Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kesehatan

Info Kesehatan

15 Desember 2008 | 00.00 WIB

Info Kesehatan
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Gen Penyuka Makanan Cepat Saji

ORANG tua yang anaknya gemar menyantap makanan cepat saji pasti kesulitan mengurangi hobi si buah hati itu. Tapi penelitian terbaru dari Universitas Dundee, Inggris, bisa menjadi kabar gembira.

Peneliti dari sana menemukan jawaban dari ”kecanduan” itu: gen. Seperti disebutkan di New England Journal of Medicine edisi 11 Desember, ternyata ada variasi gen tertentu yang membuat anak-anak gemar mengkonsumsi makanan berkalori tinggi seperti burger, hot dog, ayam goreng tepung, dan kentang goreng. Namun, menurut peneliti senior Colin Palmer dari Lembaga Riset Biomedis Universitas Dundee, Inggris, peneliti tidak menemukan perbedaan dalam sistem metabolisme antara anak yang punya varian gen penyuka junk food dan yang tidak.

Ini memang masih temuan awal. Namun, menurut Goutham Rao, direktur klinik bagian penanganan berat badan dan pusat kebugaran dari Rumah Sakit Anak Pittsburgh di Pusat Layanan Kesehatan Universitas Pittsburgh, temuan ini merupakan kabar baik. ”Karena tidak ditemukan perbedaan dalam sistem metabolisme antara yang punya ’gen penyuka junk food’ dan yang tidak,” katanya seperti dikutip di situs HealthDay, Rabu pekan lalu.

Masih menurut Rao, ini artinya, gen memicu kegemukan melalui perilaku, bukan metabolisme. ”Jadi kami masih bisa memperbaikinya,” katanya. Pasalnya, perilaku itu bisa diubah, sedangkan kelainan metabolisme tidak bisa atau sangat sulit diperbaiki.

Langsing Pangkal Kaya

PENELITIAN berikut ini menguatkan anggapan bahwa mendapatkan uang merupakan salah satu motivasi terkuat seseorang melakukan sesuatu. Peneliti dari Amerika Serikat menemukan, program penurunan berat badan lebih efektif bila mempertaruhkan uang. Artinya, dia akan mendapat uang jika berhasil mengurangi berat badan, dan akan kehilangan uang jika gagal.

Menurut Kevin Volpp dari Sekolah Medis Universitas Pennsylvania, cara ”primitif” ini terbukti efektif membantu mengatasi masalah obesitas. ”Jadi, kami ingin memformulasikan sistem insentif bagi mereka yang berhasil menurunkan berat badan,” kata Volpp, seperti dikutip Reuters, Rabu pekan lalu.

Studi yang hasilnya dimuat di The Journal of the American Medical Association ini meneliti dua bentuk program insentif. Pertama yang berbasis sistem lotere di Amerika. Jadi, pesertanya orang-orang gendut yang biasa memasang lotere. Mereka bisa mendapat uang bila berat badan turun sesuai dengan target.

Cara kedua adalah dengan kontrak deposit. Partisipan menyetor uang kecil—1 sen hingga US$ 3 per hari. Mereka akan kehilangan uang bila berat badannya tidak turun seperti ditargetkan, tapi akan memperoleh sejumlah bonus yang ditambahkan ke uang mereka jika berhasil.

Dari responden yang ikut dalam dua program penurunan berat badan ini, ternyata hasilnya menggembirakan: mereka menjadi langsing dan bertambah kaya. Namun sayang, berat badan kembali merangkak naik ketika iming-iming uang sudah hilang.

Hati-hati Berciuman

JIKA mempercayai anggapan bahwa berciuman adalah salah satu cara membakar kalori, Anda mungkin perlu mempertimbangkan hal berikut ini.

Seorang perempuan muda, usia awal 20-an tahun, datang ke sebuah rumah sakit di Guangdong, Cina, karena dia tuli total. Ada kerusakan pada gendang telinganya. Setelah diselidiki sang dokter, penyebab dari tulinya adalah ciuman yang menggebu-gebu dari pacarnya.

Kok bisa? ”Ciuman telah mengurangi tekanan dalam rongga mulut, sehingga menarik gendang telinga dan merusak pendengaran,” begitu penjelasan sang dokter.

Kontan, setelah kejadian itu, media massa lokal menulis berita dan artikel tentang bahaya berciuman. ”Ciuman yang intens bisa mengakibatkan ketidakseimbangan tekanan antara dua bagian dalam telinga dan mengakibatkan kerusakan gendang telinga,” begitu tulis Shanghai Daily, pekan lalu.

Kabar baiknya, si gadis ”korban ciuman” itu akan kembali dapat mendengar setelah dua bulan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600
Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus