Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Jamu adalah minuman tradisional yang digemari masyarakat Indonesia. Tentu salah satu penyebabnya adalah kandungan di dalam campuran tumbuhan herbal yang baik bagi kesehatan tubuh khususnya meningkatkan imunitas. Namun benarkah demikian?
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dokter spesialis penyakit dalam Iris Rengganis mengatakan bahwa memang jamu baik untuk tubuh. Terlebih dengan tingginya antioksidan dan beta-karoten yang terkandung dalam jamu untuk menguatkan daya tahan tubuh. “Dari nenek moyang kita juga jamu sudah dipakai untuk kesembuhan dan kesehatan. Misalnya temulawak, jahe dan kunyit,” katanya saat ditemui dalam acara Media Gathering di Jakarta pada Rabu, 19 Februari 2020.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Meski demikian, Iris tidak bisa sepenuhnya membenarkan hal itu lantaran belum ada bukti penelitian khususnya dari segi takaran. “Hingga kini, belum ada yang bisa membuktikan misalnya minum kunyit berapa gelas dapat menyembuhkan penyakit apa dan sebagainya. Sedangkan dalam kesehatan, segala bentuk obat dan suplemen harus diteliti dan ada evidence based-nya,” katanya.
Adapun takaran yang salah bisa memberikan efek bagi kesehatan. Misalnya, Ketua Divisi Alergi Imunologi di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia tersebut mencontohkan minum jamu dengan terlalu sedikit sehingga tidak memberikan dampak positif bagi tubuh. “Kalau berlebihan, ada juga efek sampingnya. Misalnya terlalu banyak minum jahe bisa menurunkan tekanan darah dan menyebabkan masalah pencernaan,” katanya.
Untuk itu, Iris mengimbau agar masyarakat memilih segala sesuatu yang sudah terbukti secara klinis. Contohnya, suplemen dan vitamin penambah imunitas tubuh yang sudah terdaftar di Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). “Kalau ini, imunostimulannya sudah terbukti. Jadi lebih aman karena sesuai takaran dan kandungannya juga yang pas,” katanya.