Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, Luhut Binsar Pandjaitan bercerita bahwa ia memiliki hutang seumur hidup kepada istrinya tercinta, Devi Pandjaitan. "Saya itu hutang juga ke istri saya ini," kata Luhut pada acara Wealth Wisdom 2019: Menggapai Hidup yang Lebih Kaya, Bermakna & Esensial di Ritz Carlton Pacific Place, Jakarta pada 14 Agustus 2019.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Luhut bercerita saat istrinya lulus Universitas Indonesia dan hendak melanjutkan pendidikan ke Belanda demi mendapat gelar PHD, ada keputusan sulit yang perlu diambil. Ketika itu, Luhut dan Devi sudah memiliki 3 anak. Luhut pun, sebagai prajurit lebih sering meninggalkan rumah dan pergi ke berbagai pelosok di Indonesia. Sering sekali Luhut tidak pulang selama 8 bulan hingga satu tahun. Sehingga Devi lebih banyak mengurus anak-anaknya sendiri. "Dia (Devi) konsul ke bapaknya," kata Luhut.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Saat itu ayah Devi pun mengingatkan bahwa Devi adalah seorang ibu dan juga istri. Akan sangat sulit untuk Devi melanjutkan belajar. "Kata ayahnya 'Kalau kamu pergi juga, bagaimana anakmu?'," kata Luhut.
Akhirnya Devi memutuskan untuk tetap di Indonesia dan menjaga anak-anak serta ikut Luhut dinas ke berbagai daerah. "Jadi saat temen-temennya di UI sudah mendapatkan gelar PHD dan profesor, kamu tidak jadi profesor gara-gara saya. Tapi kamu profesor rumah tangga kok," kata Luhut menyemangati sang istri yang duduk di sebelahnya. Gaya Luhut itu pun mendapat tepuk tangan penonton.
Foto Luhut Binsar Pandjaitan dan istrinya Devi Pandjaitan/ Facebook-Luhut Binsar Pandjaitan
Saat ini Luhut dan Devi sudah menikah selama 48 tahun. Mereka dikaruniai sampai 4 orang anak. Dalam akun Facebooknya pada 1 Desember 2018, Luhut juga sempat menulis tentang hutangnya kepada sang istri. Ia mengatakan paham bahwa menjadi istri seorang anggota TNI yang sering tugas operasi ke luar daerah tidaklah mudah. "Maka dari itu, melihat anak-anak dan cucu-cucu saya tumbuh dengan baik, membuat saya merasa berhutang pada istri. Seorang yang cantik dan pintar, yang rela mengorbankan cita-cita pribadinya demi keluarga," katanya.
Hutang itu dibayar Luhut sampai sekarang dengan berusaha menjadi seorang suami yang belajar menjaga komitmen. "Tentu saya tidak sempurna, tapi sebagai laki-laki saya tahu kapan harus memimpin, kapan harus memperhatikan, kapan harus diam, mengalah, dan mendengar," katanya.
Luhut sering mendengar bahwa laki-laki pada dasarnya sulit menjaga kesetiaan. "Tidak salah. Tapi pengalaman hidup mengajarkan pada saya bahwa seorang pria bisa belajar untuk berkomitmen, kalau dia mau," kata Luhut Binsar Pandjaitan.