Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Gaya Hidup

Keranjingan Si Bonggol Indah

Adenium obesum alias bunga kamboja jepang kini semakin digandrungi. Bonggol dan bunganya bisa mencapai harga Rp 80 juta.

22 November 2004 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

KALAU Anda ingin menghirup keindahan bunga kamboja jepang, mampirlah ke Godongijo Nursery. Diliputi sejuknya udara daerah Sawangan, Depok, kebun pembiakan itu sungguh mempesona. Ribuan batang Adenium obesum, nama resmi bunga itu, tumbuh di sana.

Kebun milik Chandra Gunawan Hendarto tersebut dihuni lebih dari seratus jenis Adenium obesum. Ada yang bonggolnya terbelah dua berwarna kuning, mirip bokong. Bagian atasnya pun berbentuk seperti tubuh manusia yang memakai kaus. "Itu namanya Yellow Butt," kata Chandra sambil tertawa.

Ada lagi adenium berbonggol mirip payudara wanita. Chandra memberikan nama Dolly Parton. Tak jauh dari situ, bertengger sebuah adenium berbentuk seperti kijang yang sedang duduk lengkap dengan dua tanduk bercabang. Bunga kamboja jenis ini disebutnya dengan nama Kijang Innova.

Itulah kegemaran baru orang-orang berduit di Jakarta, setelah pamor bonsai melorot. Bagi Chandra, hal ini merupakan bisnis yang amat menggiurkan. Ia mengaku sudah menjual 400 hingga 500 batang adenium. Harganya bervariasi. Untuk jenis yang biasa dijual dengan harga Rp 175 ribu sampai Rp 1,1 juta. Ada juga adenium eksklusif yang harganya amat tinggi. Chandra pernah menjualnya Rp 80 juta kepada seorang pejabat. Adenium tersebut berusia 30 tahun dengan bonggol berdiameter 50 sentimeter. "Saya lupa jenisnya apa. Ini adenium hasil okulasi dan pernah menang dalam lomba di Thailand," kata Chandra.

Tidak sekadar menghiasi taman, belakangan adenium juga dijadikan parsel Lebaran atau sekadar hadiah buat teman. Peluang baru ini mulai ditekuni Chandra dua tahun lalu. "Mulanya, seorang pelanggan memesan hingga 200 pot untuk parsel," katanya. Dia lalu tertarik untuk menggeluti bisnis parsel yang berisi bunga kamboja jepang.

Dalam perjalanannya Chandra sempat berhenti membuat parsel adenium. Ini karena ia sulit mendapatkan pot keramik yang sesuai dengan Adenium obesum. Pot plastik standar kurang sesuai dengan nuansa eksklusif tanaman ini. "Adenium bukan bonsai. Maka memakai pot bonsai terlalu kecil, sementara pot lainnya terlalu besar," katanya. Delapan bulan lalu, akhirnya Chandra berpikir untuk memproduksi sendiri pot-pot keramik khusus untuk adeniumnya. Hasilnya ternyata lumayan menarik.

Kini orang yang tertarik menekuni bisnis parsel adenium kian banyak. Contoh lain, Maria Nurani, pemilik Indoflorist. Mirip Chandra, semula ia hanya menjadi kolektor kamboja jepang. "Lalu iseng-iseng saya mengirimkan adenium sebagai parsel untuk teman-teman. Ternyata banyak yang suka," katanya. Sekarang Maria memajang bisnisnya di Internet. Dalam situs miliknya, ia memasang gambar sejumlah koleksi adeniumnya lengkap dengan harganya.

Keindahan adenium rupanya yang membius Maria sehingga ia tergoda untuk menekuni bisnis itu. "Bunganya indah, dan bonggolnya bisa menciptakan imajinasi tersendiri buat penggemarnya," ujarnya.

Alasan Chandra hampir sama. Bunga ini multipesona. Bonggol adenium bisa muncul dalam berbagai bentuk yang unik dan kocak. Adenium semakin istimewa karena bentuk batangnya tak bisa direkayasa seperti bonsai.

Orang yang membeli adenium pun punya berbagai macam tujuan. Ada yang mendandaninya, ditaruh dalam pot, lalu dijadikan parsel. Tak sedikit pula yang membelinya untuk koleksi pribadi. Menurut Chandra, orang yang tergila-gila pada keindahan adenium cenderung menjadikannya sebagai penghias rumahnya.

Tak seperti tanaman lain yang dihargai berdasarkan ukuran potnya, adenium dijual berdasarkan diameter bonggolnya dan jenis bunganya. Kata Chandra, adenium dengan harga di atas Rp 1 juta biasa diambil sendiri oleh pembelinya. Itu sebabnya ia lebih sering mengirimkan adenium seharga ratusan ribu rupiah kepada pemesannya.

Di Indoflorist juga bisa ditemukan paket parsel adenium berisi 5-6 batang adenium mungil yang berbeda jenis. "Yang besar-besar biasanya dipesan untuk pejabat," kata Maria, yang telah menjual ratusan paket adenium. Ia mengaku pernah mendapat pesanan dari seorang pejabat yang mengirimkan untuk Presiden Timor Leste. Namun ia mengelak menyebut nama pejabat tersebut. "Pokoknya ada sajalah," katanya.

Selama ini adenium jenis Morodoklo dan Calipso menjadi primadona bisnis Maria. Harganya bisa mencapai Rp 1,5 juta. Ada juga yang lebih istimewa, Morodoklo setinggi satu meter. Maria menawarkannya dengan harga Rp 20 juta. Lain halnya Chandra. Ia mengandalkan Harry Potter. Bagi dia, jenis adenium inilah yang paling banyak diminati orang.

Adenium obesum memang masih berada dalam satu keluarga dengan bunga kamboja, tapi berbeda genusnya. Perbedaannya secara mencolok tampak pada daun dan akarnya. Semakin tua, batang adenium semakin besar dan berbonggol-bonggol. Karena berasal dari daerah padang pasir di daratan Afrika, adenium juga kerap dijuluki desert rose. Usianya bisa mencapai ratusan tahun.

Adenium juga dikenal tahan banting. "Mirip dengan kaktus, batang adenium bisa menahan air," kata Chandra. Inilah yang membuat tanaman ini cocok untuk parsel. Ia tak gampang mati kendati ditaruh dalam pot selama berhari-hari. "Paling daunnya yang akan rontok. Tapi tak mengapa, tumbuhan ini tetap hidup," katanya.

Hal itu juga diakui oleh Dik Doank, seorang presenter televisi yang kini memiliki tujuh batang adenium. "Kini semuanya dalam kondisi baik. Mudah, kok, perawatannya," katanya. Dia mendapatkan koleksi kesayangannya ini dari rekan-rekannya.

Meski bentuk bonggolnya amat menarik, secara umum adenium diberi nama berdasarkan bunganya. Di antaranya My Country, Kiss Me Quick, Marilyn Monroe, Harry Potter, dan Ron Weasley. Ada pula Fragrant Snow, yang beraroma lembut hanya pada pagi hari. Di seluruh dunia ada sekitar 100 jenis adenium. Yang paling populer adalah jenis adenium yang dikembangkan di Thailand.

Maria dan Chandra selalu memberikan panduan perawatan adenium kepada para pembeli, kendati perawatannya tidak sulit. "Edukasi penting agar masyarakat tak hanya melihat cantiknya tanaman ini saat membeli," kata Chandra. Dia juga tak mau merendahkan intelektualitas pembeli dengan cara semborono. Misalnya, dengan menyebut satu jenis adenium membawa hoki.

Seni merawat adenium itu pula yang dinikmati oleh Dr. Edi Suratman, yang tinggal di Bumi Serpong Damai, Tangerang. Tak sekadar menikmati keindahannya, ia kerap berbagi pengalaman merawat adenium dengan kawan-kawannya. Edi juga gemar mengirim bunga cantik ini kepada keloganya. Selain sebagai simbol silaturahmi, ia ingin menularkan hobi mengoleksi adenium.

Edi amat terpesona dengan adenium jenis Morodoklo dan Kung's Pride. Bunga jenis ini pula yang sering ia bagikan buat kawan-kawannya. Dia tidak terlalu peduli berapa duit yang dihabiskan untuk hobi ini. "Keindahan itu, kalau kita suka, tak bisa diukur dengan uang," ujarnya.

Utami Widowati

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus