Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Gaya Hidup

Fashion Habitat Suarakan Kepedulian Hewan Langka Melalui Mode

Melalui instalasi interaktif, Fashion Habitat mengundang masyarakat Indonesia untuk menyuarakan kepedulian pada konservasi satwa

10 Juli 2019 | 07.30 WIB

ki-ka: Lenni Tedja (Direktur Jakarta Fashion Week), Kanti Panjaitan (Savana Furniture), Hendro Hadinata (Desainer interior), Ade Swargo Mulyo (Direktur Kemitraan WWF Indonesia) di Fashionlink x BLCKVNUE Fashion Habitat, di Senayan City, Jakarta Pusat, Selasa 9 Juli 2019. Tempo/Astari P Sarosa
Perbesar
ki-ka: Lenni Tedja (Direktur Jakarta Fashion Week), Kanti Panjaitan (Savana Furniture), Hendro Hadinata (Desainer interior), Ade Swargo Mulyo (Direktur Kemitraan WWF Indonesia) di Fashionlink x BLCKVNUE Fashion Habitat, di Senayan City, Jakarta Pusat, Selasa 9 Juli 2019. Tempo/Astari P Sarosa

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Salah satu isu penting di Indonesia saat ini adalah konservasi hewan langka. Hal itu menjadi inspirasi pop up store yang digagas Jakarta Fashion Week, Fashionlink x BLCKVNUE berkolaborasi dengan Savana Furniture untuk mendukung WWF Indonesia melalui program Fashion Habitat.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Melalui instalasi interaktif, Fashion Habitat mengundang masyarakat Indonesia untuk menyuarakan kepedulian pada konservasi satwa. Desainer interior, Hendro Hadinata, mendesain tiga instalasi binatang yang terancam punah di Indonesia, yaitu Badak Jawa, Harimau Sumatera, dan Hiu Paus.

“Proyek ini saya namakan NUR Project, sebuah art installation project yang bertujuan untuk mengikis ketidakpedulian atau kurangnya rasa ingin tahu masyarakat terhadap fauna terancam punah,” tutur Hendro Hadinata, di Konferensi Pers Fashion Habitat, di Senayan City, Jakarta Pusat, Selasa 9 Juli 2019. Dia berharap instalasi ini dapat meningkatkan kepedulian masyarakat yang kemudian menjadi tindakan nyata untuk perlindungan satwa. 

Instalasi NUR Project di Fashionlink x BLCKVNUE Fashion Habitat, Senayan City, Jakarta Pusat, Selasa 9 Juli 2019. TEMPO/Astari P Sarosa

Bentuk instalasi juga dibuat sederhana dan menarik perhatian dengan bentuk badan yang unik. Mata para hewan di instalasi ini juga dibuat sama dengan bentuk seperti khawatir atau takut. Instalasi dibuat menggunakan bahan-bahan ramah lingkungan, sesuai dengan tujuan program Fashion Habitat. 

“Saya menggunakan plywood yang lebih ramah lingkungan, karena tidak terlalu banyak pembuangannya. Untuk yang paus, saya meminta cat yang ramah lingkungan, yaitu cat air,” lanjut Hendro. Namun dia mengakui untuk material instalasi badak, perlu menggunakan kulit sintetik untuk membuat tekstur badak yang sederhana. Untuk instalasi selanjutnya, dia ingin menggunakan bahan kulit yang terbuat dari jamur, karena jauh lebih ramah lingkungan. 

Instalasi NUR Project di Fashionlink x BLCKVNUE Fashion Habitat, Senayan City, Jakarta Pusat, Selasa 9 Juli 2019. TEMPO/Astari P Sarosa

Instalasi ini hanya bertujuan untuk menarik perhatian pengunjung dan memberikan informasi mengenai hewan yang terancam punah. Setiap pembelian produk di Fashionlink x BLCKVNUE, sebesar Rp 20 ribu akan disumbangkan ke WWF Indonesia. Program ini akan berlangsung sampai September 2019. 

WWF Indonesia akan menggunakan hasil donasi ini untuk konservasi ketiga hewan terancam punah ini. “Kolaborasi fashion, desain interior serta seni instalasi dan konservasi ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran pelaku industri dan peminat produk industri kreatif akan pentingnya penerapan praktik bisnis yang berkelanjutan di Indonesia,” tutur Ade Swargo Mulyo, direktur kemitraan WWF Indonesia. 

Instalasi NUR Project di Fashionlink x BLCKVNUE Fashion Habitat, Senayan City, Jakarta Pusat, Selasa 9 Juli 2019. TEMPO/Astari P Sarosa

Menurut Ade, praktik bisnis yang berkelanjutan adalah sebuah konsep yang mengedepankan kualitas produk yang diintegrasikan dengan proses produksi yang ramah lingkungan, selaras dengan alam, dan memastikan gaya hidup yang tidak membahayakan orang lain. “Upaya bersama ini akan menguntungkan secara ekonomis dan ekologis, guna memastikan generasi sekarang dan mendatang tetap bisa memanfaatkan alam untuk kebutuhan pangan dan papan,” lanjut Ade. 

Sementara itu, direktur Jakarta Fashion Week, Lenni Tedja, mengungkapkan bahwa industri fashion adalah salah satu industri yang sedang membuat banyak perubahan agar bisa lebih berkelanjutan dan ramah lingkungan. Namun memang masih banyak hal yang perlu dilakukan, dan karena itu membutuhkan bantuan dari masyarakat Indonesia. 

 

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus