Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kesehatan

Info Hidup Sehat

16 November 2009 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Botol Plastik dan Lemah Syahwat

Kaum pria harus berhati hati terhadap botol plastik dan kemasan makanan kalengan. Tak main main, benda itu mengandung bahan yang bisa memicu masalah ranjang.

Ini hasil riset terhadap pekerja pabrik di Cina. Sebanyak 164 buruh pria diteliti, dibandingkan dengan 386 pria lain. Biangnya adalah sebuah bahan kimia bernama bisphenol A atau BPA.

Para buruh terpapar lewat pernapasan, kulit, dan makanan yang terkontaminasi bubuk BPA di pabrik. Mereka empat kali lebih banyak mengalami kesulitan ereksi, tujuh kali lebih banyak mengalami sulit ejakulasi, dan empat kali lebih banyak mengeluhkan hasrat seks yang rendah.

Kata De Kun Li, pemimpin riset, yang dipublikasikan di jurnal Human Reproduction, para buruh terpapar BPA 50 kali lipat dari rata rata pria Amerika. Dosis rendah zat ini, kata Li, belum diketahui pengaruhnya. Riset lain menunjukkan BPA hadir dalam urine 90 persen populasi Amerika.

BPA, molekul penting pembentuk polimer, banyak dipakai pada produk yang dijual bebas. Misalnya botol plastik keras dan kemasan metal makanan kalengan. Beberapa produsen botol bayi baru baru ini berhenti memakai BPA.

Penelitian lain sudah menunjukkan ­ba­haya BPA terhadap binatang, bayi, dan tanaman. BPA bertingkah layaknya hor­mon dalam sistem endokrin, yang bisa merusak fungsi hormon lain dalam tubuh. Sejumlah negara telah menetapkan batasan aman BPA yang terus direvisi.

Pensiun Dini, Tubuh Sehat

Pernikahan dini mung­kin tidak sehat, namun pensiun dini terbukti sehat. Studi yang dilakukan Institut Riset Stres dari Universitas Stockholm me­nunjukkan bahwa berhenti dari pekerjaan membuat sakit punggung, de­presi, sakit leher, asma, dan stres lenyap. Tekanan mental hilang hingga satu dekade ke depan.

”Dampak pensiun tinggi terhadap kesehatan bergantung pada ketidaknyamanan pekerjaan Anda,” kata peneliti Hugo Westerlund. Makin tinggi tekanan pekerjaan, makin signifikan efek bebas lepas yang dirasa bila memutuskan pensiun.

Studi pensiun dini ini telah berlangsung selama 14 tahun. Sebanyak 14 ribu orang dipantau kesehatan fisik dan psikis selama tujuh tahun sebelum dan se­ su­dah pensiun. Sebagian besar mengalami hilangnya tekanan mental dan berbagai penyakit setelah mereka pensiun.

Berat Berkurang, Gelisah Menyerang

Diet menjauhi nasi dan karbohidrat lainnya memang bisa mengecilkan lingkar pinggang. Tapi, hati hati, kekurang­an karbohidrat bisa mengganggu kesehatan mental.

Dibandingkan dengan diet rendah lemak, diet rendah karbohidrat, menurut studi yang dipublikasikan jurnal Archives of Internal Medicine, bisa menyebabkan depresi, kecemasan, dan kacaunya suasana hati pasien. Tentunya, kenikmatan hilangnya berat badan menjadi tak sepadan dengan dampak mental itu.

Peneliti Australia sudah­ mempelajari 106 orang pengidap obesitas dan pemilik berat badan berlebih yang sudah menjalani kedua jenis diet selama setahun. Mereka hanya diperbolehkan menerima asupan 1.433 1.672 kilo kalori.

Kedua diet memang berhasil mengurangi timbangan hingga 14 kilogram. Tapi diet rendah lemak tampaknya lebih berdampak baik dari sisi psikologis, meski dari fungsi kognitif seperti kecepatan memproses informasi, kedua jenis diet dinilai sepadan.

Apa penyebabnya? Menurut ahli nutrisi asal Delhi, Ishi Kosla, banyak neurotransmiter, senyawa kimia pengantar sinyal saraf, yang bergantung pada karbohidrat. Neurotransmiter mendapat pasokan karbohidrat dari makanan. ”Tak hanya menyebabkan depresi, tapi juga kekurangan stamina. Otak butuh paling tidak 100 gram karbohidrat tiap hari,” kata Kosla.

Nah, diet rendah karbohidrat biasanya mengurangi pasokan hingga 30 40 gram per hari. Dampak di otak itu terlihat oleh psikiater Delhi, Jitendra Nagpal. ”Reaksi pasien biasanya sindrom kelelahan kronis, kecemas­an campur aduk, gelisah berkepanjangan, detak jantung tak beraturan, bahkan serangan panik,” ujarnya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus