Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kesehatan

Cegah COVID-19, Lebih Efektif Cuci Tangan daripada Pakai Masker

Untuk hindari COVID-19, IDI ingatkan masker hanya untuk orang sakit, sementara orang yang sehat lebih dianjurkan untuk rajin mencuci tangan.

5 Maret 2020 | 19.00 WIB

Ilustrasi 2019 Novel Coronavirus (2019-nCoV). REUTERS/CDC
Perbesar
Ilustrasi 2019 Novel Coronavirus (2019-nCoV). REUTERS/CDC

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta - Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) menegaskan bahwa penggunaan masker hanya untuk orang sakit, sementara orang yang sehat lebih dianjurkan untuk rajin mencuci tangan menggunakan sabun dengan air mengalir. "Pertama untuk orang sehat paling efektif adalah cuci tangan dibanding pakai masker. Masker diutamakan untuk orang sakit," kata Dokter spesialis paru di Rumah Sakit Persahabatan Erlina Burhan dalam acara terkait penyakit COVID-19 di kantor PB IDI Jakarta, Kamis 5 Maret 2020.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Erlina menambahkan bahwa seluruh orang yang memiliki penyakit infeksi saluran pernapasan seperti influenza, Tuberkulosis, dan termasuk virus corona COVID-19 agar tidak menularkan ke orang lain. Dia menyebut dalam pencegahan COVID-19 lebih efektif cuci tangan dengan sabun ketimbang menggunakan masker. COVID-19 menular melalui droplet atau percikan yang keluar dari mulut atau hidung orang yang sakit lalu menempel pada berbagai benda seperti kursi, meja, atau di transportasi.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Benda-benda tersebut umum dipegang oleh banyak orang dan bisa memindahkan virus dari benda ke tangan seseorang. Virus yang bagiannya memiliki lapisan lemak akan terganggu detergen saat mencuci tangan sehingga merusak susunan virus dan membuatnya mati.

Erlina mengatakan cuci tangan menggunakan sabun dan air mengalir selama 20 detik sudah cukup untuk membunuh kuman yang ada di tangan. "Tidak usah sanitizer. Yang punya akses ke tempat cuci tangan, pakai saja sabun dan air," kata Erlina.

Dia mengatakan harga masker dan sanitizer yang melonjak sudah tidak masuk akal. Erlina memahami bahwa itu merupakan salah satu bentuk untuk waspada, namun dia meminta agar tidak panik. "Penyakit ini jangan disamakan dengan flu burung yang kematiannya sangat tinggi. Yang meninggal 2-3 persen, kemungkinan sembuh ada di angka 97 persen jadi jangan terlalu panik juga. Banyak juga penyakit lain yang angka kematiannya lebih besar," kata Erlina.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus