Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kesehatan

Cara Kembali Seperti Zaman SMP

Metode pemotongan wasir dengan gunting listrik dijamin lebih cepat dan tidak sakit. Kondisi bisa kembali seperti saat belum terserang penyakit ini.

4 Mei 2015 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Butuh waktu 14 tahun bagi Dwi Komalasari untuk mengumpulkan nyali agar berani datang ke dokter dan meminta ganjalan di saluran pembuangannya dibuang. "Setiap mau operasi wasir, saya enggak punya keberanian," tutur Dwi, 43 tahun, kepada Tempo, pertengahan April lalu, di Rumah Wasir, Jakarta.

Ia memang merasa tersiksa dengan ambeien yang dideritanya sejak hamil anak pertama pada 1999. Tatkala wasir meradang, segalanya menjadi serba salah. Duduk, misalnya, tak pernah nyaman. Untuk mengurangi sakit, dia memasang bantal di kursi kerjanya. Duduk pun selalu dengan posisi sedikit miring. "Saya kan malu kalau orang-orang tahu saya mengidap wasir," kata Dwi. Saat itu, untuk mengurangi rasa nyeri, ia hanya memakai obat oles.

Penderitaan kian berat ketika hamil. Sebab, hal itu membuat beban di pantatnya semakin berat dan merembet ke ambeien. Sudah tiga kali Dwi melahirkan, tapi ketakutan akan rasa sakit jika melakukan pembuangan wasir membuatnya enggan melangkah ke meja operasi. Maka dia hanya bisa membiarkan saja pembengkakan di bibir anus tersebut.

Sampailah kemudian Dwi melihat sebuah klinik yang menyediakan operasi wasir dengan metode biological electrical impedance auto-measurement (BEIM). Tertulis di promosi bahwa proses operasi hanya berlangsung singkat, tidak perlu menginap, dan tidak sakit. Ia penasaran, lalu bertanya-tanya kepada pasien yang masuk dan yang sudah keluar. "Juga bertanya kepada dokter. Dan akhirnya saya coba hari itu juga."

Hari itu, Oktober 2013, Dwi menetapkan tekad. Ambeien yang sudah menahun tersebut pun diangkat dalam waktu kurang dari 30 menit. Setelah itu, ia langsung pulang dan di rumah tak perlu mengalami berbagai cerita mengerikan yang pernah ia dengar seusai operasi wasir biasa: mesti tidur tengkurap berhari-hari, terasa nyeri di bagian anus, dan sulit berjalan. Memang ada sedikit terasa nyeri hingga sebulan, tapi selebihnya ia nyaman belaka.

Wasir, menurut dokter spesialis bedah Panondang Panggabean, adalah penyakit atau gangguan pada anus yang terjadi karena pembengkakan pembuluh darah, terkadang disertai perdarahan. Gejala awalnya adalah rasa panas dan sakit setelah buang air besar. Rasa ini, kata dia, muncul karena penekanan pembuluh vena yang membesar. Akibatnya, penderita mengeluarkan darah setelah buang air besar.

Aktivitas mengejan, kata dokter di Rumah Wasir ini, sangat menyiksa pasien karena pembuluh darah menjadi sensitif akibat peradangan. Terakhir, pasien pasti merasa tidak nyaman karena ada tonjolan di saluran anus. "Kalau sudah ada benjolan, artinya wasir sudah masuk tahap lanjut."

Ada beberapa cara menangani wasir. Pada stadium I dan II, kata Panondang, cukup dengan obat-obatan pelunak feses atau anti-perdarahan. Namun, pada stadium III dan IV, disarankan melakukan tindakan penghilangan jaringan.

Banyak metode yang ditawarkan. Dari suntikan (skleroterapi), ligasi pita karet (pangkal wasir diikat dengan karet), salep, operasi pengangkatan, stapler, sampai BEIM. Nah, dengan metode yang terakhir inilah Dwi Komalasari bersedia menghilangkan wasirnya, dengan cara relatif nyaman.

Memang ada beberapa keunggulan. Salah satunya biayanya yang terjangkau, yakni Rp 5-7 juta. "Tingkat kekambuhannya juga rendah dan tidak terjadi karbonisasi," kata dokter Panji Priambudi, salah satu pendiri Klinik Wasir Safute, di Jakarta.

Panji menerangkan, prosedur BEIM biasanya dimulai dengan pemeriksaan terhadap pasien menggunakan anoskop (alat pemeriksaan khusus anus). Tujuannya menentukan posisi benjolan dan stadiumnya. Jika memang sudah masuk stadium III atau IV, dokter akan mengamankan area tersebut. Tonjolan ambeien dijepit dengan gunting yang sudah dialiri listrik (paling tinggi 100 kilowatt), dan dilakukan dari pangkal wasir. Penjepitan ini menyebabkan aliran darah berhenti.

Listrik yang menyalurkan panas dimaksudkan untuk memotong jaringan sekaligus menutup perdarahan. "Karena ada panas, jaringan akan mengering sehingga mudah dipotong dan terlepas," kata Panji. Dijanjikan, pasien tidak akan merasa gosong atau terbakar saat wasirnya terputus. "Alatnya akan bunyi ketika terjadi karbonisasi (pemanasan berlebih)."

Permukaan kulit yang sudah melepaskan bonggol tersebut akan tertutup selaput putih. Ini juga, kata Panji, yang menjadi salah satu keuntungan BEIM. Lapisan kulit terluar langsung menutup dan tidak berdarah, sehingga risiko infeksi jadi minim. Area bekas pengambilan wasir pun tidak gosong, melainkan putih dan kering. "Persis seperti plastik yang dipres," ucap Panji.

Sisa-sisa daging yang tercerabut lalu dirapikan dengan alat semacam bor listrik. Dokter akan membakar luka-luka kecil yang menganga tersebut. Jadi pasien tidak perlu jahitan. Tapi, karena lapisan ini baru, sewaktu-waktu bisa melebar jika belum kering sempurna. Biasanya ini yang menyebabkan pasien merasa nyeri sewaktu buang hajat pertama. Pada saat itu otot di anusnya sedang menyesuaikan. Tapi, kata Panji, nyeri ini subyektif. Ada yang merasa sakit sekali, ada yang biasa saja. "Kadang disertai tetesan darah."

Namun rasa seperti itu pada umumnya tidak berlanjut pada saat buang feses berikutnya. Ia menyarankan pasien menggunakan toilet duduk atau setengah berdiri. Kalau dengan toilet jongkok, peregangan posisi otot anus menjadi lebih lebar.

Gejala lain yang perlu diperhatikan seusai operasi ini adalah kemungkinan terjadinya penyempitan liang anus. Sebab, ketika wasir yang semula berada di sudut-sudut berdekatan diambil, jaringan yang tertinggal akan melekat. Untuk itulah penghilangan wasir harus menyisakan jaringan sehat di antara yang dibuang.

Penanganan lain adalah saat pembuangan feses sebaiknya dipicu dari luar dengan memasukkan jari ke anus. "Ini untuk melatih saja. Lakukan tiap hari selama sepekan," kata Panji. Nanti lubang anus akan normal kembali.

Panji menjamin, setelah operasi, lubang anus tidak mengalami pelonggaran—atau orang bilang dol. "Seratus persen dengan teknik ini belum pernah ada kasus," katanya. Pembuangan wasir ini justru mengembalikan penderita ke stadium nol. Artinya, kalau pasien terkena wasir sejak sekolah menengah pertama, setelah dilakukan tindakan BEIM kondisi anusnya kembali ke semasa SMP itu.

Toh, setelah ini pasien juga disarankan menerapkan pola makan dan gaya hidup sehat. Sarannya sederhana saja: perbanyak makan serat dan sering bergerak.

Dianing Sari


Fakta tentang Wasir

Berdasarkan letaknya, wasir bisa berada di dalam atau di luar anus.

  • Stadium I dicirikan dengan feses yang berdarah.
  • Stadium II dicirikan dengan kehadiran benjolan yang timbul saat mengejan. Benjolan masih bisa tenggelam.
  • Stadium III: wasir sudah muncul keluar, berdarah, dan perlu bantuan dari luar untuk mengembalikan ke kondisi semula.
  • Stadium IV: berdarah ketika buang air besar dan tonjolan yang keluar tidak bisa dimasukkan lagi meski dibantu dari luar.
  • Ada beberapa penyakit yang kerap disalahtafsirkan sebagai wasir: anal fissure (luka robek di anal yang terinfeksi), perianal abscess (bisul di anus), fistula ani (bisul akut yang sudah membuat saluran hingga ke bagian dalam anus), polip rekti (polip di dubur), dan kanker anal.
  • Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

    Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

    Image of Tempo
    Image of Tempo
    Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
    • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
    • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
    • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
    • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
    • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
    Lihat Benefit Lainnya

    Image of Tempo

    Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

    Image of Tempo
    >
    Logo Tempo
    Unduh aplikasi Tempo
    download tempo from appstoredownload tempo from playstore
    Ikuti Media Sosial Kami
    © 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
    Beranda Harian Mingguan Tempo Plus