Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Obesitas membahayakan kesehatan. Upaya melawannya terus dilakukan, termasuk di lingkungan kerja. Bahkan ada usulan agar para pemberi kerja mendorong karyawannya bisa berolahraga saat jam istirahat makan siang agar berat badan tetap terjaga.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
The National Institute for Health and Care Excellence (NICE) di Inggris mengatakan karyawan harus ditawari keanggotaan pusat kebugaran yang biayanya disubsidi oleh perusahaan. Mereka juga menyarankan agar perusahaan dapat mendorong karyawannya lebih sering memakai tangga dibanding lift.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Awal Juni lalu, NICE menerbitkan standar kualitas untuk mendorong aktivitas fisik di masyarakat. Mereka menekankan tenaga kerja yang fit dan berenergi cenderung tidak sakit dan lebih puas dalam pekerjaan mereka.
Pihak NICE menjelaskan, lebih aktif dalam kehidupan sehari-hari penting bagi kesehatan fisik dan mental masyarakat segala usia. Hal itu juga berpotensi mengurangi tingkat ketidakhadiran pekerja karena sakit.
Sekitar dua per tiga orang di Inggris mengalami kelebihan berat badan. Orang-orang di Inggris, Wales, dan Skotlandia yang didiagnosis dengan obesitas tidak wajar diperkirakan akan berlipat ganda pada 2035.
Angka penderita obesitas di Indonesia juga terus mengalami kenaikan. Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Kementerian Kesehatan pada 2018 menunjukkan adanya peningkatan masyarakat dengan obesitas dibandingkan dengan hasil Riskesdas pada 2013. Angkanya meningkat dari 14,8 persen pada 2013 menjadi 21,8 persen pada 2018.
Deputy Chief Executive and Director of Health and Social Care di NICE, Gillian Leng, mengatakan masyarakat menghadapi krisis obesitas yang sebagian disebabkan oleh kurang berolahraga. Ia berpendapat orang dengan obesitas dapat berolahraga selama hari kerja dan itu akan bermanfaat bagi diri mereka sendiri sekaligus perusahaan atau pemberi kerja. "Ini adalah solusi win-win bagi semua pihak," ujar dia.
Leng menuturkan perubahan hal-hal sederhana dapat dilakukan perusahaan untuk membantu pekerja lebih aktif berolahraga. Misalnya, perusahaan bisa membuat tempat parkir sepeda dan tempat mandi bagi karyawan yang berangkat ke kantor menggunakan sepeda. "Hal-hal sederhana ini bisa sangat membantu."
Ketua Royal College of General Practitioners di Inggris, Helen Stokes-Lampard, mengatakan berolahraga memiliki dampak sangat positif terhadap kesehatan fisik dan mental. Ia mengatakan mempermudah orang agar lebih aktif adalah kunci untuk membantu pasien obesitas menjalani hidup yang panjang dan sehat. "Baik itu di tempat kerja maupun pada waktu senggang," ucap dia.
Selain rajin melakukan gerak fisik, cara dan posisi duduk ketika bekerja penting diperhatikan. Menurut Jason Queiros dari Stamford and Spine, Connecticut, Amerika Serikat, jika seseorang enggan berolahraga, pastikan postur duduknya benar selama bekerja. "Penting kiranya tinggi meja dan kursi disesuaikan untuk mengurangi nyeri pada leher dan punggung," kata dia.
Sebab, kata Queiros, kursi yang Anda gunakan sepanjang hari memegang peranan penting terhadap kesehatan tulang belakang Anda. Atur tingginya, sehingga Anda berada di posisi 90-90-90, kaki menginjak lantai, serta paha dan dengkul membentuk sudut 90 derajat. "Dengan begitu, Anda terhindar dari sakit kepala, juga sakit pada tengkuk dan tulang belakang." INDEPENDENT.CO.UK | FORBES | DIKO OKTARA
Olahraga Ringan di Tempat Kerja
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo