Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kesehatan

Dr. Pauling, Vitamin C Dan Kanker

Percobaan klinis Dr. Linus Pauling dari Universitas Stanford, California, menyebuntukan bahwa vitamin C dapat menyembuhkan penyakit kanker. Tapi para ilmuwan lain belum dapat menerimanya. (ksh)

9 September 1978 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

SEJAK tahun 1970 Dr Linus Pauling dari Universitas Stanford, California mengagung-agungkan kebajikan berbagai macam vitamin. Terutama vitamin C sebagai obat yang bisa menyembuhkan pilek sampai pun kanker. Sudah sejak lama ahli kimia berusia 77 tahun dan dua kali memenangkan Hadiah Nobel itu mencita-citakan percobaan klinis untuk membuktikan pendapatnya. Baru sekarang jalan ke sana terbuka. Berbagai percobaan yang dibiayai Lembaga Kanker Nasional di Amerika Serikat telah dimulai di Mayo Clinic, melibatkan 150 penderita kanker yang sudah tak terobati lagi, sebagai kelinci percobaan. Mereka disuguhi vitamin dalam dosis tinggi. Tentang hasilnya Lembaga itu sendiri masih menganggap terlalu pagi untuk disebutkan. "Kami memerlukan penderita kanker yang berlomba-lomba merelakan dirinya untuk dicoba," kata seorang juru bicara. Para ilmiawan di sana belum bergairah benar menyokong niat Dr Pauling. Walaupun ia dianggap seorang tokoh legendaris dunia ilmu pengetahuan abad 20, Pauling terkadang malahan dianggap suka campur urusan orang lain. Sebagai seorang ahli kimia tak sepantasnya ia berteori mengenai masalah gizi, begitulah anggapan sebagian orang. "Kalau diadakan pemilihan di kalangan masyarakat ilmu pengetahuan," kata seorang ahli biokimia dan ahli gizi dari University of California, Dr George Briggs, "saya ragu teori vitamin Dr Pauling itu hanya dapat suara lebih dari 3%." Tapi apa pun kata para ahli yang bersaing, jutaan orang Amerika percaya benar terhadap pengobatan dengan megavitamin vitamin dosis tinggi). Mereka yakin vitamin bisa menyembuhkan dan mencegah penyakit. "Bukti bertambah saja," kata Pauling yang jangkung dan berambut putih keperakan itu, "bahwa vitamin C memberikan perlindungan terhadap penyakit infeksi." la menghitung mulai dari campak, gondok, flu, radang hati, polio dan kanker. Mungkin Namun begitu Dr Pauling dengan rendah hati mengakui belum tahu benar bagaimana si "C" melawan kanker. Mungkin dia mendorong mekanisme kekebalan tubuh. Mungkin juga ia memperkuat susunan antar sel untuk melawan pertumbuhan tumor. Barangkali juga dua-duanya, katanya. Jauh dari Mayo Clinic di Boston, di mana para ahli sangat sangsi dengan percobaan mengenai faedah vitamin ini, di Menlo Park, California, berjalan pula sebuah percobaan yang nampaknya akan jadi tumpuan kuat Dr Pauling. Soalnya percobaan ini didukung oleh Linus Pauling lnstitute of Science and Medicine yang didirikan oleh Dr Cameron. Sarjana ini untuk pertama kali tertarik pada Pauling ketika yang terakhir ini tahun 1971 di Universitas Chicago mengucapkan pidatonya mengenai teori vitamin. Proyek percobaan tersebut menitikberatkan perhatian terhadap 2 kelompok pasien kanker yang parah. Semua sudah pernah mendapatkan pengobatan standar, seperti radiasi, kemoterapi dan bedah. Kelompok pertama (100 pasien) menerima 10 gram vitamin C perhari. Kelompok kedua (1000 pasien) terdiri dari orang-orang yang umur, jenis kelamin dan penyakit kankernya pukul rata sama, hanya menerima obat pembunuh rasa sakit. Dari percobaan tadi Pauling dan Cameron memperoleh hasil yang agak meyakinkan. Pasien penerima vitamin C bisa bertahan hidup selama 200 hari atau lebih. Sedangkan dari kelompok kedua rata-rata bertahan hidup 50 hari. Mengesankan juga, 13 orang dari peminum vitamin C masih hidup sampai sekarang, 5 tahun setelah dinyatakan tak bisa diobati lagi. Sedangkan dari kelompok yang tidak menerima vitamin itu semuanya meninggal. Pada saat yang bersamaan pula sebuah penelitian di Universitas Toronto memperoleh hasil menguatkan pendapat Pauling. Penelitian tersebut memisahkan satu kelompok penerima vitamin C dan yang satu lagi menerima vitamin yang kosong. Ternyata yang dapat vitamin berada dalam keadaan bebas penyakit untuk jangka waktu yang cukup lama. Sementara sebuah penelitian di Cekoslowakia yang dimuat dalam Science News menunjukkan vitamin C bisa menurunkan kolesterol dengan membasuh pembuluh darah jantung dari timbunan lemak. Kembali lagi ke Amerika, sebuah tim riset di sana telah mengeluarkan laporan yang mengatakan bahwa vitamin C dalam dosis tinggi akan meningkatkan jumlah dan kekuatan lymphocyte, yang bekerja dalam sistim kekebalan tubuh untuk menghancurkan bakteri dan virus. Dermawan Sederet penelitian nampaknya telah memberikan dukungan untuk teori Pauling. Tapi dalam sebuah seminar di Universitas California di San Fransisco, Dr Sheldon, konsultan untuk Komisi Gizi Senat Amerika, tetap sangsi terhadapnya. Malahan ia menyebutkan efek samping vitamin C, misalnya: mencret. Sheldon berseru untuk jangan meminum vitamin C secara berlebihan. Beda antara kebutuhan dan kelebihan adalah kecil, dan untuk vitamin C selisih itu belum diketahui, katanya. "Diperlukan 50 tahun untuk mengetahui bahwa aspirin yang satu ketika dianggap tak beracun, ternyata bisa mengakibatkan pendarahan dalam saluran pencernaan," tambahnya memberi contoh kasus lain. Dengan pendapatnya yang kontroversial mengenai vitamin C itu, nyawa Pauling Institute memang terancam. Perang pendapat menyusul bukunya Vitamin C and the common cold, membuat Universitas Stanford enggan meneruskan bantuan keuangan untuk karya berikutnya mengenai kedokteran molekuler. Tapi syukurlah dia mendapat bantuan dari seorang ahli hubungan masyarakat yang juga jadi pengagum Pauling dan menaruh minat besar dalam masalah kesehatan. Orang itu mencari dana melalui pemasangan iklan. Kelompok penggemar Pauling kemudian terbentuk, terdiri dari 300.000 dermawan, besar dan kecil. Berhasil mengumpulkan lebih separo dari kebutuhan setahun yang sejuta dolar.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus