Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Poin penting
Terapi stem cell atau sel punca dianggap sebagai terobosan dunia kedokteran yang bisa digunakan untuk segala macam penyakit.
Faktanya, penelitian seputar sel punca baru pada tahap awal dan izin penggunaannya masih sangat terbatas.
Ribuan orang rela mengeluarkan ratusan juta rupiah untuk pengobatan sonder bukti ilmiah.
Klinik yang menawarkan terapi stem cell bermunculan di mana-mana. Jumlahnya mencapai ribuan di berbagai negara dan mereka mengklaim mampu menyembuhkan segala keluhan, dari autisme sampai celebral palsy.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Konsentrasi klinik sel punca terbesar ada di Amerika Serikat, Meksiko, India, dan Cina. Orang-orang rela berjalan jauh demi mendapatkan pengobatan ini—menjadi fenomena yang dikenal dengan wisata stem cell.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ilmuwan, media massa, dan pembuat kebijakan sering memperingatkan bahwa terapi tersebut belum teruji dan ada kemungkinan berbahaya. Namun tanda bahaya itu tak menyurutkan niat banyak orang untuk merogoh uang hingga ratusan juta rupiah demi menjadi kelinci percobaan pada pengobatan yang belum teruji ini.
Di Amerika Serikat, sejumlah pasien malah menjadi buta setelah menjalani terapi stem cell yang diklaim memperbaiki penglihatan. Para pasien tersebut membayar setara dengan Rp 300 juta kepada klinik tak berizin di Florida untuk "ikut percobaan medis".
Laporan lain menyebutkan terapi sel punca berkorelasi dengan kemunculan gangguan kesehatan akut. Dari demam, infeksi, tumor, peradangan otak, penyumbatan darah, disabilitas, hingga kematian.
Ilustrasi stem Cell. PIXABAY
Cara Kerja Stem Cell
Sebagian dari tubuh manusia punya kemampuan luar biasa untuk memperbaiki dan mengganti sel yang hilang atau rusak. Contohnya, kulit kita berganti setiap empat pekan, sedangkan seluruh sel darah merah secara perlahan berganti dengan yang baru dalam empat bulan. Namun ada juga organ yang tak dapat memperbaiki diri.
Kemampuan memperbaiki diri dan regenerasi ini merupakan fungsi utama stem cell. Tak seperti sel lain, sel punca punya kemampuan unik untuk berubah menjadi aneka jenis sel dengan fungsinya masing-masing.
Di tahap awal pembentukan manusia, stem cell disebut pluripotent. Artinya, sel tersebut bisa berkembang menjadi sel jenis apa pun. Seiring dengan perkembangan embrio, sel punca menjadi lebih terspesialisasi dan hanya dapat menjadi sel jenis tertentu. Pada manusia dewasa, sel punca khusus ini disebut sebagai stem cell dewasa.
Sel punca dewasa tak bersifat serbaguna layaknya sel punca embrio. Mereka hanya bisa berkembang menjadi sel tipe yang serupa dengan sumbernya. Contohnya, stem cell di tulang sumsum cuma bisa menjadi sel darah, sedangkan sel punca di otak hanya bisa menggantikan sel otak.
Di luar peran sebagai pengganti sel khusus, semua stem cell berkontribusi pada peremajaan sel dan organ dengan melepaskan zat bermanfaat yang disimpan dalam tetesan lipid kecil yang disebut vesikel ekstraseluler.
Stem cell berpotensi besar mengembangkan penelitian dan pengobatan di dunia kedokteran berkat kemampuan sel itu memperbaiki kerusakan jaringan dan organ tubuh. Karena itu, ribuan penelitian klinis yang resmi sedang berlangsung untuk menguak potensinya sebagai cara penyembuhan.
Namun rangkaian penelitian stem cell baru pada tahap awal. Jadi, hanya ada segelintir pengobatan stem cell yang mendapat persetujuan otoritas kesehatan, seperti dari Food and Drug Administration (FDA) di Amerika Serikat serta European Medicines Agency (EMA) di Uni Eropa.
Terapi stem cell yang diakui FDA mencakup pengobatan jenis kanker tertentu, penyusutan gusi, degenerasi tulang rawan, dan atrofi otot tulang belakang. Pada terapi tersebut, sel punca yang sangat spesifik digunakan sesuai dengan kondisi pasien yang berbeda-beda.
Intinya, terapi stem cell masih di tahap awal dan jelas-jelas bukan ditujukan untuk pengobatan sapu jagat alias bisa untuk segala penyakit. Semua klinik yang menawarkan terapi sel punca tanpa izin berarti menjual jasa yang belum teruji dan dapat membahayakan pasien.
Ilustrasi stem Cell. PIXABAY
Celah untuk Dimanfaatkan
Di Uni Eropa dan Amerika Serikat, klinik stem cell tanpa izin memanfaatkan celah dalam regulasi. Jika setelah diekstraksi, sel punca tak dimodifikasi dan langsung dimasukkan kembali ke tubuh pasien, prosedur ini tak tersentuh peraturan produk obat terapi lanjutan—yang berbasis gen, jaringan, ataupun sel.
Dampak dari keterbatasan regulasi ini adalah ketiadaan pengaturan standar kualitas. Dengan demikian, tak ada jaminan efektivitas dan keamanan terapi stem cell.
Untuk meyakinkan calon konsumen bahwa injeksi stem cell mereka bermanfaat, kebanyakan klinik menghindari penjelasan dan bukti ilmiah. Mereka memilih mengajukan bukti yang berbasis ilmu kedokteran, tapi dengan konteks yang berbeda.
Klinik-klinik itu kerap menyuguhkan testimoni tertulis atau rekaman video dari pasien yang tak bisa ditelusuri identitasnya. Mereka juga menyebutkan nama sejumlah selebritas yang menjalani terapi di klinik mereka. Ketenaran dan pengaruh tokoh tersebut dimanfaatkan untuk meyakinkan konsumen, sembari menghindari pembahasan soal ketiadaan bukti ilmiah atau celah peraturan. Akibat keterbatasan regulasi serta pengawasan secara tertutup terhadap klinik stem cell, risiko efek samping dan komplikasi jadi meningkat.
Stem cell yang belum teruji juga membuat pasien menunda atau melupakan pengobatan yang jelas-jelas terbukti aman dan efektif. Penundaan pengobatan bisa berdampak fatal karena membiarkan sumber penyakit terus membesar dan meluas tanpa penanganan medis.
---
Artikel ini ditulis oleh Darius Widera, lektor kepala biologi stem cell dan pengobatan regeneratif di University of Reading, Inggris. Terbit pertama kali dalam bahasa Inggris di The Conversation dan diterjemahkan oleh Reza Maulana dari Tempo.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo