Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Poin penting
Tidak ada larangan mengkonsumsi makanan manis bagi orang yang terinfeksi Covid-19 asal tak berlebihan.
Makanan manis berbahaya jika insulin jelek serta menderita diabetes dan obesitas.
Bagi yang menjalani isolasi mandiri jaga asupan makanan dan gizi seimbang.
Hasmi dan keluarganya terinfeksi Covid-19 dua pekan lalu. Begitu mendengar kabar mereka harus menjalani isolasi mandiri di rumah, para kerabat, teman, dan sahabat mereka berkirim simpati. Ponsel mereka kebanjiran ucapan doa dan kabar. Selain itu, warga Bogor ini kebanjiran kiriman aneka makanan. Tak hanya lauk-pauk untuk persediaan selama menjalani isolasi, tapi juga kue-kue, vitamin, obat herbal, dan buah-buahan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Di antara kiriman itu, terdapat banyak makanan manis. Padahal selama ini istri Hasmi tak membiasakan anak-anaknya terlalu banyak makan sesuatu yang manis-manis. Selain itu, keluarga ini pernah mendengar informasi bahwa saat seseorang terkena Covid-19 tidak boleh makan makanan manis karena akan membuat virus "senang". Namun, karena banyaknya makanan manis kiriman, mau tak mau mereka harus makan. Sebagian dari makanan itu, yang awet, mereka simpan di kulkas.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Soal makanan manis bagi penderita Covid ini menjadi bahasan di Instagram live Dr R.A. Adaninggar Primadia Nariswari, SpPD, internis dari Rumah Sakit Adi Husada, Surabaya; dan dr Putri Sakti, M Gizi, SpGK, ahli gizi RS Permata Cibubur, pada Ahad, 13 Februari 2022. Dokter Adaninggar menyatakan virus tidak mengkonsumsi gula. “Virus ini tidak punya mulut, tidak makan apa pun, jadi informasi tersebut tidak benar,” ujarnya mengawali perbincangan itu.
Ia menjelaskan, saat seseorang terinfeksi, ia membutuhkan energi untuk metabolisme demi penyembuhan dan pembentukan sel imun. Menurut Adaninggar, gula atau makanan manis jika dikonsumsi dalam jumlah cukup dan respons insulin bagus, akan bisa diserap masuk oleh sel. Namun, jika respons insulin jelek (terjadi resistan insulin), akan terjadi inflamasi atau peradangan. “Selama insulin oke, tidak menderita obesitas atau diabetes, sah-sah saja makan makanan manis,” ujar dokter Ning, panggilan akrabnya.
Ilustrasi asupan gula bagi penderita Covid-9. Shutterstock
Dokter Putri mengatakan beberapa orang yang terinfeksi Covid-19 memang mengaku takut mengkonsumsi kiriman makanan yang manis-manis. Padahal tak ada larangan mengkonsumsi makanan manis, kecuali ada gangguan metabolisme. ”Boleh, tak perlu takut, tapi konsumsi dengan bijak, jangan kalap,” ujarnya menegaskan. “Kecuali pada orang yang resistan insulin dan ada gangguan metabolisme.”
Menurut dia, gula atau glukosa digunakan sel imun untuk bekerja serta menjadi makanan bagi otak. Jika kadar insulin tidak baik, gula darah akan tinggi dan bisa menyebabkan terjadinya infeksi. Nah, virus atau bakteri akan mereplikasi karena sel imunnya tidak bisa bereaksi. “Ada penelitian bahwa gula bisa digunakan virus Covid-19 untuk bereplikasi. Tapi penelitian ini masih in vivo, masih butuh penelitian lebih lanjut,” tuturnya.
Banyak juga yang menanyakan soal madu untuk mendapatkan vitamin dan mineral. Menurut Putri, jika asupan makanan sehari-hari sudah bagus, madu tak wajib dikonsumsi. Tapi, jika masih ingin mengkonsumsinya, ia menganjurkan takaran maksimalnya satu sendok makan saja dan kurangi makanan atau minuman manis lainnya.
Ia juga mengingatkan bahwa gula sifatnya comfort food. Jika kelebihan, akan membuat seseorang kecanduan, merangsang untuk terus memakannya. Agar tidak merasa terus lapar dan ngemil, usahakan minum banyak air putih dan mengunyah makanan dengan pelan-pelan. Dengan mengunyah lebih pelan dan lebih lama, makan akan lebih kenyang.
Ia menjelaskan pula bahwa mengkonsumsi buah-buahan cukup bagus. Namun, ia mengungkapkan, ada beberapa buah yang mempunyai fruktosa dan indeks glikemik tinggi sehingga mudah membuat gula darah melejit. Contohnya, pepaya dan mangga. “Jika makan mangga atau pisang, pilihlah yang agak mengkal,” ujarnya.
Putri menganjurkan agar mereka yang sedang menjalani isolasi mandiri tetap menjaga asupan makanan dan bergizi seimbang. “Agar gula darah terkontrol, sesuaikan karbohidrat, protein, dan lemak untuk lauk, sayur, serta buah. Sesuaikan pula dengan berat badan dan faktor stres.”
Menurut Putri, imunitas seseorang akan cukup atau terbentuk kalau kebutuhan karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineralnya terpenuhi dengan komposisi benar. Itu ditambah lagi dengan olahraga rutin dan menghindari risiko dengan melaksanakan protokol kesehatan.
DIAN YULIASTUTI
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo