Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Malam tahun baru dinanti oleh banyak orang. Pergantian tahun yang terjadi tengah malam mengharuskan untuk begadang. Tapi kebiasaan begadang bukan hanya soal menunggu malam pergantian tahun.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Seringkali begadang juga dilakukan untuk menyelesaikan pekerjaan atau sekadar bermain saja. Bukan tanpa efek, begadang memiliki dampak kurang sehat bagi kesehatan tubuh manusia yang memerlukan istirahat yang teratur dan cukup.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Laman National Health Service, yang merupakan layanan kesehatan masyarakat di Britania Raya, mengungkapkan bahwa setidaknya orang dewasa membutuhkan delapan jam waktu tidur.
Banyak dampak dari begadang. Mengutip dari laman healthline.com, paling utama dapat membahayakan kesehatan fisik. Misalnya penambahan berat badan hingga kepada sistem kekebalan yang melemah.
Tanpa tidur yang cukup, otak dan sistem tubuh Anda tidak akan berfungsi secara normal. Meninjau dari sebuah studi pada 2010 yang menemukan bahwa terlalu sedikit tidur di malam hari juga dapat meningkatkan risiko kematian dini.
Selain itu kurang tidur juga berdampak negatif terhadap kemampuan mental dan keadaan emosional, di mana akan merasa lebih tidak sabaran atau rentan terhadap perubahan suasana hati.
Perlaku impulsif, kecemasan, depresi, dan paranoid adalah resiko psikologis yang dapat muncul dari efek buruk kurang tidur.
Produksi hormon pada manusia juga tergantung pada tidur. Tubuh manusia membutuhkan setidaknya tiga jam tidur tanpa gangguan untuk memproduksi testosteron. Inilah mengapa kebiasaan begadang dapat mempengaruhi produksi hormon.
Terutama pada anak-anak dan remaja, di mana hormon membantu tubuh membangun massa otot dan memperbaiki sel dan jaringan. Kelenjar pituitari melepaskan hormon pertumbuhan sepanjang hari, tetapi tidur dan olahraga yang cukup juga membantu pelepasan hormon ini.
RAHMAT AMIN SIREGAR