Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Irama jantung yang terganggu menandakan kondisi aritmia. Mengutip Healthline, aritmia mempengaruhi kecepatan detak jantung, lebih cepat atau lambat dari normal.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ketika impuls yang mengatur denyut jantung tak berfungsi semestinya, maka menyebabkan beberapa kondisi. Adapun kondisinya, yaitu detak jantung terlalu cepat (takikardia), lambat (bradikardia), dini (kontraksi prematur), tidak menentu (fibrilasi).
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Merujuk publikasi National Library of Medicine berjudul Arrhyhmias, prevalensi aritmia antara 1,5 dan 5 persen dari populasi. Aritmia biasanya tidak berbahaya, tapi dalam beberapa kondisi bisa berakibat masalah yang serius. Jika aritmia mengganggu aliran darah ke tubuh, maka rentan mempengaruhi otak, paru-paru, maupun organ vital lainnya.
Jenis aritmia
Impuls yang tepat jalurnya membuat jantung berdetak normal. Isyarat impuls mengatur aktivitas otot jantung untuk memompa darah, masuk maupun keluar. Gangguan jalur atau impuls menyebabkan jantung berdetak tak normal yang menyebabkan aritmia. Kondisi ini dipengaruhi bermula dari simpul sinus, ventrikel (rongga bawah jantung), atrium (rongga atas jantung yang menerima darah)
Penyebab aritmia
Penyebab aritmia bisa karena faktor medis, fisik, emosional, atau genetik. Bahkan, dalam sebagian penemuan, penyebab aritmia tak diketahui secara mendetail. Beberapa orang rentan mengalami aritmia, karena pengaruh obat-obatan untuk mengatasi tekanan darah tinggi, depresi, alergi. Perubahan aliran darah juga menyebabkan aritmia.
Kondisi medis lain yang menyebabkan aritmia, antara lain dehidrasi, gangguan tiroid, diabetes, anemia, dan ketakseimbangan elektrolit (rendah kadar kalsium, kalium, magnesium)
YOLANDA AGNE
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.