Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Gaya Hidup

Kembali Menjadi Pengantin Baru

Semua urusan, termasuk anak, ditinggalkan sejenak. Bulan madu kedua dilakukan demi memperbarui keharmonisan rumah tangga.

18 Februari 2008 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

MENJELANG Valentine’s Day alias Hari Kasih Sayang, sudah jadi kebiasaan Mira Lesmana, 44 tahun, menanggalkan semua urusan. Pekerjaan, lobi, atau cari inspirasi untuk film, bahkan juga urusan dua anaknya—Galih dan Kafka yang mulai beranjak remaja—untuk sementara disingkirkan. Hari itu adalah tanggal merah bagi pasangan ini. Mira sudah tak ada lagi di kantornya di kawasan Cipete, Jakarta Selatan. Mathias Muchus off dari kegiatan syuting. Di mana mereka?

Hanya ”Duo M” itu saja yang tahu. Yang jelas, mereka tengah berada di sebuah tempat yang sudah pasti harus romantis dan bisa bikin suasana hati keduanya mesra tak terbatas. Dan itu dilakukan hampir tiap tahun. Mereka berkeliling. Mulai dari Australia, Bali, Yogyakarta, hingga terakhir mereka pergi berdua saja ke Bukit Tinggi, Sumatera Barat.

Tentu, mereka bukan semata ingin menghayati betul Hari Kasih Sayang seperti anak-anak muda saat ini. Namun, pada tanggal itu mereka punya ritual khusus: merayakan hari pernikahan. Maka, wajarlah bila pada hari baik itu mereka punya agenda menebar kasih seharian suntuk, persis saat berbulan madu di Bali, ketika mereka baru saja resmi menikah, 18 tahun silam.

Begitulah bulan madu kedua gaya Mira dan Muchus. Walau sebenarnya mereka agak gagap menjelaskannya. ”Aku juga bingung dibilang bulan madu atau sekadar liburan bersama. Tapi tiap tahun kita pergi berdua tanpa anak,” kata Mira riang. Ya, itulah kalimat yang jadi kunci.

Bulan madu kedua, istilah gampangnya mengindonesiakan second honeymoon. Di negeri yang maju seperti Amerika dan Eropa Barat, istilah ini sudah lazim. Beberapa film dan serial televisi mengangkat tema ini berkali-kali. Istilah ini mengacu pada perjalanan suami-istri dalam rangka berkasih mesra seperti layaknya pengantin baru. Sudah pasti acara ini penuh dengan kehangatan, pol mesra, romantis. Pokoknya dunia hanya milik mereka berdua. Yang lain indekos.

Semula, acara seperti itu hanya dilakukan bersama momen-momen tertentu, misalnya saat peringatan ulang tahun perkawinan yang ke-20. Namun, dengan kerasnya kehidupan yang ikut mempengaruhi kehidupan rumah tangga, dan juga tingkat ekonomi yang membaik, acara seperti itu pun bergeser. Bulan madu kedua tak lagi milik om dan tante atau opa en oma.

Ada juga sebab lain. Bagi mereka yang merasa sudah kering asmara dalam rumah tangga alias mulai jenuh, kegiatan ini bisa jadi alternatif atau disarankan penasihat perkawinan. Bulan madu kedua diharapkan bisa mengembuskan kembali api asmara di antara keduanya yang sudah dingin akibat banyak hal.

Contoh yang paling mutakhir adalah pasangan selebritas Tom Cruise dan Katie Holmes. Meski belum lama menikah, eh, ujug-ujug mereka melansir rencana berbulan madu kedua, hanya beberapa saat setelah kelahiran anaknya, Suri.

Pengertian bulan madu kedua bergeser menjadi pasangan suami-istri bepergian berdua saja tanpa diganggu urusan anak. Siapa saja boleh melakukan, asal punya waktu dan tentu saja dana yang mendukung.

Mira sendiri mengaku berbulan madu kedua—dalam arti setelah bulan madu yang pertama—pada 1993, tiga tahun setelah pernikahan mereka. Saat itu mereka baru saja memiliki bocah pertamanya. Kehadiran anak praktis membuat pasangan itu tak bisa pelesir bareng seperti sebelumnya. ”Mama (Nien Lesmana) mengusulkan kami melakukan bulan madu kedua supaya refreshing,” kata Mira.

Semula dia sempat ragu. Maklum, khawatir dengan Galih. Untunglah, selama mereka bepergian, soal anak jadi urusan oma. Saat itu mereka pun terbang ke Australia. Pilihan itu diambil karena Mira sudah kenal betul lekuk negeri benua itu.

Mungkin karena belum berpengalaman meninggalkan anak sendiri, pasangan Mira-Mathias tak khusyuk berbulan madu. ”Dua-duanya senewen, telepon ngecek anak terus,” ujar Mira. Tapi, setelah itu, mereka malah ketagihan. Tiap tahun mereka memutuskan membuat momen rutin. Acaranya otomatis romantis. Makan malam di pinggir pantai, mata yang saling menatap, dan tentu saja syahdu. Kejadian itu terus berulang di berbagai tempat yang mereka sambangi.

Pasangan lain yang juga belum lanjut usia pernikahannya adalah Amir Syafrudin dan Ratna Aditya. Mereka baru menikah pada Agustus 2005. Pada saat liburan hari kemerdekaan negeri ini tahun silam, pegawai perusahaan swasta ini tiba-tiba meletupkan ide berbulan madu kedua ke Balikpapan, tempat bekerjanya. Istrinya yang ada di Jakarta langsung diboyong. Dan, ah, selama tiga hari mereka pergi berduaan saja.

Tidak terlalu mahal gaya bulan madu mereka. ”Saya memang menerapkan konsep sederhana namun memorable,” kata Amir. Mereka menyewa sepeda motor lalu berkeliling pantai di sana. Rute yang mereka lalui, berangkat dari Pantai Lamaru hingga akhirnya bersandar di Pantai Melawai. Dengan cara itu—ini yang penting—Amir mengaku mendapatkan romantisme yang luar biasa. ”Kami tidur di hotel yang sengaja kami pilih yang menghadap ke pantai,” katanya.

Keduanya mengaku bahagia tiada kepalang. ”Sudah jelas lebih berkesan dibandingkan saat bulan madu pertama. Saat itu, kami hanya di hotel saja. Nggak ke mana-mana,” katanya. Perjalanan itu langsung membuat mereka kian mesra dan romantis. ”Karena memang kami pasangan yang romantis,” kata si suami sambil tersenyum senang.

Namun yang senang bukan Amir saja. Senyum serupa terlihat di kantor biro perjalanan. Sejalan dengan makin meningkatnya kegairahan sejumlah pasangan untuk memperbarui sumpah pernikahan mereka, peluang bisnis pun datang. Bulanmadu.com termasuk yang sigap.

Bulanmadu.com sebenarnya juga baru bermain di bidang ini. ”Awal tahun lalu, deh,” kata Kiki T. Bernawan, kepala operasional perusahaan ini. Awalnya mereka hanya menyediakan layanan bulan madu. Namun, melihat perkembangannya, perusahaan ini pun melompat lebih jauh. Mereka mengincar pasangan yang ingin berbulan madu kedua.

Menurut Kiki, jumlah mereka yang ikut dalam paket second honeymoon terus bertambah. Semula, tiap bulannya ada tiga hingga lima pasangan. ”Sekarang rata-rata dalam sebulan bisa mencapai lima hingga sepuluh pasangan,” katanya. Paket yang mereka tawarkan umumnya lokasi pelesir di dalam negeri.

Itu sebabnya, harga yang ditawarkan tidak terlalu mahal. Untuk paket selama tiga hari, cukup dengan Rp 3 juta saja. Lebih mahal sedikit, Rp 3,5 juta, tempatnya di vila tapi dengan fasilitas hotel bintang lima diamond.

”Yang paling mahal, Rp 5 juta ke atas.” Untuk kelas ini, memang agak lain. Menurut Kiki, disediakan pelayan yang selalu siap melayani permintaan pasangan yang berbulan madu. Tempat tujuannya pun berbeda. Tidak pada umumnya lokasi berlibur. Kiki yakin, nanti pasar eksklusif ini akan makin ramai.

Memang, sejalan dengan peningkatan pendapatan, second honeymoon bisa dipastikan makin marak, mengikuti tren belahan dunia maju. Di sana bahkan sudah tersedia paket bulan madu kedua ramai-ramai dengan pasangan lain. Idenya, dengan memperbarui sumpah pernikahan bersama-sama, tekad mempertahankan kelangsungan rumah tangga dijamin makin kuat. Momen yang dipakai biasanya dipilih yang universal seperti Valentine’s Day atau tahun baru. Tempat-tempat unik dan eksotis di berbagai belahan bumi ini bisa menjadi sasaran dilangsungkannya ”ritual” bulan madu kedua.

Irfan Budiman, Rika Panda, Bayu Galih, Ignatius Widi Nugroho

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus