Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kesehatan

Kembalinya Kesuburan Wanita Steril

Seorang wanita yang telah mengalami menopause karena indung telurnya diangkat berhasil mendapatkan kesuburannya kembali. Teknik baru untuk menolong wanita yang kesuburannya bermasalah.

17 Oktober 1999 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

DUA tahun lalu, ketika dokter memvonis operasi pengangkatan indung telur untuk mengatasi gangguan hormonal yang dideritanya, Margaret Lloyd-Hart, hampir putus asa. Itu satu-satunya indung telur yang ia miliki. Karena kista, indung telur lainnya sudah diangkat ketika ia masih remaja. Hart tahu betul, dengan dibuangnya organ penghasil sel telur itu, ia tak bakal bisa punya anak. Bukan itu saja, dalam usia 28 tahun—masih usia subur—Hart mesti mengalami menopause dini dan merasakan segala konsekuensinya. Tak lagi mendapatkan pasokan hormon estrogen yang diproduksi indung telur, penari profesional asal Arizona, AS, ini sering tak enak badan dan emosinya labil. Siapa nyana, instingnya untuk meminta dokter mengambil dan membekukan sebagian jaringan indung telurnya ternyata benar. Menurut harian Daily Telegraph, belakangan Hart menemukan berita mengenai Profesor Roger Gosden dari internet. Gosden adalah seorang ilmuwan dari Universitas Leeds, Inggris, yang pertama kali mengembangkan teknik cangkok indung telur untuk mengembalikan fertilitas wanita. Dan ternyata, Hart tak perlu jauh-jauh ke Inggris karena kolega riset Gosden, Kutluk Oktay, adalah seorang dokter bedah kebidanan yang berpraktek di Amerika. Februari lalu, Hart terbang ke New York untuk kembali ke atas meja operasi. Di Rumah Sakit Methodist, 60 dari 72 potongan jaringan indung telur wanita yang juga pelukis ini ''dijahit" oleh Dokter Oktay untuk dicangkokkan ke dinding rongga pinggulnya, berdekatan dengan lokasi indung telur yang sebenarnya. Tiga bulan setelah operasi, Hart disuntik hormon penyubur untuk menguji respons indung telur hasil rekonstruksi tersebut. Ternyata berhasil. Sebelas hari kemudian, folikel atau kantong tempat sel telur diproduksi yang berada di jaringan indung telur ada yang membesar sampai sebesar anggur dan mulai memproduksi hormon estrogen. Tak berapa lama sesudah itu, folikel tersebut berovulasi dan menghasilkan sebuah sel telur. Maka, inilah untuk pertama kalinya dunia kedokteran berhasil mengembalikan kesuburan wanita yang sudah menopause dan steril. Margaret Lloyd-Hart adalah wanita pertama yang menjalani operasi cangkok indung telur. Sebelumnya, Profesor Gosden baru melakukan eksperimen serupa pada seekor domba steril yang akhirnya sukses melahirkan anak. Namun, apakah Hart akan bisa hamil dan melahirkan masih harus dibuktikan lagi. Sebab, untuk hamil, bukan adanya sel telur saja yang menentukan. Ada banyak tahap menentukan yang harus dilalui, mulai dari produksi hormon, pelepasan sel telur, hingga pembuahan. Yang pasti, keberhasilan cangkok indung telur ini adalah suatu terobosan luar biasa dalam pengobatan fertilitas. Sukses ini membawa harapan baru bagi wanita yang selama ini sudah tak punya harapan lagi setelah divonis mandul akibat kemoterapi atau operasi. Jadi, kalau sekarang dikenal ada bank sel telur, kelak bank indung telur pun akan menjadi lumrah. Akhir September lalu, di hadapan Masyarakat Pengobatan Reproduktif Amerika di Toronto, Profesor Gosden dan Dokter Oktay menyebutkan bahwa operasi kedua sudah dilakukan pada seorang wanita berumur 32 tahun. Cuma, cangkokannya ditaruh di lengan, bukan di pinggul. Lokasi itu dipilih untuk memudahkan pengambilan sel telur yang akan dibuahi lewat tabung. Hasil ultrasound menunjukkan, lebih dari satu sel telur yang sudah diproduksi. Jaringan yang dicangkokkan itu pun memproduksi hormon laiknya normal. Keberhasilan itu tampaknya membuat masyarakat ingin mengikuti jejak mereka. Di Inggris, saat ini diperkirakan ada sekitar 100 wanita dewasa dan sejumlah anak-anak penderita kanker yang sudah menyimpan jaringan indung telurnya. Mereka berharap transplantasi bisa dilakukan kalau teknik cangkok ini sudah sempurna. Sukses itu ternyata juga mengundang spekulasi lain, misalnya untuk memperpanjang masa kesuburan, supaya wanita berusia lanjut bisa hamil. ''Mungkin saja suatu hari hal itu terjadi, tapi sekarang operasi cangkok indung telur untuk alasan lain masih spekulatif," kata Profesor Gosden. Sampai sekarang kehamilan dalam usia (terlalu) tua masih dianggap berisiko untuk wanita dan bayi yang dikandung. Apalagi, seperti komentar ahli kandungan dan kebidanan, Dr. Soegiharto Soebijanto, M.D., Ph.D., kalaupun ovarium yang dicangkokkan tetap muda, organ tubuh lainnya—misalnya rahim—telah renta.

Wendi Ruky, Mustafa Ismail


Cara cangkok indung telur mengembalikan fertilitas:

Jaringan indung telur seorang penderita kanker diambil dan dibekukan sebelum ia menjalani kemoterapi. Pada saat jaringan tersebut akan dicangkokkan kembali, pasien punya dua pilihan:

  1. Jaringan dicangkokkan di lokasi yang memudahkan proses pembuahan bayi tabung, yaitu:
    1. Ditanam di bawah kulit lengan bagian dalam. Setelah matang, sel telur yang dihasilkan akan diambil.
    2. Sel telur dipertemukan dengan sperma dalam cawan petri.
    3. Setelah pembuahan terjadi, dikembalikan ke dalam rahim.

  2. Jaringan dicangkokkan di lokasi indung telur semula. Jika ini yang dipilih, ada kemungkinan pembuahan terjadi secara normal.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus