Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Teknologi & Inovasi

Kalung Pencari Anak Hilang

17 Oktober 1999 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

BERJALAN-jalan bersama anak-anak terkadang merepotkan, apalagi bila Anda sedang membawa mereka mengunjungi taman atau mal yang luas dan padat pengunjung. Ada kemungkinan besar, anak-anak terlepas dari gandengan orang tua dan raib ditelan massa. Upaya mencarinya pun bukan sesuatu yang gampang.

Kini ada alat baru untuk menemukan anak yang hilang. Alat berupa penerima sinyal dari global positioning satellite (GPS) tersebut bisa dipasangkan ke kalung atau jam tangan yang dikenakan pada anak-anak. Sirf, perusahaan dari California, mengklaim berhasil menciptakan alat penerima sinyal GPS yang besarnya hanya seukuran prangko ini. Itu sebabnya alat mungil ini bisa dipasang ke aksesori apa saja, misalnya kalung, jam tangan, atau ikat pinggang. Dan yang penting, alat ini tidak akan mengganggu gerak anak-anak.

Menurut Kanwar Chadha, pendiri Sirf, gagasan kalung penunjuk lokasi tadi datang dari pengalamannya sendiri. "Saya punya dua anak berumur lima dan tiga tahun. Saya cuma mampu memberikan perhatian penuh pada salah seorang pada waktu yang sama. Saya selalu khawatir anak yang satunya lagi bakal nyasar begitu saya berpaling," ujar Chadha kepada The Sunday Times. Nah, kalung tersebut disebutnya sebagai pengobat rasa khawatir. Chadha memperkirakan kalung itu akan dijual US$ 100 atau sekitar Rp 750 ribu.


Obat Saraf Rusak

JARINGAN saraf tulang belakang merupakan bagian terpenting bagi sistem gerak tubuh manusia. Jika bagian itu rusak, akan ada bagian tubuh lain yang lumpuh atau tidak dapat digerakkan sama sekali. Aktor pemeran Superman, Christopher Reeve, lumpuh setelah tulang belakangnya patah gara-gara ia terjatuh ketika tengah dalam pertunjukan.

Seandainya kerusakan saraf tulang belakang parah, daerah yang luka akan mirip jalan buntu. Ini akan menghentikan jalannya komunikasi antara otak dan bagian tubuh lain. Celakanya lagi, kerusakan tadi bisa meluas, akibat dari proses yang disebut "bunuh diri" sel.

Belakangan, para ahli saraf di Christopher Reeve Paralysis Foundation berhasil menciptakan dua obat penyembuh gangguan saraf. Obat pertama disebut Methylprednisolone. Obat ini mampu mengurangi radang jaringan dan menghentikan radikal bebas yang berpotensi menimbulkan kerusakan. Obat kedua disebut Sygen. Obat yang sudah dicobakan pada sejumlah pasien dan masih diuji terus ini bisa membatasi meluasnya kerusakan pascacedera dan mencegah makin rusaknya sel beberapa jam setelah trauma terjadi.

Salah seorang ahli saraf di yayasan tersebut, John McDonald, menganggap obat ini sebagai terobosan besar dalam pengobatan gangguan saraf. "Salah satu masalah cedera saraf tulang belakang adalah, seperti halnya jaringan lain, jaringan tersebut tidak mampu memperbaiki diri sendiri," kata McDonald kepada harian The Sunday Times.


'Viagra' buat Beo

KAKAPO atau sejenis beo Selandia Baru adalah burung yang langka. Jumlah hewan nokturnal (mencari makan di malam hari) yang tak bisa terbang ini menyusut terus dari tahun ke tahun hingga tinggal seratusan ekor. Burung ini langka bukan karena diburu orang atau dimangsa predator, melainkan lantaran kakapo betina lebih mementingkan cari makan ketimbang cari pasangan dan berkembang biak.

Para pakar biologi Selandia Baru lantas tertarik mencari tahu cara agar kakapo betina berpasangan dan akhirnya bertelur. Mereka berhasil menciptakan suatu jenis hormon buatan yang mampu memicu libido betina agar mau mencari pasangan dan berkembang biak. Mirip efek yang ditimbulkan nikotin, larutan hormon yang dikembangkan oleh Rebecca Holberton, profesor biologi di Universitas Mississippi, itu juga bisa berfungsi mirip Viagra bagi manusia.

Cara kerja larutan hormon itu begini. Mula-mula larutan hormon dioleskan ke tubuh burung dua atau tiga hari sebelum mereka "jatuh cinta". Larutan ini akan menembus kulit, menyusup ke lemak di bawah kulit, dan akhirnya memasuki sistem aliran peredaran darah burung. Begitu berada dalam darah, hormon tadi segera bereaksi dengan hormon-hormon lain dan merangsang "nafsu bercinta".

Kepada Reuters, Holberton mengatakan, salah satu kelebihan metode yang disebut trans-skin ini adalah ilmuwan tidak perlu memasukkan bahan apa pun secara oral ke tubuh burung. Selain itu, larutan hormon tidak perlu mampir ke hati burung serta ikut dalam proses metabolisme hingga terurai dan mungkin menimbulkan efek tak terduga.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum