Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kesehatan

Manfaat Flossing bagi Kesehatan Gigi

Flossing menjadi hal penting dalam menjaga kebersihan mulut. Aktivitas ini membantu menghilangkan makanan yang terjebak di antara gigi, sehingga mengurangi jumlah bakteri dan plak di mulut.

26 Januari 2025 | 15.58 WIB

Image of Tempo
material-symbols:fullscreenPerbesar
Flossing atau Benang Gigi. shutterstock.com

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Setelah menyikat gigi, sering kali masih ada sisa kotoran yang tertinggal, terutama pada area yang sulit dijangkau. Hal ini bisa menyebabkan penumpukan plak yang berdampak buruk pada kesehatan gigi. Untuk membersihkan kotoran yang terjebak di sela-sela gigi tersebut, metode flossing dapat menjadi pilihan tepat untuk mendukung kesehatan gigi.

Dilansir dari Healthline, flossing adalah kebiasaan penting dalam menjaga kebersihan mulut. Aktivitas ini membantu menghilangkan makanan yang terjebak di antara gigi, sehingga mengurangi jumlah bakteri dan plak di mulut. 

Benang gigi atau dental floss merupakan alat penting untuk menjaga kebersihan gigi. Alat ini dirancang khusus untuk menghilangkan sisa makanan yang tersangkut di sela-sela gigi. Meskipun sisa makanan yang terjebak di gigi bisa dibersihkan dengan berbagai alat, seperti tusuk gigi, hal tersebut tidak sama dengan flossing yang sesungguhnya. Sesuai dengan namanya, flossing sebaiknya dilakukan menggunakan benang gigi, karena lebih aman dan memberikan hasil yang lebih optimal.

Merujuk pada laman nhs.uk, disarankan untuk mulai menggunakan sikat interdental sebagai bagian dari rutinitas perawatan kesehatan mulut harian sejak usia 12 tahun, selain menyikat gigi. Sikat interdental, atau sikat interproksimal, adalah sikat gigi kecil dengan kepala berbentuk silinder yang tipis. Sikat ini dirancang untuk membersihkan ruang di antara gigi yang tidak dapat dijangkau oleh sikat gigi biasa, sehingga efektif untuk menghilangkan sisa makanan dan plak.

Namun, beberapa orang mungkin tidak memiliki cukup ruang di antara gigi mereka untuk menggunakan sikat interdental, sehingga flossing bisa menjadi alternatif yang bermanfaat. Meskipun banyak orang yang menyikat gigi setiap hari, tidak semua dari mereka menggunakan benang gigi dengan frekuensi yang sama.

Dokter gigi Anggi Pratiwi menjelaskan bahwa rutin melakukan flossing, dapat menjaga kesehatan gusi dan menghindari insiden gigi berlubang dan peradangan gusi yang disebabkan oleh bakteri pada sisa makanan yang masih menempel. 

“Gusi yang bermasalah bisa menyebabkan bau mulut, pendarahan hingga pembengkakan gusi. Untuk itu penting menggunakan benang gigi sebagai bentuk pencegahan,” katanya.

Lantas, apa yang digunakan orang ketika sisa makanan terjebak di gigi? Sebuah studi terhadap penduduk Amerika Serikat, yang dilakukan oleh Ipsos atas nama Waterpik dan berkonsultasi dengan American Dental Association (ADA) alih-alih menggunakan benang gigi, sebagian besar orang cenderung menggunakan benda-benda yang tidak biasa.

Pada studi tersebut, ditemukan bahwa banyak orang Amerika menggunakan berbagai objek seperti kuku (61 persen), kertas atau kartu yang dilipat (40 persen), peralatan makan seperti garpu, pisau, atau sendok (21 persen), peniti (14 persen), bahkan helai rambut (7 persen) untuk membersihkan makanan yang terjebak di gigi mereka.

Meskipun ada orang yang menggunakan benda-benda yang tidak biasa untuk flossing, ADA (American Dental Association) menekankan bahwa sangat penting untuk melakukan flossing dengan cara yang benar. Penggunaan benda tajam seperti pisau makan atau peniti untuk membersihkan sisa makanan yang terjebak di gigi dapat berisiko merusak gigi dan gusi.

Benda-benda tersebut tidak hanya berpotensi melukai jaringan lunak di sekitar gusi, tetapi juga bisa menyebabkan infeksi atau peradangan jika digunakan dengan cara yang salah. Oleh karena itu, sangat disarankan untuk menggunakan benang gigi sebagai alat utama untuk flossing. Benang gigi dirancang khusus untuk membersihkan sela-sela gigi dengan lembut namun efektif, sehingga tidak merusak jaringan gusi atau enamel gigi.

Di samping itu, waktu yang tepat untuk menggunakan benang gigi juga berkontribusi pada kesehatan mulut yang optimal. Menurut Healthline, banyak orang yang memiliki kebiasaan menyikat gigi terlebih dahulu baru kemudian flossing, tetapi secara umum, disarankan untuk melakukan flossing terlebih dahulu sebelum menyikat gigi.

Sebab, jika Anda menyikat gigi terlebih dahulu dan baru menggunakan benang gigi setelahnya, sisa makanan dan plak yang masih tertinggal di sela-sela gigi akan tetap berada di mulut hingga sesi sikat gigi berikutnya. Dengan melakukan flossing terlebih dahulu, Anda dapat memastikan bahwa semua kotoran, sisa makanan, dan plak benar-benar terangkat dari gigi dan gusi, sebelum akhirnya menyikat gigi untuk menghilangkan bakteri dan kuman yang mungkin masih tersisa.

Selain itu, ADA juga merekomendasikan agar flossing dilakukan setidaknya sekali sehari, dan menyikat gigi dilakukan dua kali sehari, pagi dan malam. Kebiasaan ini dapat membantu menjaga kebersihan mulut secara keseluruhan, mencegah penumpukan plak yang bisa menyebabkan karies, dan mengurangi risiko penyakit gusi. 

Pilihan Editor: Masalah Kesehatan yang Terlihat dari Ludah

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus