Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kesehatan

Louise Ditunggu 12 Tahun

Suami istri Brown dari Oldham telah mendapatkan anak bernama Louise Brown dari sistim Steptoe Edwards. Louise lahir dengan cara pembedahan. (ksh)

12 Agustus 1978 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

USAHA untuk membuahi telur wanita dalam tabung percobaan sudah dimulai sejak tahun 1940-an. John Rock dari Amerika Serikat, seorang dokter kandungan dan pionir pil KB ketika itu melaporkan bahwa ia dan teman-sejawatnya berhasil membuahi telur dalam tabung percobaan. Namun pertumbuhan telur tersebut bukanlah sebagai hasil pembuahan oleh sperma, melainkan disebabkan oleh pertumbuhan insidentil dari telur. Sama halnya dengan yang dikerjakan Daniele Petrucci dari Itali pada tahun 1950-an, ketika ia berhasil membesarkan telur menjadi embrio sampai berumur 29 hari dalam tabung. Tapi embrio itu kemudian ia hancurkan sendiri, karena katanya "tumbuh menakutkan". Dan seluruh penelitian ia hentikan karena dikutuk Vatikan. Baru pada tahun 1960-an para peneliti memaklumi bagaimana caranya membuahi telur binatang menyusui dengan sperma dalam tabung percobaan. Metode pembuahan tersebut ditemukan oleh MC Chang dari Worcester Foundation for Experimental Biology di Shrewsbury dan CR Austin dari Universitas Cambridge. Penemuan-penemuan yang baru terbatas pada pembuahan telur binatang, mulai tikus sampai kelinci itu kemudian memperoleh kelanjutan yang mengejutkan ketika Steptoe dan Edwards dari Inggeris pada tahun 1969 mengumumkan bahwa mereka sudah bisa membuahi telur wanita dengan sperma laki-laki. Pengumuman itu kontan dapat tantangan dari para pendeta kolot. Untuk meredakan kecemasan orang ketika itu kalau kalau mereka sedang mengembangkan tehnik untuk menghidupkan bayi dalam tabung, Steptoe menjelaskan bahwa tujuan penelitian mereka adalah sangat berbeda dari anggapan yang tengah beredar. "Semua yang sedang kami kerjakan adalah untuk menolong para ibu yang tak bisa mendapat anak karena saluran indung telur mereka tak berfungsi," katanya. Dan 25 Juli lalu anak pertama dari sistim Steptoe-Edwards ini telah lahir untuk membahagiakan pasangan suami isteri Brown yang sudah bertahun-tahun menunggu sang anak. Dari London, Pembantu TEMPO Gabriel Gay melaporkan: Kota kecil Oldham yang biasanya tenang tiba-tiba saja dibanjiri para wartawan, juru potret dan kameramen dari seluruh penjuru dunia. Di penghujung Juli kota yang berpenduduk 227.000 orang yang selama ini hampir-hampir tak pernah didengar di luar Inggeris, dalam sekejap muncul di hampir setiap surat kabar dan jadi buah bibir hampir setiap orang di seluruh dunia. Di kota kecil inilah lahir bayi tabung pertama di dunia, namanya Louise Brown. Kelahirannya sebenarnya terlalu cepat sepuluh hari. Karena ibunya, Lesley Brown pada bulan terakhir kehamilannya menderita penyakit toxemia atau keracunan darah yang kemudian disusul dengan kekurangan hormon. Maka Patrick Steptoe dan Robert Edwards memutuskan untuk membedah dan mengeluarkan orok yang jalan kehidupannya memang agak ganjil. Sudah 9 tahun lamanya kedua orang itu kawin, tapi tak seorang anak pun yang mau datang. John (38 tahun) sang ayah, memang sudah mempunyai anak perempuan berumur 17. Tapi itu dari perkawinannya yang pertama. Padahal ia dan isterinya Lesley kepingin punya anak dari hubungan perkawinan mereka. Berangkat ke dokter, hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa Nyonya Brown (30 tahun memang tak bakalan dapat melahirkan, karena fallopian (saluran indung telur) tersumbat. Telurnya tak bisa mencapai uterus, (rahim) di mana spermatosoa sang suami biasanya menunggu untuk membuahi, dan memungkinkan satu kehidupan. Masturbasi Tapi menurut Steptoe dan Edwards yang sudah 12 tahun melakukan penelitia terhadap kemungkinan pembuahan di luar kandungan, pasangan suami isteri itu bisa saja memperoleh anak. Sebab soalnya hanya saluran indung telur yang tersumbat sedang selebihnya tak ada persoalan. Mula-mula Nyonya Lesley Brown dirangsang dengan hormon untuk meranumkan telur di dalam indung telurnya (ovary). Kemudian telur itu diambil. Jangan lupa, untuk mencapai indung telur itu tidaklah mudah. Hanya dengan alat yang disebut Laparoscope, yang penemuannya juga dirintis Steptoe, pekerjaan tersebut bisa terlaksana. Alat tersebut dimasukkan melalui sebuah torehan pada dinding perut Lesley dan dengan Laparoscope itu Dr. Steptoe mengintip telur dalam indung telur tersebut. Dengan sebuah jarum berongga yang ujungnya mirip ujung jarum pentul, telur-telur itu dikeluarkan dari sarangnya. Sebutir telur kemudian diletakkan di dalam tabung yang berisi serum darah dan zat-zat gizi, ke dalam tabung itu dimasukkan pula sperma John Brown, sang suami, untuk membuahi telur isterinya. Menurut kabar sperma itu diperoleh dengan jalan masturbasi. Spermatozoa sang suami yang banyak itu dan bentuknya seperti kecebong berenang-renang dalam tabung tersebut dan menyerbu telur tadi. Setelah telur itu bersatu dengan salah satu spermatozoa dan pembuahan terjadi, ia dipindahkan pula ke tabung yang lain, yang juga berisi serum darah dan zat-zat gizi. Konon pemindahan-pemindahan tersebut memerlukan ketelitian yang amat saksama. Dalam waktu tiga sampai enam hari kemudian telur yang telah dibuahi itu membagi diri, menciptakan segumpal sel yang disebut blastocyst. Setelah Lesley diberi hormon lagi untuk mempersiapkan kandungannya, maka blastocyst itu kemudian dimasukkan ke dalam kandungannya itu. Buah itu ditempelkan pada dinding rahim. Sejak saat itulah buah tadi mengalami perkemhangan yang lumrah, sebagaimana semua orok memulai hidupnya. Dari dinding rahim tersebut buah tadi memperoleh makanan. Dan di situlah ia memperoleh perkembangan yang amat mendebarkan. Mendapatkan tangan dan kaki, pokoknya seluruh anggota tubuh serta otak. Semua usaha yang paling sulit -- mulai dari pengambilan telur, pembuahan di dalam tabung laboratorium, sampai pada pencangkokan blastocyst pada dinding rahim -- kabarnya tidak dilakukan di rumah sakit Oldham, tapi pada sebuah gedung tua, kurang lebih satu mil dari sana. Di sebuah laboratorium lengkap yang dibiayai oleh Steptoe sendiri dengan hasil usahanya melakukan pengguguran yang syah menurut hukum. Dalam pertemuan pers setelah kelahiran bayi tabung tersebut, Dr Steptoe dan Edwards mengatakan bayi tersebut, pada mula pembuahannya berjalan baik. Pembedahan untuk mengeluarkan bayi itu mereka lakukan karena keracunan darah yang menyerang ibunya begitu pula kekurangan hormon yang menyusui kemudian. Operasi penyelamatan itu mereka lakukan setelah mereka yakin betul jantung, otak, ginjal dan bagian-bagian lain tubuh si bayi yang masih dalam kandungan itu, memang betul-betul normal dan cukup kuat. Menjelang tengah malam, Louise Brown, sang bayi, lahir dengan pipi yang tembem. Berat 2,24 kg. "Cantik. Warna kulitnya bagus. Tidak merah dan tak berkeriput," kata ayahnya John Brown menyambut. Steptoe dan Edwards nampaknya tidak begitu emosionil karena keberhasilan tersebut. Mereka malahan memperingatkan kepada para wanita untuk jangan terlalu banyak berharap terhadap pertolongan macam itu. "Jelas bahwa pertolongan tersebut tidak akan tersedia untuk semua orang," katanya. Fasilitas yang mereka gunakan sangat kurang, katanya, dan sama sekali tidak akan menampung pasien lagi. Mereka sekarang sedang bekerja keras untuk membangun fasilitas yang lebih baik untuk melanjutkan penelitian mereka. 3 Yang Lestari Kekurang-sempurnaan fasilitas kerja mereka agaknya bisa ditarik dari beberapa kegagalan yang mereka alami. Beberapa saat sebelum Lesley Brown mereka tangani, sebuah berkala kedokteran mengutip Steptoe mengatakan bahwa dari 60 pencangkokan telur yang sudah dibuahi ke dinding rahim, hanya 3 yang menunjukkan kelestarian. Satu bertahan sampai 9 minggu sedang yang lain hanya dua minggu. Mengapa begitu sedikit hasilnya? Paling tidak ada tiga sebab. Pertama, karena kesulitan memindahkan telur yang sudah dibuahi di tabung percobaan ke dalam rahim. Kedua, karena kekacauan chromosome yang belum terungkap yang menyebabkan telur rusak sebelum sempat membesar di dinding rahim. Ketiga, pengaruh hormon yang diberikan untuk meranumkan telur. Perlengkapan yang lebih baik yang sedang dipersiapkan Steptoe dan Edwards agaknya untuk memperkembangkan tehnik dan mengecilkan faktor-faktor penyebab tersebut. Bagi Steptoe dan Edwards, bayi Louise Brown memang sudah lama ditunggu-tunggu. Selama dua belas tahun mereka melaksanakan berbagai percobaan untuk sampai pada taraf membuat kehamilan dengan perkawinan telur dan sperma di dalam tabung. Tak jelas berapa banyak wanita yang terlibat dalam percobaan mereka, tapi hanya ibu Louise satu-satunya yang berhasil hamil sempurna. Untuk dunia kedokteran sukses mereka merupakan kemajuan yang penting. Apalagi nanti kalau ternyata anak tersebut sehat walafiat sampai dewasa. Tentu sangat berguna untuk menolong kaum ibu yang tak bisa mendapatkan anak, karena saluran indungnya tersumbat. Di Inggeris jumlah ini cukup besar, belum lagi dari negeri lain. Di Amerika Serikat diperhitungkan 10% wanita yang kawin tapi tak bisa mendapatkan anak. Sekitar 3% dari jumlah itu mandul hanya karena saluran indung telur yang tersumbat. Sementara kalangan agama nampak tak keberatan terhadap cara pembuahan tersebut selama yang punya telur dan sperma memang punya hubungan perkawinan sah. Cuma kalau anak tersebut cacad nantinya siapa yang bertanggungjawab. Orang tua, dokter atau pemerintah yang mengizinkannya? BOKS Perjalanan Telur Itu ===================== 1. Dengan alat laparoscope yang dimasukkan lewat torehan kecil pada perut, telur diambil dengan memakai jarum berongga. 2. Telur itu kemudian diletakkan ke dalam tabung kaca berisi serum darah dan zat-zat gizi. 3. Jika telur tadi sudah dibuahi, dipindahkan ke tabung lain yang berisi serum darah dan zat gizi. Selama tiga sampai enam hari telur yang sudah subur itu membagi diri dan menciptakan gumpalan sel blastocist. 4. Setelah wanita yang punya telur disuntik hormon untuk mempersiapkan rahimnya, blastocist tadi dipindahkan ke dinding rahim. Di situ ia menjalani proses kehamilan yang lazim.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus