Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kesehatan

Keropos di usia senja

Tulang lebih cepat keropos pada wanita menopause, pecandu rokok atau alkohol, dan peminum soft drink. penangkalnya: olahraga yang teratur.

29 Januari 1994 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

NYERI tulang mungkin bisa sekejap dihilangkan -- seperti yang diiklankan di televisi -- tapi keropos tulang? Yang disebut terakhir ini memang lebih parah. Namun, nyeri dan keropos ada kaitannya. Karena itu, bila Anda bangun pagi dan mengalami nyeri pada bagian punggung, waspadalah. Ini terutama bagi yang berusia 55-85 tahun dan wanita yang sudah mengalami menopause. Masalahnya, produksi hormon estrogen pada wanita menopause terhenti sehingga massa tulang cepat merosot. Di Amerika Serikat tiap tahun sekitar 1,5 juta wanita menopause mengalami patah tulang. Di Indonesia belum diketahui karena tak ada bound densitometer -- alat pendeteksi osteoporosis. Menurut Dokter Sidartawan Soegondo, ahli metabolik endokrin dari Bagian Ilmu Penyakit Dalam Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), sedikitnya 20% wanita pernah mengalami patah tulang sampai usia 65 tahun. "Dan 40% setelah melampaui umur tersebut," katanya pada Simposium Osteoporosis, Sabtu lalu, di Jakarta. Mengeroposnya tulang sangat bergantung pada proses pembentukan tulang ketika usia muda. Seperti diketahui, massa tulang akan meningkat dan mencapai puncaknya pada usia 30-35 tahun. Lalu, untuk jangka waktu tertentu, massa tulang tetap stabil. Namun, dengan meningkatnya usia, tulang akan mengalami kemerosotan. Selain itu, tulang juga merapuh kalau kekurangan kalsium dan vitamin D. Faktor lain adalah kebanyakan mengonsumsi protein, fosfat, dan kafein. Hal ini ditegaskan oleh Dokter Nuhonni M. Jatim, ahli rehabilitasi medik dari RSCM. Selain itu, anak-anak yang senang minum soft drink banyak mengandung fosfat malah jadi enggan minum susu yang kaya kalsium. "Ini berakibat pemasukan fosfat tak sebanding dengan kalsium. Dan disinyalir, hal ini mengakibatkan osteoporosis," kata Nuhonni. Dampak yang lebih parah adalah yang disebabkan oleh kebiasaan merokok dan minum alkohol bisa mempercepat risiko osteoporosis dua kali lipat. Adakah penangkalnya? Menurut Nuhonni, olahraga yang teratur sangat efektif mencegah pengeroposan tulang. "Namun, belum terbukti bahwa kehilangan massa tulang bisa dipulihkan dengan olahraga," katanya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus