MAKAN banyak tidak akan membikin umur panjang dan sehat.
Sebaliknya, makan sedikit besar kemungkinan membuat hidup lebih
tahan lama -- dan bebas dari ancaman penyakit. Pikiran ini
sekarang sedang berkembang di kalangan peneliti Amerika Serikat.
Dalam berbagai percobaan, para peneliti menemukan bukti yang
meyakinkan, bahwa usia bisa diperpanjang dengan mengurangi
sepertiga kalori dari jumlah yang dibutuhkan seseorang untuk
mempertahankan bobot tubuhnya. Percobaan binatang menunjukkan
hidup "kurang gizi" bisa memperpanjang usia sampai 40 tahun.
Kecenderungan daya tahan yang menurun menjelang usia tua juga
berkurang. Sehingga orang akan terhindar dari penyakit jantung,
kanker, ginjal dan penyakit tulang. Dari berbagai percobaan itu
disimpulkan: Orang akan mati semata-mata karena usia yang
benar-benar sudah lanjut.
Sekalipun percobaan-percobaan itu masih terbatas pada binatang,
tapi sarjana tadi beranggapan hasilnya juga akan sama pada
manusia.
Sebenarnya, makan sedikit bisa memperpanjang umur pada binatang
percobaan, sudah ditemukan sejak setengah abad yang lampau di
Universitas Cornell AS. Banyak penelitian yang dilakukan
kemudian juga berkesimpulan sama. Tetapi ketika itu hanya
dianggap sebagai barang aneh. Sekarang baru dilihat
kemungkinannya pada manusia.
Mereka yang terlibat dalam penelitian terhadap hubungan antara
makan sedikit dengan kesehatan dan usia itu, tidak menganjurkan
orang supaya hidup kekurangan gizi. "Binatang percobaan kami
tidak kekurangan gizi. Zat-zat makanan mereka tidak kurang dari
batas yang dianjurkan," tukas Dr. Edward J. Masoro dari Pusat
Ilmu Kesehatan Universitas Texas di San Antonio.
Masoro menemukan kalau konsumsi protein tikus percobaan
dikurangi setengah, memang usianya tambah panjang. Tetapi
perpanjangan usia itu lebih banyak lagi kalau kalorinya
dikurangi 40%. Protein adalah zat pembentuk sel tubuh, sedangkan
kalori yang dihasilkannya hanya setengah dari yang dihasilkan
lemak dan karbohidrat.
Sementara itu Dr. Gabriel Fernandes dari Pusat Kanker Memorial
Sloan-Kettering di New York menemukan pengurangan makanan
berlemak dan kalori mencegah binatang percobaan dari penyakit
pembuluh darah. Dia juga menemukan pembatasan konsumsi kalori
secara ketat bisa mencegah dan menyembuhkan kanker payudara.
Tetapi kapan pembatasan jumlah makanan itu bisa dimulai? Sistem
daya tahan tubuh mencapai puncak kemampuannya dalam menangkis
penyakit pada usia puber. Sesudah itu dia akan menurun
pelan-pelan. Pada usia tua kemampuannya tinggal 10 sampai 20%
saja lagi.
Para ahli menganggap pembatasan jumlah makanan itu bisa dimulai
sejak usia muda. Karena dalam sebuah penelitian ditemukan kalau
berpantang makan banyak itu diamalkan pada usia setengah baya,
perpanjangan usia hanya sekitar 10%.
Para ahli nampaknya cukup tertarik yada khasiat "kekurangan
gizi" dalam meningkatkan sistem daya tahan tubuh. Dr. Robert A.
Good seorang ahi immunologi dari Oklahoma menyebutkan tentang
begitu banyaknya bukti yang meyakinkan bahwa pengurangan
protein, kalori atau lemak "bisa mengurangi atau mencegah sama
sekali penyakit-penyakit keturunan." Dia sejak lama sudah
memikirkan pengubahan jumlah makanan yang didukung secara ilmiah
untuk melawan penyakit yang muncul karena melemahnya sistem
pertahanan tubuh, seperti jantung, ginjal dan tulang.
Penelitian klinis mengenai hubungan "kurang makan" dengan usia
panjang belum pernah dilakukan terhadap manusia. Tetapi
pengamatan pada penduduk yang benar-benar kurang gizi karena
keadaan lingkungan dan miskinnya sarana kesehatan menyebabkan
pendeknya usia. Pada zaman Romawi kuno misalnya, hanya setengah
dari jumlah penduduk yang bisa mencapai usia 22 tahun.
Di Amerika Serikat sekarang ini separuh penduduknya bisa
bertahan sampai 76 tahun. Kalau penyakit-penyakit abad modern di
negara itu, seperti kanker, jantung dan ginjal bisa dihindari,
usia rata-rata di sana bisa mencapai 90 tahun.
Ahli seperti Masoro dari Texas itu malahan beranggapan kalau
hasil yang ditunjukkan tikus-tikus percobaan tadi khasiatnya
sama pula pada manusia, maka umur orang Amerika bisa mencapai
140 tahun. Sedang usia rata-rata bisa lebih 120 tahun.
Di Indonesia agaknya belum dapat diterapkan pengurangan makanan
di kalangan penduduk. Sebab penduduk di pedesaan umumnya masih
banyak menderita kekurangan kalori dan protein.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini