Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Mencari tempat untuk makan bubur bukanlah hal sulit di Jakarta. Bubur Cap Tiger, salah satunya, bisa menjadi pilihan baru. Restoran ini berlokasi di kawasan Cikajang, Jakarta Selatan, tidak jauh dari Pasar Santa dan Blok M. Restoran yang buka dari pukul 17.00 hingga 01.00 dinihari itu diapit oleh beberapa warung makan lainnya. Andalan mereka bubur tradisional khas Cina.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Letaknya di lantai dua pertokoan, persis di atas sebuah klinik kecantikan yang berada di lantai satu. Tangga menuju restoran berornamen khas Cina. Ada lukisan tradisional berupa macan dengan hiasan lampu berwarna merah. Area ini kerap menjadi tempat favorit pengunjung untuk berfoto. Mungkin ini menjadi salah satu daya tarik bagi orang untuk berkunjung.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sekitar pukul 18.00, Kamis pekan lalu, saya bersama beberapa rekan berkunjung ke Restoran Bubur Cap Tiger. Beberapa orang yang datang berkelompok harus masuk daftar tunggu karena meja besar tidak banyak. Namun, tidak usah khawatir, lalu-lalang pengunjung berlalu begitu cepat. "Semakin malam, biasanya semakin ramai," kata Ardi, pelayan restoran, sambil memberikan satu lembar daftar menu kepada kami.
Sebenarnya jenis hidangan dalam menu tak terlalu banyak. Apalagi jika Anda membandingkan dengan menu bubur di Restoran Ta Wan di mal-mal besar di Jakarta. Di Cap Tiger, ada empat jenis bubur yang bisa Anda pilih, seperti bubur polos, bubur ayam, bubur ikan, dan bubur beras merah. Kami memesan semua jenis hidangan bubur. Berbagai topping ekstra bisa Anda pesan secara terpisah.
Kami memesan tiga jenis bubur bersama sejumlah menu lain, seperti telur pitan, usus ayam, sayur asin, cakwe, dan telur kecap bersama seperempat ekor ayam panggang. Tak perlu waktu lama menunggu pesanan Anda datang. Bubur ayam disajikan dengan irisan daging ayam, sedangkan bubur ikan menggunakan irisan ikan dori. Layaknya bubur khas Cina, rasa gurih langsung bisa Anda cecap pada suapan pertama, tanpa menambahkan kecap asin, sambal pedas, ataupun potongan cabai rawit lebih dulu. Wangi minyak wijen juga menambah aroma bubur.
Bubur beras merah menjadi andalan restoran ini. Rasanya gurih dan jauh dari hambar, berpadu antara rasa pedas jahe, minyak wijen, daun bawang, dan potongan ayam kampung. Porsi bubur satu mangkuk terasa pas apabila menyantapnya berbarengan dengan menu pelengkap. Harganya bervariasi. Bubur polos dibanderol Rp 25 ribu, bubur ayam Rp 40 ribu, bubur ikan dori Rp 45 ribu, dan bubur merah polos Rp 30 ribu.
Sebagai menu pelengkap, telur pitan bisa menjadi pilihan. Telur pitan disajikan bersamaan dengan ayam potong, usus ayam, potongan sayur asin, dan irisan jahe. "Telur pitannya tidak terlalu amis karena jahenya," ujar Ardi. Benar saja, satu telur pitan yang kenyal, seharga Rp 22 ribu, dibelah menjadi empat, disajikan bersama irisan jahe. Uniknya, usus ayam diolah menyerupai kwetiau yang lembut dan gurih. Sedangkan ayam potong sudah disajikan tanpa tulang sehingga Anda tidak perlu repot memakannya.
Sebagai hidangan penutup, Anda bisa mencicipi kwecang, yang disajikan mirip dengan bakcang. Makanan ini terbuat dari beras ketan yang dipadatkan dan di dalamnya terasa daun pandan. Disajikan di dalam daun bambu, hidangan mungil ini tidak terlalu manis. Tepat sekali jika Anda memakan santapan ini dengan mencelupkannya ke dalam gula merah cair. Hidangan penutup ini cukup dibayar Rp 10 ribu.
Setelah menyantap hidangan penutup, minuman jadul Soda Cap Badak khas Medan atau air kelapa hijau bisa membuat makan malam Anda menjadi lebih segar. ARKHELAUS WISNU
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo