Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Buka puasa atau yang disebut iftar dikui sebagai warisan budaya tak benda UNESCO. Buka puasa merupakan waktu saat umat Islam berpuka puasa sehari-hari selama bulan Ramadan. Permohonan untuk tradisi sosiokulutal ini diajukan bersama oleh negara Iran, Azerbaijan dan Uzbekistan
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Buka puasa yang dikenal juga dengan eftari dan iftor, biasanya dilakukan setelah azan magrib. Saat seluruh umat Islam di dunia memperingati tantangan puasa sehari-hari saat Ramadan.
Buka puasa mempererat ikatan keluarga dan komunitas
Buka puasa juga dilakukan dalam bentuk pertemuan atau makan malam bersama komunitas dan keluarga. Hal ini dapat mempererat ikatan di antara keluarga dan komunitas. Tak hanya itu, buka puasa juga mengedepankan nilai-nilai seperti amal, solidaritas, dan pertukaran sosial.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Orang-orang yang tidak berpuasa sepanjang bulan Ramadan juga berpartisipasi dalam perayaan dan ritual yang terkait dengan buka puasa," kata Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan dan Kebudayaan dunia itu.
Ilustrasi berbuka puasa. Shutterstock
Tak hanya berdampak sosial, menurut UNESCO, buka puasa juga dapat bermanfaat bagi para keluarga. Di mana para orang tua bisa mengajarkan anak-anak banyak hal. Dari manfaat puasa, tujuan berbuka puasa, mengenalkan makaan tradisonal hingga pertukaran sosial di antara masyarakat.
Warisan budaya tak benda lainnya
Selain buka puasa, nyanyian opera Italia, juga telah dimasukkan dalam daftar warisan global takbenda UNESCO. Menteri Kebudayaan Italia Gennaro Sangiuliano mengungkapkan kebanggaannya bentuk seni yang hanya diturunkan melalui lisan dari guru ke murid ini diakui sebagai keunggulan dunia.
Dalam pernyataannya UNESCO menggambarkan nyanyian opera Italia sebagai metode yang dikontrol secara fisiologis yang meningkatkan daya dukung suara di ruang akustik seperti amfiteater dan gereja.
"Opera mempromosikan kohesi kolektif dan ingatan sosiokultural, dan terkait erat dengan elemen budaya lainnya, seperti ruang-ruang akustik dan puisi," kata organisasi dunia itu. organisasi itu.
TIMES OF INDIA | DAILY SUN | THE STAR