Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Pemberian vaksin booster sudah dimulai 12 Januari 2021. Juru Bicara Kementerian Kesehatan RI, Siti Nadia Tarmizi, mengatakan vaksin booster homolog dan heterolog dibedakan atas platform pembuatan namun memiliki efikasi yang sama baiknya bagi daya tahan tubuh terhadap risiko penularan COVID-19.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Vaksin booster diberikan setelah seseorang mendapatkan vaksin primer dosis lengkap, bertujuan untuk mempertahankan tingkat kekebalan serta memperpanjang masa perlindungan yang diberikan secara homolog dan heterolog," kata Siti Nadia.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurutnya, homolog artinya dosis ketiga menggunakan jenis vaksin yang sama dengan dosis pertama dan kedua. Sedangkan heterolog menggunakan vaksin jenis berbeda. Ia mengatakan perbedaan jenis vaksin terletak pada platform vaksin, misalnya Sinovac yang dibuat dengan platform virus yang dimatikan, AstraZeneca menggunakan adenovirus atau virus adeno hidup yang telah dimodifikasi sebagai pengirim protein khusus.
Vaksin lain adalah Moderna dan Pfizer yang sama-sama berplatform mRNA atau messenger RNA. Vaksin mRNA merupakan jenis vaksin baru.
"Jadi maksudnya jenis vaksin homolog atau heterolog adalah platformnya sama atau berbeda, bukan mereknya," jelasnya.
Nadia mencontohkan jika vaksin primer dosis pertama dan kedua yang diterima Sinovac, maka dosis ketiga homolognya juga bisa vaksin dengan jenis virus yang sudah dimatikan.
"Kalau vaksin Moderna atau Pfizer itu kan vaksin dengan platform mRNA, nanti bisa kalau homolog itu menggunakan jenis vaksin yang platformnya sama," katanya.
Nadia mengatakan vaksin booster heterolog adalah salah satu kebijakan dan menggunakan vaksin ketiga dengan jenis yang berbeda dengan vaksin primer dosis kesatu dan kedua.
"Misalnya vaksin Sinovac yang dibuat dari virus yang dimatikan diberikan untuk dosis satu dan dosis kedua tapi kemudian di dosis ketiga kita berikan vaksin dengan platform mRNA, yaitu Pfizer atau Moderna," ujarnya.
Pelaksanaan vaksinasi booster diperuntukkan bagi penerima booster minimal enam bulan pada periode Januari sampai Juni 2021. "Pada waktu itu kita menggunakan vaksin Sinovac dan AstraZeneca," katanya.
Oleh karena itu regimen vaksin booster yang dikeluarkan pemerintah adalah untuk sasaran masyarakat di atas usia 18 tahun yang mendapatkan vaksin Sinovac dan AstraZeneca.
"Kalau mendapatkan Sinovac dua kali, maka kemungkinan dosis ketiga itu bisa dengan vaksin AstraZeneca atau Pfizer, tergantung nanti yang ada di faskesnya," paparnya.
Untuk masyarakat yang mendapatkan suntikan dosis lengkap AstraZeneca maka untuk vaksin booster bisa menggunakan Moderna atau Pfizer.
"Apapun jenisnya hasil penelitian menyebutkan peningkatan titer antibodinya sama," katanya.