MEREKA yang sudah biasa ditenangkan Valium, bisa hanyut dalam
kecemasan. Karena menurut seorang peneliti dari Kanada, obat
penenang itu bisa mempersubur tumor.
Dr. David Horrobin dari Clinical Research Institute dari
Montreal, Kanada, yang mengatakan begitu. Agak berbeda dengan
laporan-laporan efek samping berbagai obat, ia tidak
mengatakan Valium menyebabkan kanker. Horrobin mengatakan zat
aktif obat itu yang bernama diazepam "mengakibatkan suburnya
tumor". Jadi, kalau yang memakai tidak tumoran dia tak perlu
khawatir.
Horrobin melaksanakan penelitian dengan mentransplantasikan
tumor payudara pada tikus percobaan. Kemudian dia memberikan
diazepam (bahan Valium) dengan dosis 2-3 kali lebih besar dari
yang biasa ditelan orang. Ternyata empat minggu kemudian
besarnya tumor dari tikus yang dapat diazepam menjadi tiga
kali lebih besar dibandingkan dengan yang tidak dapat obat.
Dalam ceramahnya yang disampaikan pada pertemuan tahunan
American Association for the Advancement of Sciences di Toronto,
pertengahan Januari, Horrobin mengatakan diazepam selalu lulus
dari penelitian efek samping obat, karena dosis yang digunakan
begitu tinggi. "Sedangkan efek sampingnya, berupa penyuburan
tumor, hanya terlihat dalam dosis yang sangat rendah," katanya.
Salah satu penelitian dengan dosis tinggi misalnya dilaksanakan
oleh Huntingdon Research Laboratories di Inggris. Majalah
kedokteran di Inggris, The Lancet, 10 Januari, yang memuat hasil
penelitian itu dalam ruangan surat pembaca mengatakan bahwa
tikus-tikus percobaan yang diberikan diazepam sampai 500 kali
dosis yang dimakan manusia, ternyata "tidak menyebabkan tumor
menjadi subur."
Pendapat Horrobin memancing berbagai tanggapan. Hoffman-La Roche
dari Basel (Swiss), produsen utama Valium lantas mengundang
beberapa ahli yang dianggap tak memihak. Reaksi Roche ini bisa
dimaklumi karena keterangan Horrobin itu bisa mempengaruhi
ketenangan konsumen. Sanggahan sebanyak empat halaman dikirimkan
ke semua cabang Roche yang berada di seantero dunia.
Dr. Francis Roe, anggota Committee on Toxicology and
Carcinogenicity (semacam lembaga urusan kanker dan keracunan)
Departemen Kesehatan Inggris yang dikutip Roche tegas-tegas
menyebutkan penemuan Horrobin belum bisa dipegang. "Penelitian
dengan transplantasi tumor yang dilakukannnya hanya meliputi
jumlah yang sangat kecil. Sehingga hasilnya tidak bisa menopang
pendapat bahwa diazepam mempersubur tumor."
Sebenarnya hasil penelitian Horrobin akan tertinggal saja di
laci kalau tidak ada sebuah induk karangan dalam The Lancet,
Maret 1979. Seorang ahli dari St. Thomas's Hospital di London,
Dr. Basil Stoll menyebutkan obat penenang yang diberikan pada
pasien wanita dalam dosis rendah, mengakibatkan payudara mereka
terserang kanker.
Tak Digubris
Tangannya gatal membaca tulisan itu. Horrobin langsung
mengirimkan surat pembaca untuk menyambut Stoll. Dia lampirkan
hasil penelitian yang telah dia laksanakan. Dalam surat itu
sekaligus dia menceritakan usahanya untuk mencari dana guna
penelitian lebih lanjut. Katanya dia telah mengajukan lamaran
kepada National Cancer Institute of Canada. Juga kepada Medical
Research Council. Tapi tak digubris.
Pemaparan hasil penelitian itu rupanya telah melanggar etika di
Clinical Research Institute. "Tak ada orang yang boleh
berhubungan dengan media kecuali dengan persetujuan saya lebih
dulu," tukas Dr. Jacques Genest, direktur lembaga penelitian
itu.
Tapi Horrobin keras kepala. Dia begitu yakin terhadap hasil
penelitian yang masih bersifat pendahuluan itu. Untuk mencari
dana dia malahan terbang ke Inggris. Di sana dia berbicara di
depan perhimpunan penderita penyakit jiwa. Pulang dia menerima
surat pemecatan.
Jutaan orang di dunia memang bisa guncang gara-gara Horrobin.
Meskipun penelitiannya belum selesai. Orang-orang di sini bisa
pula hanyut dalam kecemasan. Sebab pasaran obat penenang cukup
kuat. Perusahaan farmasi Dumex sejak 1975 sudah membuat bahan
bakunya.
Yang paling repot tentu pabrik farmasi Roche. Sebab menurut
beberapa sumber, hidupnya sebagian besar tergantung pada obat
penenang yang bernama Valium. Berbagai penelitian dikutipkannya
dalam menyanggah Horrobin. Yang cukup menarik adalah hasil
penelitian epidemologis terhadap Valium yang dilakukan
Kaiser-Permanentc Medical Care Program di Oakland, California.
Para peneliti mengamati 143.574 orang, termasuk 12.691 pemakai
Valium, sampai 6 tahun. Hasilnya: kanker di antara pemakai
Valium ternyata lebih kecil dibandingkan dengan yang tidak.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini