Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Gaya Hidup

Bukan Jam Malam, Ini Pertimbangan Sultan Jaga Yogya Aman dari Kejahatan Jalanan

Kejahatan jalanan yang dilakukan remaja mencoreng Yogyakarta sebagai daerah pariwisata yang aman dan nyaman.

27 Maret 2023 | 19.51 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Sejumlah polisi dari Polsek Jetis memeriksa handphone, dompet dan menggeledah isi tas siswa SMK 2 Jetis, Yogyakarta, Selasa (16/2). Razia tersebut sebagai upaya penegak hukum menekan angka kenakalan remaja di kawasan Yogyakarta. ANTARA/Regina Safri

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Yogyakarta - Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X menyoroti sejumlah kasus kejahatan jalanan yang belakangan mencuat bersamaan momen Ramadan. Kejahatan jalanan yang belakangan terjadi membuat nama Yogyakarta kembali trending di media sosial seharian ini, Senin, 27 Maret 2023. 

Kejahatan Jalanan Coreng Yogyakarta sebagai Kota Tujuan Wisata

Sejumlah kejahatan jalanan melibatkan remaja dalam berbagai kelompok di sejumlah kabupaten/kota DIY itu, berpotensi mencoreng Yogya sebagai lokasi wisata nyaman dan aman. “Untuk mengantisipasi kejahatan jalanan ini kami masih berupaya,  wong nyatanya hukuman sel bagi para pelaku sudah diterapkan tapi kasusnya masih terus terjadi," kata Sultan, hari ini. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Soal wacana pemberlakuan jam malam, Raja Keraton Yogyakarta itu justru menilai tidak perlu dilakukan. Ia beralasan pemberlakuan jam malam ini belum terukur efektifitasnya dan malah membuat prokontra di masyarakat.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sultan menuturkan, ada alternatif pencegahan kejahatan jalanan. Salah satunya dengan mempertimbangkan wacana tempat pendidikan atau sekolah khusus bagi remaja yang pernah terlibat kekerasan jalanan. 

“Kalau ada sekolah khusus, apakah orang tua atau si anak mau? Persoalan sekian puluh tahun yang lalu sama sekarang kan berbeda," kata Sultan.

Di masa lalu, Yogyakarta pernah membuat sekolah khusus untuk para pelajar yang tak bisa dididik lagi di sekolah formal akibat kenakalannya sudah sulit diperbaiki. "Kalau sekarang, anak-anak itu cenderung karena ingin merasa bebas saja,” kata Sultan.

Sultan HB X Minta Dialog di Dalam Keluarga

Sultan HB X menegaskan, maraknya kasus kejahatan jalanan ini tidak hanya tugas aparat saja. Menurut dia, kelompok kecil di masyarakat seperti keluarga dan lingkungan masih memegang peran penting untuk mencegah agar anak tidak terjerumus pada tindak kejahatan. 

“Sekarang bagaimana keluarga itu bisa membangun konsolidasi sendiri. Kalau kebebasan itu dilepas, anak pergi tidak pernah pulang dibiarkan, ya susah,” kata Sultan.

Menurut Sultan, yang penting dalam persoalan kejahatan jalanan ini adalah orang tua mempunyai kemauan untuk membatasi anak selama anak masih di bawah umur. Orang tua juga perlu lebih memperhatikan keberadaan anak di rumah.

“Di malam hari orang tua mau bangun untuk lihat tempat tidur anaknya, apakah ditempati atau tidak. Asal orang tua mau begitu, mau membangun dialog yang baik. Saya kira hal seperti itu manusiawi dan harus bisa dilakukan,” kata Sultan.

Kapolda DIY Inspektur Jenderal Polisi Suwondo Nainggolan menjelaskan, pihaknya telah melakukan pencegahan. Selama Ramadhan, Polda DIY telah mengamankan 20 pelaku. “Remaja ini perlu dibina sehingga bisa keluar dari kelompok-kelompok ini dan tidak terlibat kejahatan," kata dia.

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram http://tempo.co/. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Istiqomatul Hayati

Istiqomatul Hayati

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus