Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Gaya Hidup

Cara Didik Orang Tua Agar Anak Bahagia Mental dan Fisik

Ada beberapa hal yang perlu dilakukan orang tua dan lingkungan agar anak bisa sehat secara mental dan fisik.

26 Oktober 2019 | 16.05 WIB

Ilustrasi orang tua dan anak (pixabay.com)
Perbesar
Ilustrasi orang tua dan anak (pixabay.com)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta - Tahukah Anda bahwa sehat bukan hanya menggambarkan suatu kondisi fisik saja? Pengamat pendidikan anak Weilin Han mengatakan bahwa sehat termasuk secara mental. Ada beberapa hal yang perlu dilakukan orang tua dan lingkungan agar anak bisa sehat secara mental dan fisik. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Salah satu komponen untuk kesehatan dan kebahagiaan mental dan psikis itu pun ditunjang dari segi pendidikan. Lalu, pendidikan seperti apa yang baik diterapkan oleh orang tua untuk anak agar sehat secara mental dan psikis itu?

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Pertama, Weilin menjelaskan bahwa ini merujuk kepada proses menemukan jalan keluar. Menurutnya, bukan sekedar bagaimana anak menjawab soal pelajaran dengan benar, namun rasa kenikmatan yang dialaminya saat menyelesaikan suatu tantangan. “Orang tua wajib mengubah pandangan dari 2+2=4 tapi anak merasa nyaman dan senang selama perjalanan untuk mendapatkan hasil empat itu,” katanya dalam acara Nurturing the Spirit of Entrepreneurship for the 4.0 Generation di Jakarta pada 26 Oktober 2019.

Weilin juga mengatakan, anak harus mampu mengatasi tantangan dalam setiap aktivitas. Untuk mendapatkan ini, orang tua wajib menumbuh kembangkan sikap cara bertahan pada anak. “Orang tua harus memicu dan memberikan pengertian kepada anak tentang perjuangan. Kalau kalah, ya harus mencoba lagi sampai menang,” katanya.

Memiliki relasi yang positif dengan anak juga diimbau oleh Weilin. Ia mengatakan bahwa orang tua harus memperhatikan kosakata yang dilontarkan kepada anak saat sedang belajar. “Coba dipikir, membangun atau tidak perkataan yang kita sampaikan ke anak? Karena akan mempengaruhi mental dan psikisnya di masa mendatang,” katanya.

Memperhatikan tujuan dalam pembelajaran juga tak kalah penting. Weilin mengatakan bahwa kesalahan orang tua dalam mendidik ialah agar anak pintar dan kaya. Padahal, itu hanya hasil tambahan dari apa yang dikerjakannya. “Perhatikan hasil dan tujuannya. Belajar ini untuk apa. Kalau dia suka, dengan sendirinya akan menghasilkan buah yang baik,” katanya.

Terakhir, Weilin juga berpesan agar orang tua berfokus pada kekuatan dan nilai positif yang dimiliki anak. Sebab ini akan menjadi motivasi untuk anak semakin berkembang ke depan. “Jangan lihat anak kurangnya di sini, tapi kita lihat dia jago di pelajaran ini. Berarti bisa diasah disana dan anak pun pasti senang mengerjakannya,” katanya.

SARAH ERVINA DARA SIYAHAILATUA

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus