanya mengucapkan: "Straight kanan Yuri Proklrov .... Chris Rotinsulu .... Yuri Chris, namun kita lihat apa yang terjadi. Chris terjatuh oleh cross kanan Yuri tadi, dan . . . ," para penyiar RRI terdengar hampir berteriak menerangkan bagaimana pukulan Yuri dari Uni Soviet yang 'maut' itu mengakhiri perlawanan Chris. Disusul kemudian oleh penjelasan bagaimana Chris yang semula hendak melancarkan straigbt kanannya, tanpa sadar tangan kirinya turun membuka rahangnya di mana cross kanan Yuri segera bersarang keras. Chris langsung mencium kanvas dan pingsan. Kelima penyiar RRI malam itu duduk berderet, berdesak menghadapi satu meja Hanya satu yang cuap-cuap, yang empat diam menyaksikan, untuk kemudian bergantian tiap nomor. "Mourad mendesak terus, petinju Aljajair ini terus melancarkan pukulan menerobos double-cover petinju Jepang yang sudah mulai berdarah mulutnya itu. Mengambil posisi Mourad, sementara Shigekuzu menghindar. Ya, saudara pendengar penonton mulai bersorak-sorak. Mourad menguasai, . . . dan . . . terbuka pertahanan petinju Jepang tadi langsung Mourad masuk dengan pukulan kerasnya . . . dan apa yang terjadi . . . Shigekuzu jatuh tersandar di pojok ring. Sementara wasit menghltung, empat . . . Iima . . . enam . . . " Itu kerja para pelapor.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus