Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Virus corona terus bermutasi dan diharapkan vaksinasi di seluruh dunia bisa diselesaikan lebih cepat demi mengantisipasi munculnya varian baru virus hasil mutasi yang lebih ganas. Kepala Lembaga Biologi Molekuler Eijkman Prof. Amin Soebandrio, mengatakan vaksin COVID-19 di Indonesia saat ini masih efektif menangkal varian baru virus corona B117 yang mulai masuk sejak Februari 2021.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Memang ada kekhawatiran varian virus B117 ini tidak bisa dinetralisasi antibodi yang terbentuk pascavaksinasi. Namun, produsen vaksin yang beredar di Indonesia saat ini telah memastikan vaksin masih efektif untuk melawan varian virus ini," katanya pada webinar "Pemantauan Genomik Varian Baru SARS-Cov2 di Indonesia", Jumat, 12 Maret 2021.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Untuk memastikannya, ada rencana dari lembaga itu untuk melakukan pemantauan terhadap sejumlah sampel yang telah menyelesaikan vaksinasi COVID-19 dosis kedua.
"Pemantauan dilakukan untuk melihat berapa tinggi kekebalan yang terbentuk pascavaksinasi. Ini demi memastikan herd immunity bisa tercapai," jelasnya. "Memang dari keseluruhan mutasi virus, hanya sekira 4 persen yang menjadi varian dengan keganasan yang lebih berbahaya. Tipe B117 yang kasusnya sudah ditemukan di Indonesia, termasuk yang memiliki karakteristik sel, mampu menginfeksi manusia lebih cepat sehingga penyebarannya juga lebih cepat."
Atas dasar karakteristik varian baru virus corona itu pula Amin mengingatkan mereka yang telah mendapatkan dua kali dosis vaksinasi untuk tetap mematuhi protokol kesehatan, yakni #pakaimasker, #cucitangan dengan air dan sabun, serta menjauhi kerumunan.
Ia juga mengingatkan kepada yang mendapatkan kesempatan divaksin Covid-19 untuk tidak menolak atau menundanya.