HEPATITIS, yang lebil dikenal sebagai penyakit kuning, di masa kini punya paras yang menakutkan. Selaln hepatitis A yang tidak berbahaya, dikenal hepatitis B yang sulit di sembuhkan - kronis. Dan hepatitis B inilah yang di perkirakan senantiasa berlanjut ke kanker hati. atau hepatoma, yang sangat cepat mengundang kematian. Selain itu, ternyata masih ada hepatitis jenis lain yang menakutkan. Selain hepatitis A dan B, pada sepuluh tahun terakhir ini ditemukan gejala baru: terdapat hepatitis non-A, non-B yang belum jelas macam virus yang menjadi penyebabnya. Hepatitis A dikenal menular iewat kotoran manusia, sementara hepatitis B berjangkit antara lain bisa lewat transfusi darah. Nah, hepatitis non-A, non-B, menurut kepala Bagian Hepatologi RSCM, dr. H.M. Sjaifoelah Noer, bisa melalui keduanya. "Walaupun begitu, virus hepatitis non-A, non-B ini tak ada hubungannya dengan virus hepatitis A maupun B," kata Sjaifoelah lagi. Tapi pertengahan bulan lalu ada tanda-tanda terang. Dua publikasi tentang jenis penyakit ini menyatakan telah mengungkap misteri hepatitis non-A, non-B itu. Yang satu berasal dari penelitian Pusat Penelitian Darah New York, yang lain dari riset FDA (Food and Drug Administration) yang bekerja sama dengan Institut Kesehatan Nasional AS. Keduanya merupakan penelitian terpisah hingga sulit menentukan apakah virus yang ditemukan itu adalah virus yang sama. Namun, pada dasarnya, kedua penelitian itu sepakat bahwa virus yang ditemukan adalah virus hepatitis yang sangat mungkin berjangkit melalui transfusi darah. Jadi, mirip virus hepatitis B, dan berbahaya karena menimbulkan penyakit kronis. Sejauh ini di Amerika Serikat tempat penelitian itu dilakukan, jumlah penderita hepatitis non-A, non-B, yang bisa dicatat 15%-20% dari penderita hepatitis. Kendati beitu, para peneliti percaya bahwa jumlah yang sebenarnya jauh lebih besar, bahkan mungkin melebihi penderita hepatitis B. Pada saat ini pemeriksaan medis belum mampu mendeteksinya secara akurat. Umumnya karena terbatasnya peralatan dan sistem pemeriksaan. Dr. H.M. Sjaifoelah, Kepala Bagian Hematologi RSCM, itu mengakui bahwa untuk mengetahui dengan pasti jenis virus yang menyebabkan hepatitis, dibutuhkan dana yang tidak kecil. Barangkali ada hubungannya dengan hambatan itu, jumlah penderita, baik hepatitis B maupun hepatitis non-A, non-B, di RSCM, tidak banyak. Dari penelitian klinis di lingkungan RSCM, Sjaifoelah mengemukakan, 50% penderita hepatitis di rumah sakit itu mengidap hepatitis A, 10% hepatitis B, 40% hepatitis non-A, non-B. Dr. Alfred M. Prince ketua tim riset Pusat Penelitian Darah New York menyebutkan, virus yang ditemukan timnya adalah virus hepatitis C. Virus ini sebelumnya, kata ilmuwan itu, belum pernah dikenal dan belum diketahui klasifikasinya. Prince, yang dalam penelitian dibantu antara lain Dr. Bolanle dan Luda Bardina dari Institut Riset Biomedis Liberia, mengungkapkan bahwa virus itu ditemukan pada sel-sel hati simpanse yang terjangkit hepatitis non-A, non-B. Virus itu menarik perhatian terutama karena aktivitasenzim yang sangat tidak lazim. Virus itu ternyata tidak memanfaatkan enzim yang berasal dari sel-sel hati untuk mengembangkan diri. Tetapi kegiatan pengembangan diri virus ini - dalam kaitannya dengan enzim selsel hati - tak sampai diuraikan panjang lebar. Tim Pusat Penelitian Darah New York dalam menetapkan jenis virus hepatitis C itu lebih menekankan pada bentuk virus. Dari penelitian mikroskop elektron, virus ini diketahui memiliki struktur bulan sabit tampak pada sel yang terjangkit penyakit. Para peneliti dari FDA dan Institut Kesehatan Nasional tampaknya lebih banyak menekankan penelitian pada aktivltas enzim virus yang ditemukannya. Mereka menyebutkannya sebagai retrovirus, atau paling tidak mendekati retrovirus. Sebuah virus dikatakan retrovirus karena kemunduran kegiatan molukulernya. Tidak seperti biasanya virus melakukan reproduksi (pembiakan) dengan memanfaatkan sel-sel di tempat ia berada, retrovirus melakukan reproduksi dalam tubuhnya sendiri. Cara pembiakan virus macam ini sudah lama dikenal, tapi umumnya merupakan virus yang tak ada kaitannya dengan penyakit-penyakit pada tubuh manusia. Sebegitu jauh, apakah retrovirus yang ditemukan tim FDA sama dengan kegiatan enzim yang tak lazim pada virus yang ditemukan tim Pusat Penelitian Darah NY, sulit dipastikan. Para pengamat memperkirakan, dapat saja berbeda, karena bisa saja terdapat dua atau tiga jenis virus yang dulunya dikenal sebagai virus hepatitis non-A, non-B. Manfaat yang segera bisa dipetik dan penelltlan-penelitian itu adalah menjadi telitinya tes darah, khususnya untuk transfusi. Pada masa lalu, darah yang bebas dari virus hepatitis A, dan B, bisa saja memiliki risiko menjangkitkan virus hepatitis non-A, dan non-B-kekhawatiran ini memang sudah lama timbul. Walau heitu. manfaat ini terbilang sekadar mencegah perambatan penyakit. Agaknya karena ltu para peneliti menyatakan akan terus melakukan penelitian. Di samping mencari kemungkinan pembuatan vaksin bagi penyakit hepatitis C itu, penelitian itu juga belum bisa memastikan kaltan virus hepatltis yang baru dltemukan ini dengan kanker hati. Besar kemungkinan, karena kemiripannya dengan hepatitis B, hepatitis C ini juga mudah berlanjut kekanker hati yang mematikan itu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini