Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kesehatan

Dari Soviet Tak Manjur Lagi

Vaksin anti-polio buatan Uni Soviet bentuk tablet dilarang beredar di Indonesia karena tidak manjur lagi dan diganti dengan vaksin buatan bio farma, Bandung, bentuk cair. (ksh)

9 Juni 1979 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

BILA anak terserang polio, dokter kita selalu memberi vaksin buatan Uni Soviet yang berbentuk tablet. Sudah bertahun-tahun begitu. Ternyata obat Soviet itu tidak selalu manjur. Kini ia bahkan dilarang beredar di Indonesa. Sebagai penggantinya, sekarang muncul vaksin dalam bentuk cairan buatan Bio Farma, Bandung. Lackman Punjabi, pedagang yang mewakili Medexport dari Uni Soviet, jelas heran. Kenapa? Ia mengimpor obat buatan Soviet itu tadinya. Pemeriksaan di Soviet sendiri, bahkan juga di Jepang, menunjukkan vaksin itu cukup baik. Tapi Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Litbangkes) di Jakarta menjumpai kemanjurannya sudah susut. Aparat depkes itu sudah menelitinya berkali-kali sejak tahun lalu. "Ah, mungkin alatnya tak lengkap," komentar orang. "Untuk Asia, peralatan di sini justru paling lengkap," kata staf di Litbangkes. Terakhir pada awal tahun ini Punjabi mengimpor vaksin Soviet itu seharga Rp 11 juta melalui Halim Perdanakusumah. Tapi obat itu tidak bisa keluar dari Halim begitu saja. Mengetahui hasil penelitian Litbangkes, Dirjen POM Dr Midian Sirait tidak mau meneken izin masuknya. Cukup Hati-hati Tanpa saingan lagi, vaksin Bio Farma yang memasuki pasaran sejak dua tahun lalu mendadak laris. Dalam 3 bulan ini saja penjualan vaksinnya melonjak ke 25.000 botol, naik dari 10.000 botol @ 10 dosis dalam 2 tahun sebelumnya. Vaksin Soviet semula menguasai pasaran Indonesia dengan 100.000 tablet setahun. Kepala Bagian Ilmu Kesehatan Anak dari RS Cipto Mangunkusumo, W.A.F.J. Tumbelaka, mengatakan bahwa ada kemungkinan vaksin Soviet itu tidak manjur lagi karena pengaruh suhu dalam "jarak perjalanan" yang ditempuhnya. Suhunya yang tepat harus selalu dijaga rupanya dalam pengiriman. Di RSCM, vaksin buatan Bio Farma diperlakukan cukup hati-hati, sebagaimana terhadap vaksin tablet buatan Soviet tempo hari. Kalau disimpan dalam suhu minus 10øC, demikian aturan Bio Farma, vaksinnya tahan sampai 1 tahun. RSCM mengikuti aturan itu, tapi sesudah 3 bulan obat itu tidak dipakainya lagi. Vaksinasi anti-polio mungkin akan menjadi program Depkes. Jika terbukti ampuh, produk Bio Farma jelas makin diprioritaskan untuk program itu. Menurut dr. Adhyatma MPH, dirjen pencegahan dan pemberantasan penyakit menular. Depkes, polio belum menjadi persoalan. Tapi "kami akan segera turun tangan begitu penyakit tersebut menjadi persoalan di daerah perkotaan," sambungnya. Belum ada catatan dari seluruh Indonesia tentang penderita polio. Di Jakarta saja, dari 4945 pasien anak yang masuk RSCM tahun 1978, ditemukan 2 penderita polio. Penyakit ini berasal dari serangan virus terhadap sumsum tulang belakang. Badan menjadi panas dibikinnya. Kalau. tak sempat tertolong, anak yang terserang bisa lumpuh.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus