Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Gaya Hidup

Kenapa Warna Baju Ratu Inggris Cerah? Intip 4 Tradisi Unik Ini

Kerajaan Inggris, tak lama lagi akan menggelar pernikahan Pangeran Harry dan Meghan Markle. Ada 4 Tradisi yang unik dan belum banyak diketahui publik

21 Februari 2018 | 13.29 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Ratu Inggris, Elizabeth II (kanan), bersulang dengan Menteri Mentor, Lee Kuan Yew, dalam jamuan di Istana Kepresidenan, Singapura, 17 Maret 2006. Lee dianggap berhasil merubah Singapura dari negara pelabuhan kecil menjadi negara maju sejak merdeka dari Inggris. AP/Jonathan Drake

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Kerajaan Inggris, tak lama lagi akan menggelar pernikahan Pangeran Harry dan Meghan Markle. Banyak yang bakal menarik perhatian publik saat pernikahan ini digelar, termasuk tradisi kue pengantin beserta makanan lezat lainnya. Juga sejarah di balik bunga yang dibawa keluarga kerajaan ketika pernikahan, dapat menambah inspirasi orang terhadap rencana pernikahan mereka sendiri.

Tapi tahukah Anda bahwa selain dari semua peraturan pernikahan kuno, ada tradisi kerajaan lain yang belum pernah Anda dengar?

Baca juga:
Trik Memperkenalkan Teknologi pada Generasi Alfa, 2 Jam Saja
 Video Viral Bu Dendy : Bagaimana Pria Saat Istrinya Selingkuh?
SNMPTN 2018 Dibuka : 4 Hal Ini Bantu Anak Tentukan Pilihan

1. Barisan tentara yang penuh warna
Menurut Trooping- the-colour.co.uk, tradisi barisan tentara yang berwarna dilakukan sampai abad ke-17. Dalam pertempuran, tentara harus bisa mengenali orang-orang lain dari pihak mereka. Jadi, warna resimen mereka "beriringan" di depan mereka setiap hari. Barisan tentara ini juga merupakan penjaga yang biasa dilihat wisatawan setiap hari di London saat mereka menaiki kuda mereka. Tradisi barisan tentara dengan penuh warna juga merupakan bagian dari perayaan ulang tahun Ratu. Sampai tahun 1987, mereka akan datang dengan kuda dan mengenakan seragam resimen. Pawai ini terdiri dari lebih dari 1.000 petugas, 200 kuda, 200 pemusik, dan drummer. Setelah itu, keluarga kerajaan akan bertemu di balkon di istana Buckingham dan menyaksikan aksi Angkatan Udara Kerajaan terbang melintasi langit.

Mengangkat Angsa
Menurut Royal.uk, sejak abad ke-12, Pangeran Mahkota menyatakan kepemilikan atas semua angsa jenis mute swan. Mute swan merupakan spesies angsa, yang di Inggris, dianggap sebagai hidangan mewah. Meski tidak lagi untuk dikonsumsi, Ratu memiliki anggota khusus, disebut Warden Swan, yang membantu dalam hal pemberdayaan spesies tersebut. Karena angsa muda (disebut cygnets) sangat rapuh, Warden Swan ini berfungsi untuk memeriksa penilaian kesehatan mereka dan memastikan kondisinya membaik.

Menghindari Kerang
Keluarga kerajaan sangat menyadari masalah perut, dan dengan demikian menghindari sesuatu yang terlalu pedas atau memiliki ciri khas, seperti daging yang langka, jenis air yang asing, dan mungkin yang paling terkenal adalah kerang, dilansir dari Bustle. Hal ini juga termasuk udang, kepiting, lobster, tiram, dan cumi. Gejala yang timbul saat keracunan kerang dan sejenisnya meliputi kram pada perut, mual, muntah, dan sakit kepala.

Ratu Elizabeth dan tas Launer hitamnya. WPA Pool
Gaun kerajaan dan standar kecantikan secara tradisional
Tradisi mempengaruhi banyak aspek keluarga kerajaan, bahkan mencakup pilihan pakaian mereka. Pernahkah Anda memperhatikan bagaimana ratu selalu memakai baju dengan warna-warna cerah? Ini bukan hal yang disengaja, atau hanya karena ia menyukai hal-hal yang cerah. Ini adalah kebiasaan yang ia hadapi sehingga saat berada dalam pertemuan publik yang besar, orang dapat dengan mudah menemukannya. Lalu, dengan aksesoris sarung tangannya, ini bukan hanya pernyataan fashion, hal ini untuk melindunginya dari kuman saat dia menjabat tangan banyak masyarakat yang tak terhitung jumlahnya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bahkan keluarga kerajaan Inggris yang masih kecil pun harus mengikuti tradisi busana yang tradisional. Lihatlah Pangeran George yang menggemaskan, yang selalu mengenakan celana pendek setinggi lutut namun tetap stylish. Ini merupakan sebuah tradisi yang berasal dari abad ke-16. Cara berpakaian seperti ini bermakna seorang bangsawan yang tidak bisa memakai celana panjang sampai sekitar usia delapan tahun, yang menandakan memasuki masa kedewasaan. Mereka juga melambangkan status aristokratinya, menurut pakar etiket William Hanson.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

BUSTLE | LISTVERSE

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus