Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Kenaikan kasus infeksi saluran pernapasan akibat Human Metapneumovirus (HMPV) dan Influenza A telah menjadi perhatian global. Keduanya telah menyebabkan peningkatan kasus yang signifikan, terutama di negara-negara seperti China dan Jepang.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
HMPV adalah virus yang sering dijuluki "kembaran" virus influenza. "Ia menyebabkan gejala mirip flu seperti batuk, pilek, demam, dan sakit tenggorokan. Namun, HMPV juga bisa memicu penyakit yang lebih serius, terutama pada bayi, lansia, dan orang dengan kondisi medis yang mendasar," kata Dokter Spesialis Penyakit Dalam Bethsaida Hospital, Alius Cahyadi dalam keterangan pers yang diterima Tempo pada 13 Januari 2025.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
HMPV sering disebut mirip dengan COVID-19, hanya saja COVID-19 cenderung lebih berbahaya, menyebar lebih cepat dan memiliki dampak yang jauh lebih besar pada skala global.
Influenza A adalah virus musiman yang sudah akrab di telinga kita. Virus ini dikenal sangat menular dan dapat menyebabkan penyakit yang bervariasi, mulai dari flu biasa hingga pneumonia yang parah. Subtipe H1N1 dan H9N2 dari Influenza A menjadi perhatian utama dalam wabah kali ini.
Mengapa Penyebarannya Cepat?
Alius mengatakan ada beberapa faktor yang mendukung penyebaran cepat kedua virus ini. Pertama adalah karena kondisi cuaca seperti perubahan musim dan lingkungan lembap. Kondisi itu ideal bagi virus. Lalu faktor kedua adalah mobilitas tinggi penduduk di kota-kota besar. Ketiga adalah penurunan imunitas masyarakat setelah pandemi COVID-19
Alius menambahkan infeksi HMPV dan influenza A dapat menyebabkan berbagai komplikasi kesehatan, mulai dari pneumonia dan bronkitis hingga gagal napas. Selain itu, kedua virus ini juga dapat memperburuk kondisi kesehatan pada individu dengan penyakit kronis seperti asma dan penyakit paru obstruktif kronis (PPOK).
Beberapa kelompok masyarakat pun dinilai lebih rentan terhadap infeksi HMPV dan Influenza A. Kelompok rentan ini adalah bayi dan lansia. "Sistem kekebalan tubuh yang belum matang atau melemah membuat kelompok usia ini lebih mudah terinfeksi," katanya.
Lalu ada kelompok rentan lain yaitu individu dengan penyakit kronis, seperti penyakit seperti jantung, paru-paru, diabetes, dan gangguan imunitas. Kelompok pasien itu dapat meningkatkan risiko komplikasi bila terkena virus tersebut. Kelompok lain yang juga rentan terkena virus tersebut adalah pekerja kesehatan. "Tenaga medis yang berinteraksi langsung dengan pasien berisiko tinggi terpapar virus," kata Alius.
Untuk mencegah penyebaran HMPV dan Influenza A, ada beberapa langkah penting yang dapat dilakukan. Pertama dalah vaksinasi dengan vaksin influenza, sedangkan vaksin untuk HMPV hingga saat ini masih belum ada. Cara pencegahan lain adalah dengan mengutamakan protokol kesehatan. Memakai masker, mencuci tangan secara teratur, dan menjaga jarak fisik adalah langkah-langkah sederhana namun efektif untuk mencegah penularan.
Kemudian ada pula cara pencegahan dengan istirahat yang cukup. Jika merasa sakit, segera istirahat dan hindari kontak dengan orang lain. "Segera konsultasikan dengan dokter jika gejala semakin parah," kata Alius.
Alius Cahyadi mengingatkan bahwa pncegahan adalah kunci dalam menghadapi wabah virus seperti HMPV dan Influenza A. "Penting untuk menjaga imunitas tubuh, mengikuti protokol kesehatan, dan segera mencari bantuan medis jika mengalami gejala serius,” katanya melanjutkan.
Direktur Bethsaida Hospital Gading Serpong Pitono menambahkan timnya telah menyediakan layanan screening untuk mendeteksi infeksi virus seperti HMPV dan juga Influenza A. "Kami siap membantu masyarakat untuk mendapatkan diagnosis dini dan penanganan yang tepat, terutama dalam menghadapi risiko penyebaran virus yang semakin meningkat,” katanya.
Pilihan Editor: Tanda-tanda Anak Terserang Virus HMPV