SIAPA bilang dokter kita mata duitan melulu? Di antara mereka ada yang punya nama intemasional berkat penemuan-penemuan yang mereka buat. Untuk menyebutkan nama mereka satu per satu agak susah. Terutama karena kesadaran dokumentasi yang belum mengakar di sini. Kesulitan itu juga datang dari dokter-dokter sendiri yang berhasil melakukan penemuan itu. Mereka jarang yang bersedia menuliskan pengalaman-pengalamannya, kata sebuah sumber di Departemen Kesehatan. Tetapi beberapa diantara mereka bisa disebutkan sebagai berikut: Prof. Dr. Tan Thiam Hok, misalnya, yang sering menulis kisah perjalanan melintasi benua dengan istrinya, di Intisari, dengan nama HOK Tanzil, menemukan metode pewarnaan untuk mendeteksi basil TBC. R. Kodiyat, menemukan metode pemberantasan framhusia. Dia memang tidak menemukan ohatnya, tapi metodc yang dikembangkamnya dengan melokalisasikan daerah terserang menjadl model untuk pemberantasan penyakit cacar. Dia memperoleh Hadiah Magsaysay 1961 untuk jasanya itu. J.B. Sitanala, yang namanya diabadikan untuk nama rumah sakit kusta di Tangeramg, herhasil menemukan tanda-tanda penderita kusta dalam tingkat masih dini, tahun 1932. Prof. Dr. Oemijati, penemu penyebab penyakit kaki gajah. Dia seorang ahli di bidang penyakit cacing yang diakui di dunia imternasonal. Prof. Dr. Bintari, juga ahli penyaklt cacing dan menemukan hubungan penyakit itu dengan masalah kekurangan gizi. Prof. Handoyo, yang merancang "Pompa Jakarta" sehingga dia berhasil mendapat penghargaan pemerintah. Pompa rancangannya ini dikerjakan oleh ITB. Pompa yang seanak korek api itu dipergunahan untuk mengempiskan gelembung kepala bocah yang menderita hydroccphalus. Penyakit ini terjadi karena cairan otak yang dibuat darah tak bisa diserap kamar-kamar otak. Pompa yang dipasang di bawah kulit, di belakang kuping itu, akan membantu menyedot cairan yang berlebihan itu. Sebelumnya, alat ini diimpor, harganya Rp 300.000. Sedangkan pompa Handoyo ini hanya Rp 30.000.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini