Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kesehatan

Ber-kb tanpa alat

Metode baru cara ber-KB, tanpa alat kontrasepsi. metode ovulasi billing (mob), yakni metode alamiah yang dimiliki setiap wanita. seorang wanita akan tahu kapan saatnya subur atau tidak lewat lendir di permukaan vagina.

21 Mei 1994 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

ADA cara sederhana untuk mengatur kehamilan. Tanpa alat, tanpa obat, dan tanpa efek samping. Cara yang digunakan itu disebut Metode Ovulasi Billing (MOB). Metode ini memang kalah populer dibandingkan dengan alat KB seperti suntikan, pil, kondom, atau spiral (IUD). Toh, angka keberhasilan MOB tidak diragukan. Jika metode ini dilaksanakan dengan benar, itu bisa berhasil seratus persen. Malah, di beberapa negara maju, metode ini sangat populer, sehingga WHO memasukkannya sebagai salah satu program KB di dunia yang dilakukan secara alamiah. Di Indonesia, beberapa daerah dan keluarga sudah menerapkannya -- terutama yang tidak mau menggunakan alat KB, apalagi menggugurkan janin. Metode ini pada dasarnya memanfaatkan gejala alamiah yang dimiliki setiap wanita, yaitu perubahan lendir yang terdapat pada permukaan bibir vagina. Lewat cairan itu, seorang wanita dapat mendeteksi kapan subur dan kapan tak subur. Lendir yang biasanya tampak setelah masa menstruasi itu dapat diraba dan dilihat. Cara memanfaatkan lendir itu, menurut Jeany Sugandi, salah seorang wanita yang pernah belajar metode MOB ini di Amerika Serikat, dilakukan dengan meraba dan memeriksa permukaan bibir vagina setelah bangun pagi. Saat itu, kaum wanita yang mau memeriksa lendirnya hendaknya duduk dalam posisi jongkok. Kemudian, jari tangan dirabakan pada permukaan bibir vagina. Setelah menjepit lendir itu dengan salah satu jari dan ibu jari, dan kemudian merenggangkan kedua jari itu, si wanita akan tahu subur tidaknya. Bagi wanita yang subur, lendirnya berwarna jernih seperti putih telur dan tampak lebih mulur bila jari direnggangkan. Tapi, kalau lendir berwarna agak putih kekuningan dan mudah putus (lengket seperti lem), si wanita dalam keadaan tak subur. Untuk menghindari kehamilan, hubungan intim hanya dilakukan pada saat wanita tak subur. Perbedaan ciri-ciri lendir itu, menurut Biran Affandi, disebabkan oleh pengaruh hormonal. Pada wanita subur, misalnya, hormon estrogen akan melimpah. Hormon itu berguna untuk mempersiapkan dinding rahim sebagai media penempelan bakal janin. Untuk mengenali ciri-ciri lendir ini tampaknya tak gampang. Pemeriksaan sedikitnya dilakukan tiga kali sehari selama tiga bulan -- sesaat setelah bangun tidur atau sebelum kencing. Dan yang penting, selama pengamatan sebulan pertama, mereka harus pantang berhubungan seks dahulu. "Supaya pengamatan perubahan lendir bisa akurat," kata Jeany. Metode ini tampaknya baru efektif bila ada pengertian yang mendalam antara suami dan istri yang mau ber-KB itu.GT

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum