Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Setiap kali ada pasangan yang baru putus cinta atau berpisah, saran orang-orang di sekitar hampir selalu sama, lupakan dan lanjutkan hidup! Saran tersebut begitu mudah diucapkan orang lain tapi betapa sulitnya bagi yang menjalani.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Melupakan mantan pasangan hidup memang bukan perkara mudah. Maklum, sebelumnya dia adalah bagian dari kehidupan, bagaimana bisa begitu saja melupakannya?
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Namun, melupakan mantan itu wajib. Tujuannya agar Anda bisa melanjutkan hidup tanpa harus mengingat rasa sakit hati atau kenangan bersamanya. Berikut tips versi Wikihow agar tak tenggelam dalam kenangan bersama mantan.
Curhat
Terkadang Anda hanya butuh orang untuk mendengarkan, bukan memberikan saran. Walau Anda tidak mengerti mengapa semua ini terjadi, berbicara dengan seseorang dapat membantu menerima hubungan memang telah berakhir. Jika tidak nyaman membicarakannya dengan keluarga dan teman, pertimbangkan untuk menemui terapis atau bergabung dengan forum grup pendukung di internet.
Mungkin akan membantu jika Anda berpura-pura mengobrol dengan mantan tentang semua kesedihan yang dipendam. Ini memungkinkan Anda membicarakan semua perasaan tanpa benar-benar menciptakan kontak dengan mantan dan membantu Anda menerima kenyataan.
Silakan bersedih
Akhir hubungan kadang terasa nyaris seperti kematian orang tercinta. Anda boleh bersedih karena kehilangan tersebut. Emosi menyakitkan tidak bisa dihapus begitu saja. Bahkan, rasa sakit akan jauh lebih mudah diatasi jika menghadapi emosi tanpa penilaian apa-apa. Menangislah jika mau. Anda akan merasa lebih baik setelah mengeluarkan semua dalam tangisan daripada memendam perasaan selamanya.
Buang amarah
Jika terus teringat pada hal-hal menyakitkan yang dilakukan mantan, Anda tidak akan pernah bisa melupakannya. Sebesar apapun kemarahan yang dirasakan, Anda harus berhenti menyimpan pikiran negatif itu. Saat berusaha mengatasi pikiran yang terus saja kembali, Anda perlu menghadapinya dengan gagah karena itu akan membantu. Renungkan mengapa Anda memikirkan hal itu, bagaimana pikiran tersebut mungkin menyimpang atau tidak benar, dan pengaruh negatif apa yang ditimbulkan pikiran itu sekarang. Semakin mengakui adanya pikiran itu, semakin mudah untuk melepaskannya.
Jujur pada diri sendiri
Setelah berpisah, orang sering tidak jujur pada diri sendiri tentang kualitas hubungan atau alasan berakhirnya hubungan itu. Penting untuk mempertimbangkan baik-baik sebahagia apa Anda menjalani hubungan itu dan apa yang membuatnya berakhir. Dengan demikian, Anda dapat berhenti mengidealkan hubungan yang sebenarnya tidak indah. Sikap jujur juga membantu mempertanyakan apa peran Anda dalam putusnya hubungan karena ini dapat membantu Anda membuang kemarahan.
Cari bantuan
Putus cinta dapat berdampak serius pada kesehatan fisik dan mental, khususnya jika masih memikirkannya beberapa bulan kemudian. Patah hati telah dikaitkan dengan melemahnya sistem kekebalan tubuh dan meningkatnya risiko penyakit. Orang yang belum melupakan putus cinta dalam 16 minggu bahkan dapat mengalami perubahan di otak yang mengurangi motivasi, konsentrasi, dan emosi. Sangat penting untuk mencari bantuan profesional sebelum kesehatan fisik mulai terganggu. Terapis dapat membantu mendengarkan dan mendorong Anda untuk menghadapi perasaan dan mengajarkan cara baru untuk mengatasi rasa sakit.
Lepaskan semuanya
Ada berbagai teknik perilaku yang dapat dicoba untuk menghentikan pikiran obsesif tentang mantan. Semua teknik ini bergantung pada kemampuan untuk mengakui bila suatu pikiran tentang mantan memasuki benak Anda dan mengambil tindakan tertentu untuk mencegahnya tidak kembali. Ingatlah bahwa teknik ini hanya boleh digunakan untuk pikiran obsesif. Jika belum mengatasi perasaan dan membiarkan diri bersedih, Anda seharusnya tidak berusaha menekan pikiran.
Anda dapat mencoba memakai gelang karet di pergelangan tangan dan menggunakannya untuk menjentik tangan setiap kali memikirkan mantan atau mencoba menuliskan pikiran-pikiran tentang mantan di selembar kertas dan kemudian membuangnya. Anda juga dapat mencoba latihan visualisasi yang mengharuskan memvisualkan adegan spesifik setiap kali pikiran itu muncul. Misalnya, Anda dapat memikirkan tanda berhenti dalam upaya mengingatkan diri untuk berhenti melakukan apa yang sekarang dilakukan. Jika konsisten, asosiasi pikiran tentang mantan dan keharusan berhenti akan tercipta secara otomatis.