Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kesehatan

Fakta tentang Penyakit Osteoporosis di Indonesia, Bukan Penyakit Lansia Saja

Osteoporosis atau tulang keropos adalah kondisi saat kepadatan tulang berkurang.

21 Oktober 2021 | 11.26 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Osteoporosis

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Hari Osteoporosis Nasional diperingati setiap 20 Oktober. Ini menjadi momentum untuk mengedukasi masyarakat tentang apa itu penyakit osteoporosis dan bagaimana mencegahnya.

Koordinator Sub Diabetes Melitus dan Gangguan Metabolik, Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular, Kementerian Kesehatan, Lily Banonah Rivai mengatakan meningkatnya usia harapan hidup masyarakat Indonesia dari 70,5 tahun menjadi 71 tahun, berpotensi memunculkan transisi epidemiologi serta meningkatnya penyakit degeneratif, termasuk osteoporosis. "Dampak osteoporosis bukan hanya pada fisik, namun juga psikis, ekonomi, dan sosial," kata Lily dalam acara bincang daring bersama Anlene "Perjalanan Menuju Tulang Sehat Dimulai Sekarang" pada Selasa, 19 Oktober 2021.

Lily menjelaskan, osteoporosis atau tulang keropos adalah kondisi saat kepadatan tulang berkurang. "Ini penyakit yang tidak bergejala atau silent disease. Kita baru tahu osteoporosis saat terjadi patah tulang dan dapat berakibat fatal," ujarnya.

Fakta tentang osteoporosis di Indonesia, menutip keterangan Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan, perkiraan populasi di Indonesia naik menjadi 288 juta jiwa pada 2050. Pada populasi individu yang berusia lebih dari 60 tahun, prediksinya 90 persen perempuan mengalami osteopenia dan 32,3 persen mengidap osteoporosis.

Berdasarkan perkiraan organisasi kesehatan dunia atau WHO, sekitar 200 juta orang mengidap osteoporosis pada 2050. Sebanyak 6,3 juta orang setiap tahun akan mengalami kejadian patah tulang, dan separuhnya ada di Asia. Risiko osteoporosis terjadi pada 1 dari tiga orang perempuan yang berusia lebih dari 50 tahun, dan satu dari lima orang laki-laki pada usia lebih dari 50 tahun.

Untuk mencegah osteoporosis, Lily mengingatkan pentingnya menjaga kesehatan tulang sejak dini. "Menjalani gaya hidup sehat, aktif, dan terpapar sinar matahari," ujarnya. Janga lupa menambah pengetahuan tentang nutrisi untuk meningkatkan kekuatan tulang dan menurunkan risiko patah tulang, serta konsumsi kalsium, protein, kolagen, dan vitamin D.

Dokter Spesialis Penyakit Dalam yang tergabung dalam Perhimpunan Osteoporosis Indonesia (Perosi), Bagus Putu Putra Suryana mengatakan osteoporosis menjadi penyenan 8,9 juta kasus patah tulang setiap tahun. "Terjadi satu kasus patah tulang setiap tiga detik," katanya. "Patah tulang menyebabkan nyeri, disabilitas, deformitas, dan kematian."

Salah satu pemahaman keliru tentang osteoporosis, menurut Bagus, adalah anggapan bahwa penyakit ini hanya terjadi kepada orang lanjut usia atau lansia. "Kalau menangani osteoporosis kepada lansia, itu sudah terlambat," ujarnya. Sebab itu, penting mencegah terjadi osteoporosis sejak dini.

Pahami dulu kapan massa tulang puncak terjadi. Massa tulang puncak terjadi pada usia 20 sampai 30 tahun. Kemudian menurun perlahan hingga usia 45 tahun. Untuk perempuan, massa tulang langsung anjlok pada usia 45 karena memasuki masa menopause. Sementara pada laki-laki, massa tulang melandai pelan-pelan seiring bertambahnya usia.

Bagus mengatakan, asupan nutrisi dan latihan fisik yang baik sejak dini dapat meningkatkan pencapaian massa tulang puncak. Artinya, upaya memenuhi gizi dan gerak harus terbangun sejak masa kanak-kanak, terutama di usia 10 sampai 15 tahun.

Baca juga:
Penyusutan Tinggi Badan Seiring Penambahan Umur

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik Tempo.co Update untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram lebih dulu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus