Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kesehatan

Kaya Sinar Matahari tapi Kekurangan Vitamin D

Indonesia memperingati Hari Osteoporosis Nasional setiap 20 Oktober. Dua dari lima orang Indonesia berisiko terserang osteoporosis akibat kekurangan vitamin D dan aktivitas fisik. WHO menyarankan berolahraga minimal 150 menit sepekan atau 30 menit per hari.

24 Oktober 2022 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Ilustrasi osteoporosis. SHUTTERSTOCK

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

JAKARTA -- Ada kabar kurang enak dari peringatan Hari Osteoporosis Nasional--digelar setiap 20 Oktober. Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan banyak orang Indonesia rentan terkena pengeroposan tulang. “Walau terkena banyak matahari, karena kekurangan vitamin D, sehingga terkena osteoporosis,” kata dia di puncak peringatan Hari Osteoporosis Nasional pada Ahad pagi, 23 Oktober 2022, di Gelora Bung Karno, Jakarta Pusat.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Osteoporosis merupakan kondisi ketika kepadatan tulang berkurang sehingga terjadi pengeroposan dan menyebabkan tulang menjadi mudah patah. Osteoporosis dikatakan sebagai penyakit senyap atau silent disease, karena proses pengeroposan tulang tidak disertai gejala sehingga kerap terlambat disadari. Biasanya orang baru sadar terserang penyakit ini ketika merasa nyeri setelah, misalnya, tergelincir, terbentur, atau patah tulang.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dikutip dari situs kesehatan, SehatQ, vitamin D merupakan nutrisi vital dalam pencegahan osteoporosis karena membantu penyerapan kalsium--mineral penting bagi tulang. Vitamin D turut berperan menunjang pertumbuhan tulang, mempertahankan kepadatan tulang, serta mengatur kadar kalsium dalam darah.

Ilustrasi osteoporosis. SHUTTERSTOCK

Tubuh dapat memproduksi vitamin D secara alamiah. Syaratnya, kerap terpapar sinar matahari pagi. “Karena itu, harus lebih rajin olahraga, beraktivitas di luar ruangan, khususnya di bawah jam 9 pagi,” kata Budi Gunadi.

Berolahraga merupakan cara membangun tulang yang kuat dan mencegahnya keropos. Pilihan olahraga terbaik untuk tulang adalah gabungan latihan kekuatan, kaki--bisa dengan berjalan, lari, lompat tali--dan keseimbangan, seperti tai chi.

Di luar tubuh, vitamin D terdapat pada makanan. Namun makanan saja tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan harian vitamin D yang mencapai 600 international unit (IU) bagi yang berusia di bawah 70 tahun--orang di atas 71 tahun membutuhkan 800 IU. Sehingga kita disarankan untuk mengkonsumsi suplemen vitamin D.

Untuk mensosialisasi kesadaran akan bahaya pengeroposan tulang, Perkumpulan Warga Tulang Sehat Indonesia (Perwatusi) menggelar acara puncak Hari Osteoporosis Nasional di Gelora Bung Karno. Perwatusi merupakan organisasi kemasyarakatan nirlaba yang mengkampanyekan ancaman osteoporosis sejak 2000.

“Kurangnya pemahaman tentang pentingnya aktivitas fisik, nutrisi, dan pola makan dengan gizi seimbang merupakan penyebab meningkatnya osteoporosis,” kata Anita A. Hutagalung, Ketua Umum Perwatusi. Menurut dia, kurangnya kesadaran dan kepedulian masyarakat Indonesia juga mendorong tingginya angka kasus penyakit ini.

Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan mengatakan dua dari lima orang Indonesia berisiko terkena osteoporosis. Tingginya angka risiko tak lepas dari gaya hidup. Data Riset Kesehatan Dasar mengatakan pada 2018 sebanyak 36,4 persen laki-laki dan 30,7 persen perempuan di atas 10 tahun kekurangan aktivitas fisik.

Aktivitas fisik perlu dilakukan minimal 30 menit setiap harinya. Organisasi Kesehatan Dunia menyebutkan waktu minimal 150 menit per pekan. Perwatusi menyatakan perlu pembiasaan untuk melakukan aktivitas fisik, terutama berolahraga, baik di dalam maupun di luar ruangan.

Dengan berolahraga 30 menit per hari, pakar kesehatan meyakini tulang akan bertambah kuat, plus otot terbangun, serta kesehatan jantung meningkat. Pola hidup sehat dan mengkonsumsi makanan dengan gizi seimbang juga mencegah terjadinya pengeroposan tulang.

Ilustrasi osteoporosis. SHUTTERSTOCK

Hal penting lainnya untuk mencegah osteoporosis adalah meningkatkan asupan kalsium. Seperti ditulis SehatQ, laki-laki dan perempuan dengan rentang usia 18 hingga 50 tahun membutuhkan seribu miligram kalsium per hari. Sedangkan perempuan 50 tahun dan laki-laki 70 tahun perlu meningkatkan asupan kalsiumnya menjadi 1.200 miligram per hari.

Kalsium ada pada susu, sayuran berdaun hijau gelap, produk kedelai seperti tahu, ikan sarden segar yang dimakan dengan tulangnya, serta sereal dan jus jeruk yang diperkaya dengan kalsium. Selain dari makanan dan minuman, asupan kalsium harian bisa didapatkan dengan mengkonsumsi suplemen.

Osteoporosis bisa menimpa siapa saja, termasuk anak-anak dan orang dewasa. Namun penyakit ini lebih sering menyerang perempuan yang telah menopause. Ketua Dewan Pengawas Perwatusi, Ichramsjah A. Rachman, mengatakan pengeroposan tulang terjadi pelan sekali selama bertahun-tahun. “Selama proses itu, tidak timbul keluhan dan kelainan bentuk, tapi tulang itu tiba-tiba saja retak atau patah,” ujar pakar kerapuhan tulang itu.

Guru besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia tersebut mengatakan puncak kepadatan massa tulang terjadi pada usia 20-an. Setelah manusia berumur 30-an, kepadatan massa tulang berangsur menurun.

DAFFA SIDQI (MAGANG) | ANTARA | SEHATQ
Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus