Kisah Sumpit dari 3 Negara, Mengapa Ada yang Terbuat dari Logam?

TEMPO.CO, Jakarta - Saat menyantap makanan di restoran Cina, Korea, dan Jepang, sumpit menjadi alat makan yang umum digunakan. Meskipun sekilas terlihat sama, namun jika diperhatikan lebih seksama ternyata ada perbedaaan antara sumpit dari ketiga negara Asia tersebut.

Sumpit yang biasa digunakan di Cina umumnya lebih panjang dibanding sumpit Korea dan sumpit Jepang. Sumpit yang lebih panjang ini memudahkan orang untuk mengambil makanan yang biasanya dihidangkan di tengah meja untuk dinikmatii bersama-sama, sesuai tradisi makan ala Cina.

Baca juga:
Roy Kiyoshi Meramal Ayu Ting Ting, Tilik 3 Cara Meramal Nasib
Vicky Prasetyo Ditalak? Jaga Hubungan Pernikahan dengan Cara Ini
Heboh Flash Sale Tokopedia, Intip 3 Trik Belanja Online

Ujung sumpit asal Cina umumnya juga lebih tumpul dan tebal, dengan penampang melintang berbentuk persegi panjang. Di negara Cina, sumpit biasanya terbuat dari bambu. Untuk kalangan kelas atas, bahan sumpit sangat beragam dan unik. Misalnya dari tulang, kayu, bahkan batuan berharga seperti giok.

Pada masa kerajaan di Korea, kalangan bangsawan menggunakan sumpit dari bahan emas, perak, dan kuningan. Tak hanya karena bahan tersebut lebih berharga, sumpit dari perak juga berguna untuk mendeteksi racun arsenik yang mungkin dicampurkan pihak musuh ke makanan mereka.

Penggunaan sumpit dari bahan logam dianggap lebih bersih dan higienis. Saat ini, sumpit di Korea lebih banyak yang terbuat dari bahan stainless steel. Bentuknya lebih ramping dibanding sumpit Cina. Orang Korea biasanya menggunakan bantuan alat makan lain yaitu sendok bulat yang juga terbuat dari logam untuk menyantap nasi dan sup.

Lain lagi di Jepang, sumpit khas negara ini memiliki ukuran paling pendek jika dibandingkan sumpit Cina dan Korea. Panjang sumpit ini sesuai dengan kebiasaan orang Jepang yang umumnya menyuapkan makanan dengan mendekatkan mangkuk ke mulut.