Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Dokter Spesialis Patologi Klinik Theresia Novi mengingatkan masyarakat tidak perlu panik ketika menghadapi Human Metapneumovirus (HMPV). "HMPV bukanlah ancaman baru," katanya dalam keterangan pers Halodoc yang diterima Tempo pada 10 Januari 2025.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dokter dengan subspesialisasi penyakit infeksi, menyatakan HMPV sudah ada sejak tahun 2001 dan merupakan penyakit musiman. Kasusnya cenderung meningkat setiap tahun pada musim dingin atau awal musim semi di daerah beriklim sedang. "Jika melihat kasus-kasus sebelumnya, tingkat kematian akibat HMPV juga tergolong rendah. Oleh karena itu, masyarakat tidak perlu panik, namun tetap penting untuk menjaga pola hidup sehat dan mematuhi protokol kesehatan 3M: mencuci tangan, memakai masker, dan menjaga jarak,” kata Novi melanjutkan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Novi menyarankan masyarakat untuk melakukan cara-cara efektif berikut untuk meningkatkan imun tubuh sehingga dapat mencegah terpapar virus HMPV. Beberapa cara yang bisa dilakukan sebagai tindakan pencegahan adalah minum air putih. "Konsumsi minimal delapan gelas per hari untuk menjaga tubuh tetap terhidrasi," katanya.
Selanjutnya, penting pula agar masyarakat menjaga pola makan sehat. Anda bisa mengkonsumsi makanan bergizi seimbang yang mengandung karbohidrat, protein, lemak, dan vitamin. Novi pun mengingatkan masyarakat agar tetap berolahraga. "Lakukan aktivitas fisik secara rutin, minimal dua kali seminggu," katanya melanjutkan.
Lalu penting pula untuk masyarakat menjalani istirahat cukup. Tidur minimal tujuh jam per hari untuk membantu regenerasi tubuh. Terakhir Novi menyarankan agar masyarakat mengkonsumsi vitamin atau suplemen tambahan jika diperlukan. "Jika Anda merasakan gejala seperti batuk atau demam, tidak perlu panik. Konsumsi obat pereda gejala yang dijual bebas seperti pereda nyeri atau dekongestan. Bila mengalami gejala berat, seperti kesulitan bernapas, napas cepat, dan sesak dada, atau demam tinggi, segera ke rumah sakit untuk mendapat penanganan lebih lanjut, katanya..
Sebelumnya, Menteri Kesehatan Republik Indonesia Budi Gunadi Sadikin mengonfirmasi bahwa virus ini telah lama terdeteksi di Indonesia. HMPV umumnya menyebabkan gejala ringan seperti batuk, demam, dan hidung tersumbat, yang bisa sembuh dengan perawatan sederhana. Kasus dengan gejala berat, seperti infeksi saluran pernapasan bawah termasuk pneumonia, sangat jarang terjadi. Berdasarkan data Cleveland Clinic tahun 2023, hanya sekitar 5 persen hingga 16 persen anak yang terpapar HMPV mengalami komplikasi tersebut.
Selain itu, menurut suatu artikel tinjauan sistemik dari Xin Wang, dkk di Lancet Global Health pada 2021, tingkat kematian akibat infeksi saluran pernapasan bawah akut pada anak di bawah usia 5 tahun yang dapat dikaitkan dengan HMPV adalah sebesar 1 persen. Penelitian dari berbagai periode dan wilayah juga menunjukkan angka prevalensi HMPV yang cukup rendah ketika dibandingkan dengan seluruh jumlah kasus infeksi saluran pernapasan akut (ISPA).
Berikut beberapa contoh kasus yang telah lama ada dan dipantau secara konsisten oleh berbagai negara:
Di Beijing, penelitian Cong dkk pada 2017–2019 mencatat prevalensi 7,9 persen dari total kasus ISPA, dengan mayoritas kasus terjadi pada anak-anak di bawah usia lima tahun. Di Singapura, penelitian Loo dkk pada 2007 menemukan prevalensi sebesar 5,3 persen. Lalu di India, data Devanathan menunjukkan peningkatan kasus dari November 2022 hingga Maret 2023, dengan prevalensi 9,3 persen, yang memuncak pada bulan Desember dan Januari. Terakhir, di Amerika Serikat, data dari National Respiratory and Enteric Virus Surveillance System (NREVSS) US CDC pada akhir 2024 mencatat prevalensi sebesar 1,94 persen.
"Dari fakta-fakta di atas dapat disimpulkan bahwa masyarakat tidak perlu khawatir secara berlebihan, karena risiko infeksi dapat diminimalkan dengan menjaga pola hidup sehat dan menerapkan langkah pencegahan sederhana," kata Novi.
Di masa kini, meningkatnya aksesibilitas platform layanan kesehatan digital telah mempermudah masyarakat untuk mencari bantuan medis secara cepat dan efektif, terlepas dari lokasi mereka. “Halodoc berkomitmen untuk membantu masyarakat dengan menyediakan layanan kesehatan yang dapat diakses kapan saja dan di mana saja. Infeksi HMPV dapat dicegah dengan meningkatkan imun tubuh dan memutus rantai penularannya,” tambah Novi.
Setelah mengetahui fakta-fakta tentang virus HMPV, masyarakat diharapkan dapat lebih tenang dan fokus pada langkah-langkah pencegahan yang efektif. Menjaga pola hidup sehat, mematuhi protokol kesehatan, dan menggunakan layanan kesehatan digital dapat menjadi tindakan preventif serta kunci utama untuk menghadapi virus ini tanpa rasa panik.
Pilihan Editor: Tanda-tanda Anak Terserang Virus HMPV