Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kesehatan

Tips Kesehatan

17 Oktober 1999 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kanker Payudara pada Pria

ANDA pria penggemar minuman keras? Berhati-hatilah karena minuman keras dapat merusak fungsi hati. Hati yang rusak mengakibatkan hormon estrogen pria meningkat tajam. Padahal, hormon estrogen yang berlebih menyebabkan laki-laki berisiko terkena kanker payudara. Demikian menurut laporan Susan G. Komen dari Yayasan Kanker Payudara Amerika, seperti dikutip CNN.

Tingkat kematian pasien pria ternyata justru lebih besar ketimbang wanita sesama penderita kanker payudara. Yayasan melaporkan, tahun ini setidaknya ada 1.300 pria yang didiagnosis terserang kanker payudara, 31 persen di antaranya diperkirakan meninggal. Sedangkan dari 175 ribu wanita penderita kanker payudara pada tahun yang sama, 25 persen di antaranya dipastikan tewas.

Selain pria yang mengalami gangguan hati, mereka yang menderita sindrom klinefelter juga menghadapi risiko terserang kanker payudara. Sindrom klinefelter adalah suatu penyakit genetik yang mengakibatkan produksi kromosom berlebihan. Hormon testosteron pria yang menderita sindrom ini akan menurun, dan sebaliknya hormon estrogennya meningkat. Pria-pria yang menderita ginekomastia (pembesaran payudara) dan memiliki sejarah keturunan juga berpotensi terserang kanker payudara.

Untuk mencegah kanker payudara, terutama bagi pria yang secara genetik tidak berpotensi, sebaiknya tidak mengonsumsi minuman beralkohol. Seandainya Anda telanjur terserang, satu-satunya jalan adalah mengangkatnya melalui operasi.


Hormon Perangsang Wanita

ADA kabar yang selayaknya diperhatikan para wanita usia lanjut yang mulai kehilangan gairah seksual. Para peneliti Jerman berhasil mengembangkan suatu jenis suplemen hormon yang dapat meningkatkan suasana hati dan libido wanita. Temuan mereka dipublikasikan di New England Journal of Medicine, akhir bulan lalu.

Menurut para ilmuwan itu, secara alamiah wanita berusia 20-29 tahun memang mengalami peningkatan hormon yang disebut steroid dehidroepiandrosteron (DHEA). Tapi, seiring dengan bertambahnya usia, produksi DHEA pun menurun. Padahal, hormon inilah yang biasanya oleh tubuh diubah menjadi hormon seks. Akibatnya, biasanya, wanita di atas usia 30 tahun mulai kehilangan gairah seksual.

Nah, guna meningkatkan kembali gairah seksual wanita usia paruh baya tadi, yang harus dilakukan adalah menyediakan pengganti DHEA setiap hari. Pada penelitian yang dilakukan terhadap wanita berusia di atas 42 tahun, terbukti bahwa pemberian hormon pengganti membuat perasaan mereka lebih santai. Para wanita itu juga semakin sering berfantasi seksual.

Sayangnya, hormon ini ternyata punya beberapa efek samping yang cukup mengganggu, di antaranya kulit terasa berminyak, munculnya jerawat dan bulu-bulu halus di seluruh badan. Selain itu, ''Sampai sekarang belum ada pengesahan dari otoritas kesehatan mengenai pemakaian hormon pengganti tersebut," kata Dr. Wolfgang Oelkers dari Klinik Benjamin Franklin, Berlin, kepada CNN.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum