Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kesehatan

Info Kesehatan

17 September 2007 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Jangan Berbuka dengan yang Manis

BANYAK orang berpendapat buka puasa baru afdal dengan minuman dan kudapan manis. Kolak, sirop, atau camilan manis seolah jadi sajian wajib. Katanya, yang manis-manis itu mampu segera menyegarkan tubuh loyo setelah sekitar 14 jam menahan lapar dan haus. Benarkah demikian?

Dr. Reno Gustaviani, spesialis penyakit dalam dari Fakultas Kedokteran Uni ver sitas Indonesia, tidak menyalahkan pendapat tersebut. ”Berbuka dengan yang manis boleh-boleh saja, asal tetap memperhatikan kebutuhan kalori,” katanya dalam seminar tentang puasa di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jumat dua pekan lalu.

Masalah baru muncul ketika orang berbuka secara berlebihan. Kolak pisang dan camilan manis yang mengandung kalori tinggi hanyalah pembuka yang dilanjutkan dengan makanan berat. Pada kenyataannya, kebutuhan jumlah kalori semasa berpuasa tidak berbeda dengan kebutuhan di luar puasa. Ha nya, waktu makannya sa ja yang berubah. Jika biasanya kebu tuh an kalori dicukupi saat makan pa gi, siang, dan ma lam, maka ketika ber puasa jadwalnya bergeser menja di sa at sahur dan ber -bu ka. Demikian juga dengan kebutuhan air putih sekitar de lapan gelas sehari.

Reno menjelaskan, selama puasa, awalnya seseorang memperoleh energi dari ma kanan sahur. Selanjutnya sumber ener gi diperoleh dari pemecahan glikogen hati, yang dapat menjadi sumber glukosa selama 12–16 jam. Nah, selama kalori terpenuhi, tubuh tak bakal lemas apalagi jatuh sakit. Malah, sebuah penelitian membuktikan, berpuasa mampu menurunkan zat radikal bebas sekali gus meningkatkan antioksidan. ”Asal dilakukan dengan benar, tidak ’balas de ndam’ saat berbuka,” katanya. Manfaat ini kian terasa bila selain berpuasa juga dilengkapi dengan salat tarawih yang dapat membakar sekitar 200 kalori.

Sahur sekitar 40 persen dari kebutuhan kalori.

Buka puasa sekitar 50 persen, terdiri dari:

  • Sebelum salat magrib: makanan ringan yang segar.
  • Setelah salat magrib: makanan berat (perbanyak sayur dan buah)
  • Setelah salat tarawih: makanan kecil dengan jumlah kalori tak boleh lebih dari 10 persen.

    Perempuan Asia Kurang Folat

    BAGI perempuan yang berencana segera hamil, mulailah membiasakan diri mengkonsumsi makanan dan minuman kaya folat. Kebiasaan ini sebaiknya dilakukan paling tidak sejak tiga bulan sebelum hamil. Asupan folat cukup dapat melindungi calon bayi dari risiko Neural Tube Defects (NTD), yaitu kelainan bawaan berat pada otak, tulang kepala, dan sumsum tulang belakang akibat tabung saraf gagal menutup sempurna.

    Sayangnya, kadar folat yang dikonsumsi perempuan Asia rata-rata masih rendah. Hal ini tecermin dari hasil penelitian Universitas Indonesia, Universitas Putra Malaysia, Peking Union Medical College Hospital, Cina dan University of Otago, Selandia Baru, yang dipublikasikan dalam edisi terbaru Asia Pacific Journal of Clinical Nutrition. Lebih dari 700 perempuan berusia 18–40 tahun di Jakarta, Beijing, dan Kuala Lumpur dilibatkan sebagai responden.

    Dr. Tim Green, ahli nutrisi dari University of Otago, Selandia Baru, yang mengepalai penelitian memaparkan, dari tiga kota besar itu, perempuan di Jakarta memiliki kadar folat rata-rata 872 nmol/L. ”Masih di bawah angka ideal, yaitu minimal 905 nmol/L,” kata Green dalam seminar ”Risiko Melahirkan Bayi Cacat Karena Kadar Folat Rendah” di Jakarta, Rabu pekan lalu. Tapi kondisi ini masih lebih baik dibandingkan responden di Beijing, rata-rata 674 nmol/L, dan Kuala Lumpur, 563 nmol/L.

    Lewat penelitian itu juga terungkap, hanya 40 persen wanita usia subur di Jakarta yang memiliki kadar folat ideal. Sedangkan di Kuala Lumpur hanya 15 persen, le bih besar 3 persen ketimbang yang di Beijing. Ini berdampak pada jumlah bayi lahir dengan cacat otak dan tulang belakang. Di Indonesia, jumlah bayi cacat otak dan tulang belakang mencapai 15 per 10.000 kelahiran; di Kuala Lumpur 24 per 10.000 kelahiran dan di Beijing, 30 per 10.000 kelahiran. Bandingkan dengan Amerika Utara yang hanya 5 dari 10.000 kelahir an.

    • Folat merupakan vitamin B yang sangat pen ting dalam proses pembelahan sel. Sumber: brokoli, tuna, hati sapi, kacang kedelai, apel, pisang, stroberi, yogurt, susu, sayuran hijau dan suplemen asam folat.
    • Zat ini berperan penting dalam mempermudah produksi asam deoksiribonukleat (DNA) dan asam nukleat, yang berfungsi sebagai bahan dasar pembentukan sel-sel tubuh, termasuk organ tubuh utama dan sel-sel saraf.
    • Kekurangan folat dapat menyebabkan anence pha ly (janin tanpa tengkorak kepala), spina bifida (tulang belakang yang tidak tertutup sempurna), dan encephalocele (tonjolan di belakang kepala).
  • Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

    Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

    Image of Tempo
    Image of Tempo
    Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
    • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
    • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
    • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
    • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
    • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
    Lihat Benefit Lainnya

    Image of Tempo

    Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

    Image of Tempo
    >
    Logo Tempo
    Unduh aplikasi Tempo
    download tempo from appstoredownload tempo from playstore
    Ikuti Media Sosial Kami
    © 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
    Beranda Harian Mingguan Tempo Plus