HADIAH ulang tahun termahal di dunia adalah apa yang diterima Chad Morris. Orang tuanya, Gary Morris dan Coleen Morris, belum lama ini masing-masing mendonorkan salah satu bagian paru-paru mereka kepada anak yang bulan lalu genap berusia 13 tahun itu. Dengan organ tubuh tersebut, murid kelas satu SMP ini mampu bernapas kembali dengan normal. Padahal, selama sepuluh tahun, aliran udara yang selama ini dihirup dan dikeluarkannya tidak berjalan lancar. Karena itulah, Chad terpaksa mondok di Rumah Sakit Anak Los Angeles. Berdasarkan hasil pemeriksaan, anak lelaki ini menderita penyakit cystic fibrosis. Penyakit cystic fibrosis ditandai dengan kerusakan paru-paru yang kronis dan gangguan pada kelenjar pankreas. Selain mengalami gangguan pernapasaan, para penderita biasanya mengeluarkan keringat lebih asin. Penyakit yang banyak menyerang anak-anak di Amerika Serikat itu umumnya karena bawaan sejak lahir, yakni adanya proses metabolisme yang tidak normal, di samping faktor keturunan. Untuk mengatasi kasus yang dialami Chad, kemudian dibentuklah tim dokter gabungan dari Rumah Sakit Anak Los Angeles bersama dokter Rumah Sakit Universitas Southern California, Amerika Serikat. Operasi ini berjalan simultan selama enam jam, termasuk operasi yang dilakukan terhadap orang tua Chad Morris. Tim tersebut berhasil melakukan pencangkokan cuping (lobe) paru-paru kepada Chad Morris. Keputusan untuk melakukan pencangkokan diambil setelah tim dokter tidak melihat alternatif lain. ''Jika tindakan ini tidak dilakukan, Chad akan mengalami kekebalan terhadap antibiotik, dan bahkan mungkin dia tidak dapat ditolong dengan terapi apa pun,'' ujar Dokter Vaughn A. Starnes, yang memimpin operasi itu. Siaran pers dari Rumah Sakit Anak Los Angeles menyebutkan, tim dokter mula-mula mencopot salah satu bagian paru-paru milik orang tua Chad. Pekerjaan ini dilakukan oleh tim dokter di Rumah Sakit Umum Universitas Southern California. Demi hidup anaknya, ibu Chad merelakan salah satu bagian paru-paru kanannya, sedangkan bapaknya memberikan salah satu bagian paru- paru kirinya. ''Kami memutuskan melakukan semua ini karena ingin anak kami hidup,'' tutur Coleen Morris kepada Dokter Starnes. Kedua organ tubuh itu dibawa dengan ambulans ke Rumah Sakit Anak Los Angeles. Di rumah sakit anak yang termasuk dalam deretan rumah sakit top di AS ini, sebuah tim dokter lain telah siap untuk mencangkokkan organ itu ke dalam tubuh Chad Morris. Syukur, semua operasi itu berjalan lancar sesuai dengan rencana. Bulan lalu, Chad merayakan ulang tahunnya di rumah sakit. Hadiah terbesar yang diterimanya, ''Saya mendapat paru-paru baru dari Bapak dan Ibu,'' katanya dengan senyum lebar. Kenapa paru-paru bisa didonorkan? Pada manusia normal terdapat lima bagian paru-paru, yang terdiri dari tiga bagian pada paru- paru kanan dan dua bagian pada paru-paru kiri. Paru-paru kanan memang sedikit lebih besar daripada paru-paru kiri. Tiga bagian paru-paru kanan adalah cuping atas, tengah, dan bawah, sedangkan paru-paru kiri terdiri dari cuping atas dan cuping bawah. Yang diberikan orang tua Chad adalah salah satu bagian dari lima bagian yang mereka miliki. Menurut tim dokter, dicopotnya salah satu bagian paru-paru ini masih memungkinkan si empunya untuk hidup secara normal seperti mesin pesawat jet. Mengenai perbedaan ukuran antara paru-paru Chad dan milik orang tuanya yang dicangkokkan, menurut Satanique Suires, itu tidak jadi masalah. ''Diharapkan, jika Chad tumbuh makin dewasa, bagian paru-parunya akan ikut menyesuaikan diri,'' kata juru bicara Rumah Sakit Anak Los Angeles itu kepada wartawan TEMPO Sudirman Said di Washington, D.C. Sukses pencangkokan organ paru-paru ini tampaknya tidak lepas dari pengalaman Dokter Vaughn A. Starnes. Ia selama ini dikenal sebagai perintis dalam transplantasi organ pernapasan ini. Tiga dari enam operasi pencangkokan semacam itu di dunia dilakukan oleh guru besar di Fakultas Kedokteran Universitas Southern California ini. Ia juga mengepalai divisi bedah paru-paru di Rumah Sakit Anak Los Angeles rumah sakit yang menurut News & World Report disebut sebagai satu dari empat pusat kesehatan anak terbaik di Amerika Serikat. Cara lain untuk mengatasi kemacetan paru-paru dirintis oleh Dokter J.D. Moretensen tiga tahun lalu. Ahli bioteknologi dari perusahaan Cardiopulmonics Inc., New Salt Lake, Amerika Serikat, ini membuat mesin seperti paru-paru buatan, yang dinamainya Ivox (intravasculer oxygenator). Pemikiran itu dilakukan karena selama ini upaya mengatasi kerusakan paru-paru menggunakan perangkat mesin yang diletakkan di luar tubuh. Kerjanya seperti mesin pencuci darah. Darah dialirkan ke mesin itu, lalu bekerja memompakan oksigen, sebelum dialirkan kembali ke paru-paru. Kerja Ivox ini kurang lebih sama. Hanya prinsipnya yang berbeda. Ivox ditanam di dalam tubuh manusia dan bekerja seperti paru-paru bukan cuma memompakan oksigen. Toh, masih banyak ahli yang meragukan kemampuan Ivox. Sukses pada binatang bukan jaminan berhasil pada manusia. Jadi, masih perlu ditunggu lagi percobaan terbaru. Gatot Triyanto
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini